Keledai dan Gajah, Mengapa Parpol di AS Pakai Simbol Hewan Tersebut?

ADVERTISEMENT

Keledai dan Gajah, Mengapa Parpol di AS Pakai Simbol Hewan Tersebut?

Noor Faaizah - detikEdu
Minggu, 01 Okt 2023 15:00 WIB
Gajah dan keledai dipakai sebagai simbol dua partai politik terbesar di Amerika Serikat. Gajah melambangkan Partai Republik dan keledai untuk Partai Demokrat
Gajah dan keledai dipakai sebagai simbol dua partai politik terbesar di Amerika Serikat. Gajah melambangkan Partai Republik dan keledai untuk Partai Demokrat Foto: Flickr
Jakarta -

Setiap kali masa kampanye pemilihan umum di Amerika Serikat (AS), pasti dapat dengan mudah kita menemukan ilustrasi keledai dan gajah di berbagai media politik.

Hewan gajah dan keledai telah lama hadir di panggung kontestasi politik AS sejak abad ke-19. Simbol gajah mewakili Partai Republik sedangkan keledai menjadi simbol dari Partai Demokrat.

Dilansir dari laman CNN Style, ternyata ilustrasi hewan tersebut dipopulerkan oleh seorang kartunis yang juga mengenalkan Sinterklas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia adalah Thomas Nast, yaitu seorang kartunis politik besar pertama di Amerika Serikat. Ia bekerja di majalah politik Harper's Weekly pada tahun 1862 hingga 1886 dan dikenal sebagai salah satu satiris paling keras di AS kala itu.

Thomas sering menciptakan karya seni dengan detail rumit sehingga membuat karyanya terkenang di benak masyarakat. Karya Thomas di antaranya The Civil War, The Follies of Reconstruction, Immigration, dan yang paling terkenal adalah The Tammany Hall political machine.

ADVERTISEMENT

Karya seni dengan visual yang mengerikan itu membuat beberapa orang berpendapat bahwa kata "nasty" (dalam bahasa Indonesia: tidak menyenangkan) berasal dari nama belakang sang seniman. Meskipun hal ini tidak pasti benar, namun jika sekilas Anda melihat kartun buatannya maka Anda akan mempercayainya.

Sejarawan menjelaskan Thomas Nast pernah mengalami perundungan ketika tumbuh di New York pada tahun 1840 hingga 1850-an. Hal tersebut tampak dari karya-karyanya yang menggambarkan antara sikap remeh pada pelaku intimidasi dan belas kasih pada para korbannya.

Saat bekerja di majalah politik Harper's Weekly, ia bolak-balik di antara kedua kutub tersebut. Dalam satu karya terkenalnya yang berjudul Worse Than Slavery (1874) terlihat keluarga kulit hitam yang tak berdaya meringkuk di hadapan anggota klan yang menyeringai.

Foto lain ada sebuah parodi dari aliansi KKK dengan mesin politik New York. Karya tersebut berjudul They Are Swallowing Each Other menggambarkan dua pria berbadan besar dan bermata sipit. Mereka digambarkan dalam bentuk ouroboros, seperti simbol kuno ular/ naga yang memakan ekornya sendiri.

Saat ini, kartun-kartun editorial dibuat secara sederhana sehingga sengaja memudahkan pembaca memahami maksud gambar hanya dalam sepersekian detik ketika membaca berita.

Namun, kartun-kartun Nast yang padat dan diberi label dengan cermat tidak didefinisikan sebagai gambar saja tetapi juga argumen. Sehingga hal ini mendorong partisipasi politik yang lebih kritis.

Simbol Hewan Sudah Ada Sejak 1828

Gajah sebagai simbol Partai Republik yang berdiri pada tahun 1854 dimulai saat masa Abraham Lincoln terpilih menjadi Presiden AS. Lincoln adalah menjadi anggota Partai Republik pertama yang terpilih sebagai presiden.

Gambar gajah ditampilkan sebagai simbol Partai Republik setidaknya dalam satu kartun politik dan ilustrasi surat kabar selama Perang Saudara di AS. Saat itu, "melihat gajah" adalah ungkapan yang digunakan oleh tentara untuk berarti mengalami pertempuran.

Namun, binatang berkulit tebal itu tidak mulai digunakan sebagai simbol Partai Republik sampai Thomas Nast, yang dianggap sebagai bapak kartun politik modern, menggunakannya dalam kartun di majalah Harper's Weekly tahun 1874.

Seperti pada karyanya berjudul Third Term Panic pada tahun 1874, terlihat seekor keledai menggunakan kulit singa menakuti hewan-hewan lain dengan cerita liar. Hal ini merujuk pada New York Herald yang mendukung beberapa kandidat Partai Demokrat ketika masa pemilu dengan menyebarkan desas-desus bahwa Presiden Ulysses Grant.

Ulysses Grant merupakan seorang Republikan yang dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga pada tahun 1876. Dalam karya tersebut, si keledai seakan menceritakan kediktatoran Grant yang membuat hewan lain panik.

Di antara hewan-hewan ini terdapat seekor gajah berukuran besar yang diberi label "the Republican Vote," yang tampak seolah-olah akan jatuh dari tebing.

Nast juga menggunakan gajah untuk mewakili Partai Republik dalam kartun tambahan selama tahun 1870-an, dan pada tahun 1880 kartunis lain menggunakan gajah untuk melambangkan partai tersebut.

Adapun, asal usul keledai Demokrat dapat ditelusuri ke kampanye presiden Andrew Jackson pada tahun 1828. Selama kampanye, Jackson dipanggil dengan sebutan 'jackass' yang berarti keledai jantan atau idiom untuk menyebut 'orang bodoh'.

Alih-alih menolak label tersebut, Jackson malah terhibur dengan label tersebut dan menyertakan gambar hewan tersebut dalam poster kampanyenya. Jackson kemudian mengalahkan petahana John Quincy Adams.

Ia pun tercatat sebagai Presiden AS pertama dari Partai Demokrat. Pada tahun 1870-an, kartunis politik berpengaruh Thomas Nast membantu mempopulerkan keledai sebagai simbol seluruh Partai Demokrat.

Pada tahun 1880-an, Thomas Nast menjadi seniman yang paling ditakuti di Amerika dan menjadi musuh bebuyutan mafia dari sayap kanan maupun kiri.

Naasnya, dia kehilangan uangnya karena terjebak skema Ponzi. Pada tahun 1890, ia mencoba membangun kembali kariernya dengan menerbitkan buku ilustrasi Natal. Namun, tampaknya dia telah kehilangan beberapa momentum kreatif hingga di tahun 1902 Thomas Nast meninggal dunia.

Akan tetapi, gajah dan keledai tetap hidup dalam kontestasi politik selanjutnya. Hingga kini, gajah telah menjadi simbol resmi dari Partai Republik.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads