Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan memang cukup panjang. Tapi, tahukah detikers ada cerita lain di balik proses perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
Seperti yang diketahui, proses perumusan Naskah Proklamasi Indonesia tercipta di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol nomor 1, Jakarta Pusat. Rumah itu kini berubah fungsi menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Bila detikers mengunjungi museum ini, di setiap dinding akan terpampang kronologi terciptanya naskah proklamasi. Dari sekian banyak barang bersejarah, ada satu yang menjadi saksi bisu yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benda tersebut adalah piano. Dikutip dari detikTravel, petugas museum Imron Sahara menyatakan benda itu memiliki sejarah yang tak banyak orang ketahui. Begini kisahnya.
Tempat Penandatanganan Naskah Proklamasi
Imron Sahara menjelaskan tak banyak orang yang tahu bila Bung Karno dan Bung Hatta menandatangani naskah proklamasi di atas piano tersebut. Diketahui piano itu berada di ruang tamu.
bentuknya masih asli dan terawat. Bila mengunjunginya, pastikan detikers tidak menyentuh piano tersebut ya karena ada kertas peringatan terkait hal itu.
Sedikit mundur ke belakang, dalam buku Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang diterbitkan oleh Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1990/1991 proses perumusan terjadi di ruang makan sekaligus ruang rapat di rumah Maeda.
Setelah selesai, proklamasi itu di bawa ke ruang tamu dan dibacakan secara perlahan-lahan serta berulang-ulang oleh Bung Karno.
"Saat itu, di ruangan ini Soekarno membaca naskah proklamasi yang telah dirembukkan bersama Hatta dan Ahmad Subarjo di depan 30 pejuang lebih dari tiap-tiap daerah di Nusantara yang hadir di sini," ungkap Imron.
Usai dibacakan, Bung Karno dan Bung Hatta menandatangani naskah proklamasi atas nama bangsa indonesia. Diketahui, proses ini terjadi di atas piano milik Laksamana Maeda oleh keduanya.
Setelah ditandatangani naskahnya dibawa ke suatu ruangan di dekat piano. Di ruangan itulah naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dengan disaksikan BM Diah.
Sekilas Sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Diketahui sejarah mengenai didirikannya bangunan ini tidak dapat diungkapkan secara tepat. Alasannya karena tidak ada catatan yang tepat mengenai kapan bangunan ini dibangun.
Menariknya, bangunan ini memiliki sejarah yang panjang karena ditempati oleh sosok-sosok yang berbeda. Sebelum pecah perang Pasifik, bangunan ini dipakai sebagai gedung "British Council General" (Konsulat Jenderal Inggris).
Penggunaan bangunan sebagai tempat Konsulat Jenderal Inggris terjadi sejak masa Belanda hingga Jepang menduduki Indonesia. Perbedaannya, ketika masa Hindia Belanda gedung ini terletak di jalan yang dinamai Nassau Boulevard.
Sedangkan ketika masa pendudukan Jepang, nama jalan diubah menjadi Meiji dori. Pada waktu itu, tempat ini menjadi rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda beserta keluarganya.
Beliau adalah kepala kantor penghubung antara Angkatan Laut dan Angkatan Darat kepang. Laksamana Maeda tetap tinggal di rumah ini hingga pasca kemerdekaan Indonesia.
Namun, pada bulan September 1945 sekutu mendarat di Indonesia. Rumah ini direbut dan dikuasai oleh tentara Inggris dan digunakan sebagai Markas tentara Inggris.
Pemindahan status kepemilikan gedung ini kepada pemerintah Indonesia terjadi dalam aksi nasionalisasi terhadap milik bangsa asing di Indonesia. Setelah nya, bangunan digunakan sebagai kediaman resmi Duta Besar Inggris di Indonesia.
Pemerintah Indonesia akhirnya menyerahkan pengelolaannya kepada Departemen Keuangan yang akhirnya dikelola oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Pada tahun 1961, Perusahaan Asuransi Jiwasraya mengontrakkan gedung ini kepada Kedutaan Inggris sampai bulan Juni 1981.
Mendekati akhir kontrak, Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah DKI Jakarta memutuskan bangunan ini sebagai Monumen Sejarah Indonesia. Gedung ini akhirnya diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 28 Desember 1981.
Singkat cerita, pada tanggal 26 Maret 1987, gedung ini diserahkan kepada Direktorat Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Agar bisa semakin memaknai kemerdekaan Indonesia, detikers bisa mengunjungi museum ini di Jakarta ya. Selamat Hari Merdeka ke-78 Republik Indonesia!
(pal/pal)