Mengenal Kelping, Perawatan Kulit Unik yang Dilakukan oleh Paus Bungkuk

ADVERTISEMENT

Mengenal Kelping, Perawatan Kulit Unik yang Dilakukan oleh Paus Bungkuk

Nimas Ayu - detikEdu
Selasa, 03 Okt 2023 18:00 WIB
A humpback whale surfaces in the waters of BahΓ­a Solano, Colombia, Tuesday, Aug. 29, 2023. Every year the Colombian population of BahΓ­a Solano welcomes humpback whales and hundreds of tourists who arrive to watch them as they pass through the Pacific. (AP Photo/Ivan Valencia)
Foto: AP/Ivan Valencia/Paus Bungkuk
Jakarta -

Apabila manusia biasa melakukan perawatan kulit untuk menjaga kebersihannya, bagaimana jika hal tersebut dilakukan juga oleh seekor paus?

Ternyata, urusan merawat kulit tak hanya dilakukan oleh manusia saja. Melainkan juga mamalia laut terbesar yakni paus. Salah satu jenis paus yang melakukan perawatan kulit adalah paus bungkuk.

Melansir laman Live Science, diketahui paus bungkuk memiliki perilaku kebiasaan bermain-main dengan rumput laut, yang disebut sebagai kelping. Perilaku kelping tersebut bukan hanya sekedar untuk bermain, tetapi juga sebagai bentuk perawatan kulit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelping Layaknya Lulur Kulit bagi Paus Bungkuk

Perilaku kelping pada paus bungkuk sudah pernah diamati oleh para ilmuwan pada tahun 2007 dan saat itu hanya sedikit paus yang melakukannya.

Kemudian, pengamatan tersebut ditulis dalam artikel berjudul Seaweed Interactions by "Humpback Whales (Megaptera novaeangliae): A Form of Object Play?" dalam jurnal Aquatic Mammals 2012.

ADVERTISEMENT

Diketahui, paus bungkuk di seluruh dunia melakukan kelping layaknya menggunakan lulur kulit. Perilaku kelping juga telah menjadi fenomena global.

"Kelping bisa mereka lakukan bersama-sama sebagai sosialisasi atau juga bisa sendirian. Mereka melakukannya dengan meletakkan rumput laut di kepala dan berguling-guling, mereka juga menggerakannya dengan sirip dada," kata Olaf Meynecke, peneliti di Pusat Penelitian Pesisir dan Kelautan Universitas Griffith Queensland.

Ketika melakukan kelping, diketahui bahwa paus bungkuk tidak memilih-milih jenis rumput laut yang digunakan. Sehingga mereka mau menggunakan jenis rumput laut apapun, seperti rumput laut atau ganggang coklat.

"Apapun yang tersedia di wilayah tersebut maka paus akan menggunakannya," jelas Meynecke.

Kebiasaan Paus Bungkuk

Peneliti mengungkapkan bahwa paus bungkuk atau dikenal juga sebagai paus balin memang suka berinteraksi dengan objek yang ada di habitatnya. Mereka terkadang suka bermain dengan kayu gelondongan dan kayu apung serta ubur-ubur, menurut Journal of Marine Science and Engineering.

Menurut Meynecke, paus bungkuk suka melakukan kelping dikarenakan rumput laut terasa lembut dan nyaman di kulit mereka. Kemungkinan rumput laut dapat menstimulasi bulu-bulu sensorik yang ada pada sepanjang rahang dan sekitar kepala paus.

"Dari rekaman drone terlihat bahwa paus-paus mengincar rumput laut sampai terkadang mereka meninggalkan kelompoknya demi rumput laut itu," ungkap Meynecke.

Manfaat Kelping bagi Paus

Peneliti mengatakan kelping memiliki manfaat membantu paus bungkuk menghilangkan parasit dan bakteri di kulit dengan menggosoknya. Hal ini juga didasari oleh fakta bahwa rumput laut memiliki sifat antimikroba.

"Hanya dengan menggosok akan menghilangkan beberapa makhluk kecil di tubuhnya," kata Meynecke.

Selain itu, paus bungkuk juga memanfaatkan rumput laut untuk menggosok bagian dalam mulut. Mereka melakukannya dengan menggigit rumput laut, menariknya ke dalam air, dan melepaskannya kembali secara berulang.

Padahal paus bungkuk sendiri sebenarnya adalah jenis paus yang tidak memiliki gigi dan tidak biasa menggigit.

"Ini sangat menarik, karena mereka adalah paus balin yang tidak memiliki gigi dan menggigit bukanlah naluri alami mereka," ucap Meynecke.

Namun tidak menutup kemungkinan jika justru akan ada parasit lain yang berasal dari rumput laut berpindah ke tubuh paus bungkuk.

Menurut Meynecke, melakukan kelping dapat memperkuat ikatan sosial beberapa paus yang melakukannya bersama-sama.

"Ini soal koordinasi, mobilitas, dan kenikmatan bermain," jelasnya.

Permasalahan yang mungkin dihadapi paus adalah akibat perubahan iklim yang mampu mengubah distribusi dan perkembangbiakan rumput laut.

"Rumput laut ini mengalami tekanan ekstrim akibat pemanasan laut. Hutan rumput laut yang indah dapat berubah menjadi gurun pasir," tutur Meynecke.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads