Kenalan dengan Jamais Vu, Kebalikan Deja Vu yang Jarang Orang Tahu

ADVERTISEMENT

Kenalan dengan Jamais Vu, Kebalikan Deja Vu yang Jarang Orang Tahu

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 03 Okt 2023 20:00 WIB
Thinking asian woman.
Kenalan dengan Jamais Vu. (Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks)
Jakarta -

Deja Vu terjadi saat orang mengira pernah mengalami situasi baru di masa lalu. Lalu, apa kebalikannya?

Menurut ilmuwan, Deja Vu merupakan pintu untuk melihat cara kerja sistem memori manusia. Ilmuwan menemukan bahwa Deja Vu muncul ketika bagian otak yang mendeteksi keakraban tidak sinkron dengan kenyataan.

Deja Vu adalah sinyal yang mengingatkan manusia akan keanehan ini, yaitu jenis pemeriksaan fakta untuk sistem memori.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pengulangan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih luar biasa dan tidak biasa. Nah kebalikan dari Deja Vu adalah Jamais Vu atau ketika sesuatu yang kamu kenal terasa tidak nyata atau baru dalam beberapa hal.

Jamais Vu adalah sinyal bagi manusia bahwa sesuatu menjadi terlalu otomatis, terlalu lancar, terlalu berulang. Ini membantu otak manusia "keluar" dari proses saat ini dan perasaan tidak nyata sebenarnya adalah pengecekan realitas.

ADVERTISEMENT

Dalam penelitian terbaru Akira O'Connor dkk dalam Science Alert, Jamais Vu bisa melibatkan melihat wajah yang dikenal dan tiba-tiba menemukannya tidak biasa atau tidak dikenal. Para musisi juga mengalaminya sejenak, tersesat dalam alur musik yang dirasa familiar.

Ini adalah pengalaman yang bahkan lebih jarang terjadi daripada Deja Vu.

Metode Penelitian Jamais Vu

Di laboratorium, ilmuwan meminta 94 mahasiswa untuk berulang kali untuk menulis kata yang sama. Mereka melakukannya dengan dua belas kata berbeda, mulai dari yang umum, seperti "pintu", hingga yang kurang umum, seperti "padang".

Ilmuwan meminta peserta untuk menyalin kata tersebut secepat mungkin. Para mahasiswa diperbolehkan berhenti dengan mengungkapkan alasannya.

Ada mahasiswa yang mengeluhkan merasa aneh, bosan, atau tangan mereka sakit. Akan tetapi, nerhenti karena segala sesuatunya mulai terasa aneh adalah pilihan yang paling umum dipilih, dengan sekitar 70% berhenti setidaknya sekali karena merasakan sesuatu yang didefinisikan sebagai Jamais Vu.

Pada percobaan selanjutnya, ilmuwan hanya meminta para subjek penelitian menggunakan kata "the" dan menganggap bahwa itu adalah kata yang paling umum. Kali ini, 55% orang berhenti menulis karena alasan yang sesuai dengan Jamais Vu.

Orang-orang menggambarkan pengalaman mereka mulai dari "Semakin sering melihatnya, semakin kehilangan maknanya" hingga "Sepertinya kehilangan kendali atas tangan".

Nah detikers, pernahkah kamu mengalami Jamais Vu?




(nir/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads