Lukisan Ekspresionisme: Pengertian, Ciri, Contoh dan Tokohnya

ADVERTISEMENT

Lukisan Ekspresionisme: Pengertian, Ciri, Contoh dan Tokohnya

Noor Faaizah - detikEdu
Rabu, 27 Sep 2023 21:30 WIB
Menjaga Imaji Mahakarya Affandi dibuka pada 26 Oktober-25 November 2020
Affandi merupakan salah satu pelukis aliran ekspresionisme di Indonesia Foto: Pradita Utama/ detikcom
Jakarta -

Detikers, pernah nggak sih kamu melihat-lihat lukisan di museum yang berjejer dengan gaya lukisan yang berbeda-beda. Mungkin salah satu yang kalian lihat adalah gaya lukisan ekspresionisme.

Nah, seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, biasanya memiliki keunikan atau ciri khas tertentu. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu, dengan melibatkan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secar penuh.

Satu lukisan memiliki gaya yang menonjolkan unsur nyata, faktual, dan menggambarkan dunia asli. Satu lagi, dapat memberikan gambaran hal yang abstrak tidak jelas bahkan terkesan fiksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap lukisan memiliki gaya atau aliran melukis yang dianut oleh masing-masing pelukisnya. Berdasarkan representasi atau perwujudannya, aliran seni lukis terdiri dari naturalisme, realisme, romantik, ekspresionisme, impresionisme, dan surealisme.

Kali ini, DetikEdu akan menghadirkan penjelasan tentang salah satu aliran lukisan yaitu lukisan ekspresionisme.

ADVERTISEMENT

Pengertian Lukisan Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah salah satu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang perupa yang spontan pada saat melihat objek karyanya.

Aliran seni ini berfokus pada ekspresi emosi, perasaan, dan pengalaman pribadi melalui seni visual. Oleh karena itu, lukisan ekspresionisme menjadi karya seni yang paling menarik dan penuh perasaan dalam sejarah seni rupa.

Mengutip dari buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa karya Sofyan Salam dkk. menyatakan bahwa aliran ini lahir pada awal abad ke-20 dan terkenal karena kemampuannya untuk mengungkapkan emosi, perasaan, dan pengalaman pribadi pelukisnya melalui kanvas.

Bagi pelukis aliran ini, unsur estetika tidak hanya didapat dari indera penglihatan saja tetapi juga mengesankan perasaan serta pengalaman batin. Lukisan ini muncul dari perasaan yang menggejolak dari sudut pandang subjektif pelukis.

Berdasarkan buku Aliran Seni Lukis Indonesia karya W. Setya R., lukisan ekspresionisme tidak mencontoh alam yang nampak oleh mata dan menolak hukum-hukum dalam karya seni lukis. Sebaliknya, pelukis ini tunduk pada subjektivitas diri sendiri yaitu hukum jiwa dan perasaan.

Aliran lukisan ekspresionisme hadir sebagai reaksi terhadap gaya seni yang lebih kaku dan terkontrol yaitu lukisan impresionisme. Dimana lukisan tersebut lebih menekankan pada representasi objektif dunia.

Ciri-ciri Lukisan Ekspresionisme

Lukisan ekspresionisme mencoba menggambarkan dunia dari sudut pandang subjektif pelukis, sering kali dengan intensitas emosi yang kuat. Berdasarkan pengertian tersebut, beberapa ciri-ciri lukisan ekspresionisme adalah:

1. Memiliki Ekspresi Emosi Kuat

Salah satu ciri utama lukisan ekspresionisme adalah ekspresi emosi yang kuat dan mendalam dalam karya seni. Para pelukis ekspresionis mencoba untuk mengkomunikasikan perasaan mereka sendiri atau emosi manusia secara umum melalui lukisan mereka. Tak jarang, lukisan-lukisan ini terkesan dramatis.

2. Penggunaan Warna yang Ekspresif

Warna sering digunakan dengan cara yang sangat ekspresif dalam lukisan ekspresionisme. Para pelukis sering memilih warna yang cerah dan kontras untuk mengekspresikan perasaan mereka, bahkan jika itu tidak mencerminkan realitas objektif dari bentuk nyata objek lukisnya.

3. Penekanan pada Bentuk dan Garis

Lukisan ekspresionisme sering kali menekankan bentuk dan garis yang dramatis. Ini bisa termasuk penggunaan bentuk yang distorsi atau garis yang berliku-liku untuk menciptakan efek emosional dalam karya seni.

4. Ketidakteraturan dan Ketidaksempurnaan

Para pelukis ekspresionis sering mengabaikan perspektif dan proporsi yang realistis demi mengekspresikan perasaan yang lebih dalam. Para pelukis sering menonjolkan ketidaksempurnaan dan kekacauan dalam karya seni mereka atas unsur emosional.

5. Mereka Melukis Objek Secara Subjektif

Lukisan ekspresionisme adalah seni yang sangat subjektif, dan setiap karya seni mencerminkan pandangan pribadi pelukisnya terhadap dunia. Ini memungkinkan untuk beragamnya ekspresi dalam aliran ini.

Contoh dan Tokoh Lukisan Ekspresionisme

Berikut beberapa contoh lukisan ekspresionisme dikutip dari laman Saylor.org:

  • "The Scream" oleh Edvard Munch
  • "Starry Night" oleh Vincent van Gogh
  • "The Dance" oleh Henri Matisse
  • "Mad Woman" oleh Chaim Soutine
  • "Guernica" oleh Pablo Picasso
  • "Barong dan Leak" oleh Affandi
  • "Marzella" oleh Ernst Ludwig Kirchner
  • "Woman with a Bag" oleh Karl Schmidt-Rottluff



(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads