Mengapa Kita Tak Bisa Cium Bau Badan Sendiri? Begini Kata Pakar

ADVERTISEMENT

Mengapa Kita Tak Bisa Cium Bau Badan Sendiri? Begini Kata Pakar

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Jumat, 08 Sep 2023 19:30 WIB
bau badan
Ilustrasi bau badan Foto: iStock
Jakarta -

Kamu mungkin pernah bertanya-tanya mengapa tidak bisa mencium bau diri sendiri dengan kepekaan yang sama seperti kita mencium bau orang lain. Lantaran mungkin kamu pernah ditegur karena bau badan. Padahal kamu merasa aroma tubuhmu biasa-biasa saja.

Meskipun indra penciuman kita sering dibandingkan dengan hewan yang memiliki kemampuan penciuman yang tajam, seperti anjing, tikus, dan babi. Namun, manusia sendiri sebenarnya memiliki kemampuan penciuman yang luar biasa. Bagaimana bisa?

Kepekaan Penciuman Manusia

Merujuk pada laman Live Science, hidung manusia memiliki sekitar 400 reseptor penciuman yang berbeda yang mampu mendeteksi 10 jenis bau dan lebih dari 1 triliun aroma, menjadikan penciuman sebagai salah satu indra pertama yang berkembang dalam evolusi manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, manusia bahkan dapat lebih baik dalam mendeteksi senyawa aromatik tumbuhan dibandingkan dengan anjing. Hal ini dapat dijelaskan oleh sejarah evolusi kita sebagai pemburu-pengumpul.

Sementara itu, sebenarnya kita mampu mencium bau diri sendiri, kamu bisa membuktikannya dengan mencium aroma pada ketiakmu. Namun, seiring berjalannya waktu, kita menjadi kurang peka terhadap aroma tertentu.

ADVERTISEMENT

"Hal yang sama juga terjadi pada bau apa pun yang rutin kita temui," seperti parfum atau bagian dalam rumah kita, ungkap Hiroaki Matsunami, ahli neurobiologi molekuler di Duke University, Amerika Serikat.

Ini adalah efek dari apa yang disebut sebagai "kelelahan penciuman". Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, diduga perubahan pada reseptor penciuman atau bagaimana otak merespons penciuman dapat memainkan peran dalam fenomena ini.

Menariknya, efek ini dapat diatur ulang dengan mencium area yang memiliki bau yang berbeda, seperti siku atau lengan bawah.

Pengaruh Kondisi Tubuh Manusia

Menurut Rachel herz, seorang ahli saraf di Brown University, kemampuan untuk mendeteksi bau diri sendiri dapat meningkat dalam situasi tertentu. "Kami memiliki bau badan yang unik, jadi kami benar-benar menyesuaikan diri dengan perubahan apapun pada bau badan tersebut," ungkapnya.

Sebagai contoh, jika kamu makan makanan yang berbau kuat seperti bawang putih atau mengalami situasi yang membuat kamu stres, kamu kemungkinan besar akan mencium baunya melalui keringat dan air liur kamu.

Selain itu, bau tubuh kita juga memiliki kaitan dengan kesehatan kita. Penelitian telah menemukan hubungan antara bau badan dan lebih dari selusin penyakit. Sebagai contoh, bau mulut yang mirip dengan buah yang membusuk bisa menjadi indikasi diabetes yang tidak terkontrol.

Selain itu, penyakit seperti tifus dapat membuat keringat kamu berbau seperti roti yang baru dipanggang. Bahkan penyakit Parkinson diduga mengeluarkan "bau kayu dan musky".

Peran dalam Hubungan Sosial

Aroma tubuh kita juga memainkan peran penting dalam hubungan sosial kita. Sebuah penelitian tahun 1995 menemukan bahwa wanita memiliki preferensi aroma tertentu yang terkait dengan serangkaian gen yang disebut kompleks histokompatibilitas utama (MHC).

"Kami menggunakan indra penciuman sebagai cara untuk menilai orang lain versus diri sendiri, dan memiliki kualifikasi berbeda untuk peran yang kami ingin orang tersebut isi," kata Matsunami.

Gen ini mengkode peptida yang digunakan sistem kekebalan tubuh untuk menandai penyerang asing. Sesuatu dalam bau badan kita mengiklankan kumpulan MHC unik kita, dan wanita cenderung lebih menyukai aroma pria yang memiliki gen MHC berbeda dengan mereka.

Sehingga hal ini masih menjadi subjek perdebatan, namun ada kemungkinan bahwa memiliki anak dengan seseorang yang memiliki kombinasi gen MHC yang berbeda dapat memberikan keturunan kekebalan yang lebih kuat terhadap berbagai penyakit.

Pandemi COVID-19 dan Minat Terhadap Penciuman

Meskipun penciuman adalah salah satu indra yang sering diabaikan karena manusia adalah makhluk visual. Mungkin bisa disebut dampak baiknya, karena pandemi COVID-19, kita telah meningkatkan minat terhadap penciuman.

Banyak orang kehilangan kemampuan mencium dalam beberapa waktu setelah terinfeksi virus yang sempat menghebohkan sedunia ini, meskipun penyebab pastinya masih menjadi misteri.

Maka dari itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang betapa pentingnya penciuman dalam kehidupan kita. meskipun kita mungkin tidak bisa mencium bau diri sendiri dengan kepekaan yang sama seperti kita mencium bau orang lain, kemampuan penciuman kita yang luar biasa memiliki dampak signifikan pada kesehatan, hubungan sosial, dan pengalaman hidup kita secara keseluruhan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penciuman, kita dapat lebih menghargai peran pentingnya dalam kehidupan kita.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads