Pengetahuan mengenai cara menangani situasi kritis, terkadang perlu untuk dipahami. Tujuannya agar ketika seseorang berada dalam situasi genting, maka tak sampai di luar kendali dan justru menimbulkan bahaya.
Sebagai contoh, ketika seseorang berada dalam kapal yang tengah tenggelam, semestinya tidak langsung lompat ke dalam air.
Tabrak Air bagai Tabrak Beton
Penegasan bahwa melompat ke air dari tempat tinggi termasuk kapal, adalah hal yang tidak disarankan, dijelaskan dalam buku Basic Crowd Management Guidebook for the Crew of Passenger Ships oleh The Maritime Human Resource Institute, Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat seseorang melompat ke dalam air dari ketinggian 20 meter atau lebih tinggi, maka tubuh akan menabrak air dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Maka saat menabrak, air tidak akan terasa seperti benda cair, tetapi beton. Oleh sebab itulah, melompat ke dalam air dari ketinggian dapat menyebabkan cedera parah hingga kematian.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Kapal Tenggelam?
1. Memahami Tempat-tempat Penting dalam Kapal
Menurut seorang nakhoda kapal pesiar bernama Steven Gosling, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, cara terbaik agar bisa bertahan di kapal yang tenggelam adalah mempersiapkan diri sedari awal.
Penumpang perlu mengetahui tempat menyimpan jaket pelampung, lokasi-lokasi tangga, lokasi pintu keluar, titik kumpul, dan sebagainya. Saat ada hal tak diinginkan yang menghantam kapal, pengetahuan ini akan memudahkan evakuasi.
Berdasarkan buku yang disebutkan sebelumnya, lebih baik seseorang melarikan diri melalui rute tercepat ketika kapal tenggelam. Apabila kapal mulai miring, maka bisa memegang sesuatu agar dapat tetap berdiri tegak dan melanjutkan perjalanan.
Pada situasi genting ini, tidak diperbolehkan memakai lift atau apa pun yang berdaya listrik. Apabila berada di area geladak dengan penumpang berjumlah besar, maka sebaiknya hati-hati supaya tak sampai terlempar ke laut atau tertabrak benda besar di kapal.
2. Dengarkan Sinyal Evakuasi
Pada suatu kapal besar, sinyal evakuasi akan berbunyi dalam tujuh peringatan pendek serta satu peringatan panjang. Kemudian, kapten dan krunya akan memberi pengumuman melalui speaker.
Selanjutnya, penumpang perlu mematuhi instruksi dari kapten dan awak kapal. Awak kapal di sebuah kapal penumpang yang besar sudah mendapatkan pelatihan penyelamatan dan paham yang harus dilakukan.
Para penumpang tinggal mengikuti instruksi dan tetap tenang. Kepanikan akan membuat proses penyelamatan semakin lama.
3. Membawa Serta Barang yang Penting
Penumpang kapal haruslah mengenakan pakaian hangat untuk antisipasi bencana yang tak diinginkan. Selain itu, penumpang kapal juga wajib membawa tas berisi barang-barang yang penting seperti handphone, obat-obatan, sampai air bersih.
Barang-barang tersebut akan berguna ketika menaiki sekoci dalam proses evakuasi.
4. Mengenakan Jaket Pelampung
Sebelum lari menyelamatkan diri, para penumpang kapal perlu mengenakan jaket pelampung terlebih dahulu. Sebagai catatan, Gosling menyarankan agar tidak menggunakan jaket pelampung sebelum sampai di titik kumpul atau memperoleh instruksi dari anggota kru kapal.
Pelampung besar dapat menghambat pergerakan saat berjalan dalam lorong sempit dan padat. Pertama-tama, gunakan pelampung untuk diri sendiri, baru membantu mengenakannya pada bayi; anak-anak; juga hewan peliharaan.
5. Jangan Melompat
Saat sebuah kapal tenggelam, penumpang akan mendapat perintah seperti, "Tinggalkan kapal!' Para kru kapal kemudian akan mulai menurunkan sekoci.
Ikuti perintah kru kapal, melompat ke laut adalah opsi terakhir yang da
pat dilakukan. Apabila memang harus melompat, maka lakukan dari tempat yang jaraknya tak tinggi dari air.
Apabila tidak ada sekoci penyelamat, penumpang kapal bisa memegang apa pun benda yang dapat mengapung. Selain itu, pastikan airnya tak terlalu dingin dan dapat mengapung menggunakan pelampung, baru lompat ke air.
6. Patuhi Instruksi, Tenang, Sabar di Sekoci
Saat berada di sekoci, yang dapat dilakukan penumpang kapal adalah bersabar. Pada momen berada di atas sekoci, sumber daya perlu dialokasikan secara hati-hati dan harus tetap berdekatan dengan satu sama lain.
Berdasarkan pengalaman orang-orang yang selamat dari laut, mereka tetap tenang dalam situasi apa pun. Mereka mampu bertahan di tengah situasi paling genting.
(nah/nwy)