Pengertian Multikulturalisme Lengkap dengan Ciri-ciri dan Jenis

ADVERTISEMENT

Pengertian Multikulturalisme Lengkap dengan Ciri-ciri dan Jenis

Noor Faaizah - detikEdu
Sabtu, 16 Sep 2023 16:30 WIB
Parade kebudayaan Jakarnaval 2014 dalam rangka HUT DKI Jakarta ke-487, yang digelar di Silang Monas, hibur warga kota Jakarta, Minggu (22/06/2014).
Multikultural di Indonesia tampak dari beragam budaya Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Istilah multikulturalisme acap terdengar untuk menjelaskan perbedaan. Pasalnya negara kita Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman yang luar biasa. Dengan kata lain negara Indonesia memiliki aspek multikultural yang besar.

Realitas objektif dari konteks sosial dan budaya serta konteks geografis-antropologis yang begitu majemuk tersebar luas dari Sabang hingga Merauke. Oleh karena itu, bisa dikatakan masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang multikultural.

Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak pengertian multikulturalisme secara lengkap di bawah ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Multikulturalisme

Istilah multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan kata culture yang berarti budaya. secara sederhana, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua kebudayaan atau lebih.

Multikulturalisme sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan etnis yang berbeda-beda dalam suatu kelompok atau negara. Keragaman dalam konteks multikulturalisme merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat.

ADVERTISEMENT

Secara sederhana, menurut Bagja Waluya dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, dapat dipahami multikulturalisme merupakan sebuah pandangan sekaligus pengakuan bahwa suatu negara atau masyarakat adalah beragam dan majemuk.

Dalam konteks multikulturalisme dapat pula dipahami sebagai 'kepercayaan' kepada normalitas dan penerimaan keberagaman. Maka, multikulturalisme dapat dipandang sebagai landasan budaya (cultural basic) bagi kewarganegaraan dan pendidikan.

Ciri Masyarakat Multikultural

Istilah masyarakat multikultural pertama dikenalkan oleh John Sydenham Furnivall, seorang penulis yang lahir di Britania Raya dan kemudian bekerja di Burma (kini Myanmar).

Menurut Furnivall, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.

Adapun sosiolog Aloysius Liliweri mengungkapkan, masyarakat multikultur adalah suatu masyarakat yang struktur penduduknya terdiri dari beragam etnik, dan keragaman itu menjadi sumber keragaman kebudayaan atau subkultur dari masing-masing etnik.

Masyarakat multikultural memiliki manfaat yakni munculnya rasa penghargaan pada budaya lain sehingga memunculkan sikap toleransi.

Dikutip dari buku Cerdas Menjawab Soal Sosiologi SMA/MA yang ditulis oleh Muhammad Taupan ada beberapa ciri masyarakat multikultur, yaitu:

  • Terjadi segmentasi kelompok dan sering memiliki subkebudayaan yang berbeda antar satu kelompok dengan kelompok budaya lain
  • Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi dalam lembaga-lembaga sosial yang bersifat nonkomplementer (tidak bisa saling melengkapi)
  • Kurang mengembangkan konsensus antar para anggota masyarakat, khususnya kesepakatan terhadap nilai-nilai dasar
  • Relatif sering terjadi konflik antara kelompok satu dengan kelompok lain
  • Integrasi sosial tumbuh secara relatif karena paksaan (koersi) dan saling memiliki ketergantungan dalam bidang ekonomi
  • Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok

Jenis Multikulturalisme

Mengutip dari buku Manifesto Gerakan Intelektual Profetik karya Muhammad Abdul Halim Sani membagi jenis multikulturalisme dalam beberapa jenis berikut:

  • Multikulturalisme Isolasi

Masyarakat multikulturalisme isolasi cenderung menjalankan kehidupan mereka secara otonom meskipun tetap terlibat dalam interaksi satu sama lain. Kelompok tersebut menerima keragaman yang ada, tetapi di saat yang sama mereka berusaha mempertahankan budayanya secara terpisah dari masyarakat lain.

  • Multikulturalisme Akomodatif

Bentuk multikulturalisme ini terjadi pada kelompok masyarakat yang memiliki dominasi untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dengan kelompok masyarakat minoritas.

Biasanya, masyarakat mayoritas atau dominan ini memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mengembangkan dan mempertahankan budayanya. Pun juga kaum minoritas tidak menentang kultur dominan yang ada dalam satu kesatuan masyarakat mereka.

  • Multikulturalisme Otonomi

Model multikulturalisme ini berusaha mewujudkan adanya kesetaraan (equality) pada masing-masing kelompok. Kelompok kultural utama berupaya untuk membentuk kesetaraan hak-hak yang sama dengan kelompok dominan.

Prinsip-prinsip dari jenis multikulturalisme ini adalah mempertahankan cara hidup otonom dalam rangka politik kolektif dan menentang usaha penciptaan kelompok dominan yang lebih eksis.

  • Multikulturalisme Kritikal/ interaktif

Jenis multikulturalisme ini terjadi pada masyarakat plural yang kelompok-kelompoknya tidak terlalu menuntut kehidupan otonom. Akan tetapi, kelompok masyarakat tersebut lebih menuntut keterciptaan kultur kolektif yang menegaskan perspektif distingtif mereka.

  • Multikulturalisme Kosmopolitan

Kehidupan multikulturalisme ini berusaha menghapus batas-batas kultural untuk menciptakan masyarakat yang tiap individunya tidak terikat pada budaya tertentu. Biasanya terjadi pada masyarakat yang heterogen, toleran, dan bersedia hidup berdampingan satu sama lain dengan perbedaan yang ada.

Adapun perbedaan tersebut terbagi menjadi perbedaan horizontal berdasarkan kesatuan sosial (seperti agama, suku, adat, ras) dan perbedaan vertikal (seperti kasta, kelas ekonomi, dan hierarki budaya).

Faktor Pembentuk Multikulturalisme

Mengutip dari buku Pendidikan Multikulturalisme: Konsep dan Implementasi karya Abd Karman, M.M. diantaranya ada beberapa faktor pembentuk multikulturalisme yaitu:

  • Faktor geografis

Kondisi geografis sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu masyarakat. Ketika ada masyarakat yang tinggal dari lingkungan geografis yang berbeda maka akan mempengaruhi gaya hidup yang berbeda juga, termasuk budayanya.

Seperti budaya berbicara masyarakat yang tinggal di pantai memiliki intonasi berbicara yang lebih keras dibandingkan dengan masyarakat di dataran rendah biasanya.

  • Faktor budaya asing

Budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikulturalisme karena dengan adanya budaya dari luar memungkinkan terjadi perbedaan budaya. Dengan adanya perbedaan budaya juga akan memengaruhi cara pandang dan mindset masyarakat terhadap perbedaan budaya asing dengan budaya sendiri.

  • Faktor kondisi iklim

Iklim mampu membentuk multikulturalisme. Sama halnya dengan faktor geografis, perbedaan iklim dan cuaca tempat tinggal masyarakat satu dengan yang lain akan menyebabkan perbedaan budaya masyarakatnya juga. Contohnya, perbedaan iklim tempat tinggal akan mempengaruhi sumber mata pencaharian utama suatu masyarakat.

  • Faktor induk bangsa (nenek moyang)

Setiap kelompok masyarakat, termasuk subkelompok di dalamnya dapat memiliki nenek moyang yang berbeda-beda. Tiap kelompok yang berasal dari nenek moyang yang berbeda akan memiliki ciri budaya dan fisik yang berbeda juga.

Di Indonesia, nenek moyang penduduknya terbagi menjadi 3 berdasarkan gelombang kedatangan, yaitu masyarakat Negrito, masyarakat Proto Melayu, dan masyarakat Deutro Melayu.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads