Tari Walijamaliha Sambut Tamu KTT ASEAN 2023, Apa Makna di Baliknya?

ADVERTISEMENT

Tari Walijamaliha Sambut Tamu KTT ASEAN 2023, Apa Makna di Baliknya?

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 04 Sep 2023 20:00 WIB
Prime Minister of Cambodia Hun Manet (right), accompanied by his wife Pich Chanmony (behind), and Minister of Tourism and Creative Economy Sandiaga Uno (left), walk towards the vehicle upon their arrival at the VVIP Gate Soekarno Hatta Airport, Banten, Monday (4/9/2023). Media Center of The ASEAN Summit 2023/Raisan Al Farisi/aww/mifta. *** Local Caption *** Perdana Menteri Kamboja Hun Manet (kanan) didampingi istri Pich Chanmony (belakang) dan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) berjalan menuju kendaraan setibanya di Terminal VVIP Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin (4/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Raisan Al Farisi/aww.
Tari Walijamaliha sambut para tamu KTT ke-43 ASEAN 2023. Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Jakarta -

Tahun 2023 Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN. Kegiatan KTT ASEAN ini diselenggerakan pada 5-7 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).

KTT ASEAN tahun ini dihadiri oleh 22 negara yakni negara ASEAN dan negara mitra (Korea Selatan, Jepang, India, China, Australia, Selandia Baru, Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat serta 9 organisasi internasional.

Salah satu momen menarik dalam acara KTT ASEAN tersebut adalah para tamu disambut meriah oleh pertunjukkan tari Walijamaliha asal Provinsi Banten. Apa makna dari tarian tersebut sehingga dipilih untuk menyambut para tamu KTT ASEAN 2023?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Tari Walijamaliha

Tarian Walijamaliha disebut sebagai khazanah kepustakaan daerah Banten sebagaimana dituliskan dalam Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Tari Walijamaliha sebagai Stimulus Kreativitas dalam Menciptakan Gerak Tari oleh Dwi Junianti Lestari dan Arif Permana Putra.

Tari Walijamaliha diresmikan sebagai tari khas Banten pada acara Festival Anyer, 5 November 2010 lalu. Sejak saat itu, tari Walijamaliha dijadikan tari selamat datang atau penyambutan yang mendeskripsikan tentang identitas Banten.

ADVERTISEMENT

Penggagas tarian ini adalah Ratu Atut Chosiyah yang saat itu merupakan Gubernur Banten. Kemudian, Kadisbudpar Provinsi Banten, Egi Djanuiswati meminta para seniman untuk merealisasikan dan menggarap tariannya selama satu tahun.

Alhasil, tarian ini hingga kini memiliki dua puluh ragam gerak tari yang muatannya berasal dari daerah di Provinsi Banten. Tarian ini pun mempunyai nuansa warna biru, merah muda, hitam, dan hijau yang menunjukkan kehangatan dari warga Banten.

Makna Tari Walijamaliha

Secara etimologi Walijamaliha berasal dari Bahasa Arab yang berarti daerah yang mempunyai kecantikan atau daya tarik. Kata Walijamaliha pun merupakan susunan dari beberapa kata yakni Lima lih (alam), Walisahabil (memiliki sejarah keturunan), Waliddiniha (ketaatan agama), dan Walijamalih (daya tarik).

Selain menunjukkan gerakan ritmis dari para penari, tari Walijamaliha memiliki makna pengungkapan ekspresi jiwa dan merupakan sarana komunikasi visual pengenalan kekayaan alam, sejarah kesultanan, masyarakat religius, dan nilai kebhinekaan.

Penari tarian Walijamaliha kebanyakan adalah perempuan karena mencerminkan karakter masyarakat Banten yang terbuka, riang, ramah, hangat dan energik dalam suasana yang agamis. Selain kesan hangat, nuansa Islam akan terlihat saat menonton pertunjukan tarian ini.

Lebih jauh lagi, tari Walijamaliha mempunyai enam filosofis yang berkaitan dengan rukun iman sebagai simulasi dan stilasi dari kebahagiaan dan rasa syukur dalam menjalin silahturahmi dengan sesama insani.




(cyu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads