.webp)
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Microbiology Spectrum, mengungkapkan temuan baru mengenai virus yang hidup di Palung Mariana. Virus tersebut ditemukan oleh ahli virologi di kedalaman lebih dari 29.000 kaki atau 8.839 meter.
Berdasarkan analisis materi genetik virus, ilmuwan berhasil menunjukkan keberadaan keluarga virus yang sebelumnya tidak diketahui hidup di laut dalam.
Hal ini karena selain lingkungan hidup virus yang sulit terjangkau, tetapi juga cara virus bertahan hidup dengan mengisolasikan dirinya pada inang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus di Palung Mariana yang Gelap dan Dingin
Melansir laman Popular Science, palung besar di Samudera Pasifik bagian barat ini memiliki kedalaman lebih dari 36.000 kaki atau sekitar 10.972 meter. Paling ini juga merupakan bagian dari zona hadal.
Zona ini dinamai sebagai zona Hades, yaitu dewa dunia bawah Yunani karena paritnya yang begitu dalam dan tekanannya yang tinggi.
Di balik kedalamannya, ternyata palung Mariana menyimpan sejumlah penumpukan karbon yang membantu iklim Bumi dan siklus karbon.
Selain itu, ilmuwan juga mengatakan bahwa di kedalaman laut yang sangat dingin dan gelap,terdapat sejumlah kehidupan, seperti ikan, udang, dan mikroba-mikroba lainnya, termasuk virus.
"Di mana pun ada kehidupan, pasti ada regulator yang bekerja. Virus, dalam hal ini," kata Min Wang, penulis studi dari Ocean University of China.
Virus Baru yang Disebut Fag
Dalam penelitian mereka, Wang dan sekelompok peneliti internasional mendeskripsikan virus baru yang diidentifikasi sebagai vB_HmeY_H4907. Virus ini ditemukan di sedimen pada kedalaman sekitar 5,5 mil atau lebih dari 29.000 kaki (8.839 meter).
Para peneliti menyebut virus tersebut sebagai fag. Hal ini dikarenakan virus tersebut menginfeksi dan bereplikasi di dalam bakteri sehingga diyakini sebagai bakteri.
"Sepengetahuan kami, ini adalah fag terisolasi terdalam yang diketahui di lautan global," kata Wang.
Materi Genetik Virus yang Terisolasi dengan Inang
Penelitian ini menambah wawasan baru mengenai evolusi, keragaman genetik, fitur genom fag laut dalam, bagaimana interaksi virus, termasuk strategi pertahanan hidupnya.
Sebelumnya, tim ini telah menggunakan analisis metagenomik untuk mempelajari virus yang menginfeksi bakteri ordo Oceanospirillales. Ordo ini mencakup Halomonas, yaitu filum yang diinfeksi oleh virus terdalam ini.
Menurut Yu-Zhong Zhang, seorang ahli virologi kelautan dari Ocean University of China, tim mencari virus pada strain bakteri yang ternyata ditemukan terisolasi oleh inang bakteri.
Analisis genom pada virus ini menunjukkan bahwa virus tersebut memiliki struktur yang mirip dengan inangnya dan tersebar luas di lautan.
Bakteri-bakteri yang tersebar luas di lautan ini membawa sel DNA fag dan dimasukkan ke dalam DNA kromosomnya. Bakteri ini juga bersifat lisogenik, artinya ia menyerang dan bereplikasi di dalam inangnya namun biasanya tidak membunuh sel bakteri.
Materi genetik virus kemudian disalin dan diteruskan sehingga memungkinkan virus bertambah banyak ketika sel membelah.
Penemuan ini menimbulkan pertanyaan baru dalam penelitian di masa mendatang yang berfokus pada strategi pertahanan hidup virus. Terutama virus yang hidup di lingkungan yang keras, bertekanan tinggi, dan bagaimana mereka berevolusi bersama dengan inangnya di daerah terpencil seperti parit zona hadal.
Penelitian di masa depan juga dapat melihat mesin molekuler yang mendorong interaksi antara virus laut dalam bersama dengan inangnya.
"Akan berkontribusi memperluas pemahaman kita tentang virosphere. (Karena) lingkungan ekstrem menawarkan prospek optimal untuk menemukan virus-virus baru," tutur Wang.
(faz/faz)
