Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Ini Penjelasan Lengkapnya

ADVERTISEMENT

Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Ini Penjelasan Lengkapnya

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Kamis, 28 Sep 2023 07:30 WIB
Garuda Pancasila
Foto: Unsplash @mufidpwt
Jakarta -

Pancasila sebagai ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup. Melainkan bersifat terbuka, yakni bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dasar dan nilai instrumental yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan dinamika yang ada di dalam negeri. Ideologi terbuka ini lahir dari kesepakatan masyarakat.

Pancasila sebagai ideologi terbuka terus berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi, pemikiran, dan dorongan dari masyarakat. Tujuannya adalah mewujudkan cita-cita untuk hidup berbangsa dalam mencapai martabat kemanusiaan, sebagaimana dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat dinamis atau dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, serta aspirasi masyarakat tanpa mengubah nilai-nilai dasarnya yang terkandung dalam Pancasila.

Mengutip dari jurnal milik A Aco Agus dalam "Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era Reformasi", ciri khas dari ideologi terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak diimpor dari luar, melainkan muncul dan tumbuh dari kekayaan spiritual, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah milik bersama seluruh rakyat, dan setiap individu dapat melihat dirinya tercermin di dalamnya. Ideologi terbuka bukan sekadar sesuatu yang bisa disetujui, melainkan sesuatu yang sangat diperlukan.

Menurut perspektif negara modern, nilai-nilai dasarnya adalah fondasi dari keberadaan negara itu sendiri. Ini berarti bahwa negara modern bergantung pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip mendasar ini untuk kelangsungan hidupnya.

Adapun ideologi dapat dikatakan terbuka apabila memiliki ciri yang dikutip dari buku Kewarganegaraan 3 oleh Chotib dkk sebagai berikut:

  1. Ideologi terbuka lahir dari nilai dan cita-cita yang telah ada dalam masyarakat.
  2. Musyawarah yang berlandaskan hasil kesepakatan dan konsensus masyarakat.
  3. Ideologi terbuka adalah milik seluruh rakyat dan mencerminkan identitas masyarakat.
  4. Sistem pemerintahan yang terbuka.
  5. Masyarakat cenderung bersifat dinamis dan reformis.

Merujuk kembali pada sumber jurnal milik A Aco Agus, ideologi terbuka memiliki tiga nilai dasar, yakni:

  1. Nilai dasar adalah hakikat kelima sila Pancasila, yang terdiri dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai dasar ini mencakup cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik dan benar.
  2. Nilai instrumental adalah arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga-lembaga yang digunakan untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan ideologi Pancasila.
  3. Nilai praksis adalah realisasi konkret dari nilai-nilai instrumental dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, bangsa, dan negara.

Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Selain itu, pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki tiga dimensi yang dapat ditinjau berikut ini:

1. Dimensi Idealis

Nilai-nilai ini mencakup hakikat dari sila-sila Pancasila, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

2. Dimensi Normatif

Dimensi ini merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan perlu dijabarkan dalam bentuk sistem norma atau peraturan yang mengatur tindakan dan perilaku dalam masyarakat.

3. Dimensi Realistis

Suatu ideologi tidak hanya berisi nilai-nilai ideal dan normatif, tetapi juga harus dapat diaplikasikan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari dan dalam sistem pemerintahan.

Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila

  1. Adanya proses pembangunan nasional dan perkembangan masyarakat berlangsung dengan cepat.
  2. Kenyataan menunjukkan bahwa ideologi yang kaku dan tertutup cenderung menghambat perkembangan dirinya, sehingga bisa menjadi penyebab kegagalan.
  3. Adanya sejarah politik di masa lalu memberikan pengalaman berharga.
  4. Tekad untuk memperkuat kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang abadi dan semangat untuk mengembangkannya secara kreatif dan dinamis adalah bagian dari upaya mencapai tujuan nasional.

Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pandangan hidup yang dinamis, beradaptasi dengan perkembangan zaman, dan dihasilkan dari kesepakatan masyarakat. Ideologi ini terus berkembang demi mencapai cita-cita kemanusiaan dengan mempertahankan nilai-nilai dasarnya.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads