Perut dan otak merupakan dua organ yang memiliki fungsi berbeda, tetapi saling berkaitan. Ternyata, bakteri yang ada di dalam usus menjadi kunci dalam perkembangan otak seseorang.
Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, para pakar dari Kanada mengungkapkan bahwa kombinasi spesifik dari bakteri di dalam usus terkait dengan perkembangan kognitif awal otak.
Sebelumnya, sudah banyak penelitian yang menunjukkan pengaruh bakteri usus terhadap kesehatan otak orang dewasa. Kali ini, studi dilakukan terhadap para bayi yang sedang mengalami masa pertumbuhan yang signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengaruh Bakteri Usus terhadap Fokus
Mengutip dari BBC Science Focus, para peneliti dari University of British Columbia tersebut mengamati kotoran dari 56 bayi berusia 4-6 bulan. Bayi-bayi tersebut dites secara kognitif lewat tiga tahap.
Tes pertama yakni 'titik dan tatapan'. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai atensi atau perhatian sosial bayi. Ini dilakukan dengan menunjuk suatu objek dan mengamati pandangan bayi padanya.
Hasil tes pertama ini menunjukkan bahwa semakin banyak bakteri di dalam usus, ternyata membuat fokus bayi pada suatu objek atau orang lain semakin tinggi.
Hubungan Bakteri Usus dan Ritme Suara
Tes selanjutnya adalah mendengarkan irama yang stabil sementara para ilmuwan mengukur aktivitas otak para bayi. Teknik yang digunakan untuk pengukuran adalah pencitraan otak atau electroencephalography (EEG) untuk menilai proses ritme suara pada otak.
Bayi yang memproses ritme dengan lebih baik cenderung mempunyai tingkat bakteri tertentu yang sama tinggi atau rendah satu sama lain. Bayi yang berhasil pada tes ini pun memiliki tingkat reaksi kimia bakteri yang serupa dengan yang telah dikaitkan dengan perkembangan otak dan sumsum tulang belakang dalam penelitian sebelumnya.
Bakteri Usus Tak Pengaruhi Aliran Darah
Tes terakhir dilakukan kepada bayi dengan mendengarkan rekaman ucapan manusia yang diputar maju dan mundur. Di samping itu, para peneliti mengukur aliran darah di otak mereka menggunakan teknik pencitraan otak lain yang disebut spektroskopi inframerah-dekat fungsional (fNIRS).
Hasil tes ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara bakteri pada usus dengan aliran darah bayi. Artinya, bakteri usus hanya berpengaruh pada perkembangan kognitif, dan tidak ada kaitannya dengan aliran darah.
Namun, sebagai studi percontohan kecil, para ilmuwan merekomendasikan replikasi dan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi dan mengembangkan temuan mereka.
(cyu/nah)