Suhu Global Bikin Khawatir, Sejumlah Tanaman Bisa Alami Krisis Fotosintesis

ADVERTISEMENT

Suhu Global Bikin Khawatir, Sejumlah Tanaman Bisa Alami Krisis Fotosintesis

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 06 Sep 2023 18:00 WIB
Kawasan hutan lindung yang menyimpan beragam flora langka, menjadi objek wisata favorit di perbatasan Indonesia-Malaysia. Seperti saat akan menuju PLBN Aruk, Sambas, Kalbar, sepanjang jalan disisi kanan maupun kiri disuguhi oleh panorama keindahan kawasan hutan tropis maupun perbukitan.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Dampak pemanasan global pada hutan-hutan tropis Amerika Selatan hingga Asia Tenggara memancing kekhawatiran. Pasalnya, dedaunan yang menjadi sangat panas bisa mengganggu kemampuan fotosintesis.

Fenomena ini dapat menimbulkan dampak krusial terhadap hutan-hutan secara global. Ada lingkaran timbal balik di mana tanaman-tanaman bisa mati dan panas makin menjadi, lalu semakin banyak lagi tanaman yang mati.

Suhu Global Meningkat, Kemampuan Fotosintesis Kritis

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature oleh Christopher E Doughty dkk, menyorot ambang batas suhu kritis sekitar 46,7 derajat celsius, yang mana kemampuan fotosintesis daun-daun kemudian mulai menurun. Meski ambang batas ini tampak tinggi, yang perlu dicatat adalah dedaunan bisa menjadi jauh lebih panas dari suhu udara di sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian itu dilakukan oleh sebuah tim yang berisikan para peneliti dari Amerika Serikat, Brazil, dan Australia. Mereka mengombinasikan data dari sensor satelit thermal di International Space Station dengan eksperimen-eksperimen pemanasan daun di berbagai lokasi di seluruh dunia.

Alih-alih melakukan analisis dengan temperatur rata-rata, para peneliti lebih fokus menganalisis dengan kondisi ekstrem. Penemuan mereka menunjukkan, walaupun suhu rata-rata kanopi hutan mencapai puncak pada suhu 34 derajat celsius, sejumlah wilayah justru melebihi 40 derajat.

ADVERTISEMENT

"Kami terkejut, saat kami memanaskan daun hanya dengan beberapa derajat, suhu daun bisa mencapai penambahan maksimal 8 derajat celsius," kata Doughty, seperti dikutip dari ZME Science.

"Ini memperlihatkan timbal balik yang tidak linier yang tak terduga," ungkap pengajar ekoinformatika di Northern Arizona University itu.

Sekarang ini, hanya ada 0,01% daun yang melampaui ambang batas suhu kritis yang dapat membahayakan fotosintesisnya. Meski persentasenya rendah, penelitian ini memprediksi jika suhu global terus meningkat, persentase tersebut kemungkinan juga akan ikut naik.

Penelitian turut menggarisbawahi, persentase ini mungkin terlihat kecil tetapi peningkatannya dapat menimbulkan risiko serius terhadap hutan-hutan tropis di seluruh dunia.

Kekhawatiran soal Musnahnya Pohon

Hutan tropis mencakup 12% luas planet Bumi dan merupakan rumah untuk separuh spesies makhluk hidup. Mereka juga punya peran penting dalam penyerapan karbon dan regulasi iklim.

Kata ahli, hutan tropis bisa mentoleransi sekitar 4 derajat celsius lagi untuk pemanasan global, sebelum akhirnya menyentuh titik kritis yang membahayakan fotosintesis. Jika suhunya melewati batas ini, kata penelitian, persentase jumlah daun yang melebihi batas suhu kritis bisa meningkat sebanyak 1.4%. Ini akan menyebabkan hilangnya dedaunan dalam skala yang substansial dan bahkan musnahnya pohon.

Studi ini memberi pemahaman tentang bagaimana hutan tropis merespons perubahan iklim. Namun, yang lebih krusial juga menggarisbawahi pentingnya penurunan emisi karbon untuk menstabilkan suhu. Dengan skenario emisi rendah, sebagian besar daun hutan tropis dapat bertahan dalam keadaan panas berlebih.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads