Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) menyampaikan keprihatinannya terhadap musibah kebakaran yang menimpa Museum Nasional (MNI) di Jalan Medan Merdeka Barat pada Sabtu (16/9/2023) lalu.
Kejadian tersebut terjadi tepat pada pukul 20.00 WIB dan pemadaman baru dinyatakan selesai pada keesokan harinya, Minggu (17/9/2023) pukul 00.15 WIB. Kobaran api menyebabkan 6 ruangan di Gedung A terbakar, sementara ruangan lainnya dipastikan aman dan tidak terbakar.
Dalam keterangan yang diterima detikEdu (19/9/2023), KPBMI menyebutkan bahwa kebakaran ini bukanlah musibah pertama yang terjadi di museum Indonesia. Kejadian kebakaran juga pernah melanda Museum Bahari, Jakarta di tahun 2018 yang menyebabkan koleksi di dalamnya rusak dan hancur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya kebakaran, sebelumnya pernah terjadi kasus pencurian koleksi museum di MNI pada tahun 1963 dan 1996. Saat itu, lukisan Basoeki Abdullah hilang kemudian berhasil ditemukan kembali saat berusaha dilelang di Singapura.
Beberapa tahun selanjutnya yakni di tahun 1979 terjadi kembali pencurian koleksi numismatik (mata uang) dan tujuan keramik langka di tahun 1987 di MNI. Selain di MNI, kasus pencurian pun pernah terjadi di Museum Sang Nila Utama Riau pada tahun 2018 dan Museum Sonobudoyo Yogyakarta pada tahun 2010.
Upaya Pengamanan Museum
Menanggapi kasus kebakaran hingga pencurian yang pernah terjadi di beberapa museum, KPBMI menyarankan beberapa hal demi keamanan museum-museum di Indonesia.
Pertama, perlu adanya pelatihan keamanan dan pengawasan di museum. Simulasi bisa dilakukan untuk kejadian seperti kebakaran hingga banjir. Ke depannya, prosedur mitigasi bencana dan manajemen risiko bisa dijadikan standar bagi seluruh museum di Indonesia.
Kedua, pemerintah perlu lebih memperhatikan keberadaan museum dan menjaga kelestariannya. Dalam hal ini, pemerintah bisa mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan museum nasional maupun swasta.
Selanjutnya, KPBMI mengingatkan pengamanan yang harus diterapkan dalam proses pengembalian warisan budaya misalnya pengembalian artefak dari Belanda. Untuk membuat koleksi-koleksi lebih tertata dan aman, maka diperlukan lemari kaca yang tahan api dan peluru.
Pihak museum pun disarankan untuk mengajak masyarakat luas, seperti anak muda untuk menjadi "Mitra Museum", "Sahabat Museum" atau "Friends of Museum". Upaya tersebut bisa mendatangkan relawan yang bisa membantu dalam perawatan museum dan menjadi wajah bagi generasi muda dalam belajar lebih jauh soal museum.
Sebagai informasi tambahan, KPBMI adalah organisasi profesi nonpemerintah yang bergerak di bidang kebudayaan, permuseuman, dan kesejarahan di Indonesia yang sifatnya terbuka. Organisasi tersebut didirikan pada 4 Maret 2017.
(cyu/nah)