Bermain video game menjadi salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh banyak orang. Namun, para orang tua acap khawatir melihat anak-anaknya "tenggelam" dalam keasyikan di depan layar komputer atau smartphone.
Permainan video game memang banyak menuai pro dan kontra karena dianggap dapat memberikan banyak efek negatif pada para penggemarnya.
Studi yang dipimpin oleh tim peneliti internasional Universitas Warwick, Inggris tengah meninjau bagaimana bermain video game membantu mengembangkan keterampilan penting yang dibutuhkan dalam angkatan kerja abad ke-21.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek MEGASKILLS yang dilakukan selama tiga tahun diharapkan akan mengatasi kesenjangan keterampilan Eropa. Salah satu caranya dengan mempelajari keterampilan yang dikembangkan saat bermain video game.
Permainan video game populer yang dilibatkan adalah seperti Immortals Fentyx Rising, Call of Duty dan FIFA. Tim peneliti kemudian mencocokkan keterampilan-keterampilan ini dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam angkatan kerja mereka.
"Orangtua remaja sering kali khawatir tentang dampak video game pada kesehatan mental anak mereka dan berapa lama mereka menghabiskan waktu di depan layar, tetapi tidak banyak yang diketahui tentang seberapa bermanfaatnya video game dalam hal pembelajaran keterampilan baru," jelas Profesor Studi Pendidikan di Universitas Warwick, Chris Brown yang memimpin studi tersebut.
Main Video Game Melibatkan Mental
Saat bermain video game, membutuhkan banyak keterlibatan mental yang kompleks. Hal ini disebabkan karena saat bermain, para pemain akan berfokus untuk mencapai level tertentu, seperti yang diungkap laman milik Universitas Warwick.
Kondisi tersebut menyebabkan pemain akan berpikir secara kreatif dan strategis tentang apa yang mereka lakukan. Selain itu, mereka seringkali melakukannya sambil berkomunikasi dengan pemain lain.
Pemain lain bisa saja berasal dari negara lain dan tidak berbicara dalam bahasa yang sama. Hal ini menyebabkan permainan video game dapat mengembangkan keterampilan antarpribadi yang bermain dalam situasi ini.
"Apa yang menarik bagi kami adalah bagaimana perkembangan soft skills ini dapat diterjemahkan ke dalam dunia nyata," ucap Brown.
"Perkembangan kecerdasan buatan dan teknologi sedang mengubah ekonomi dan pekerjaan seperti yang kita ketahui, banyak orang akan perlu menjalani pelatihan ulang agar tetap dapat diterima dalam pekerjaan," tambahnya.
Soft Skills yang Didapat Saat Bermain Game
Para peneliti telah mengidentifikasi soft skills yang paling dibutuhkan oleh industri di abad ke-21. Inilah tiga kemampuan yang dapat dikembangkan saat kita bermain video game.
1. Berpikir Kritis: Kemampuan untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi dengan aktif dan cermat untuk merumuskan tanggapan, solusi, dan keputusan yang berdasar.
2. Kreativitas: Kapasitas untuk menghasilkan ide, pendekatan, dan solusi asli dan inovatif terhadap masalah-masalah dengan menggunakan pengetahuan, imajinasi, dan pemikiran yang berbeda.
3. Adaptabilitas: Kemampuan untuk menyesuaikan dan mengubah perilaku, rencana, atau strategi sebagai tanggapan terhadap situasi-situasi baru atau berubah
"Sekarang kami telah memahami permintaan akan keterampilan lunak di dunia kerja, dan mengidentifikasi yang paling penting bagi para pengusaha, kami akan menyelidiki bagaimana video game melatih keterampilan lunak ini," ucap Profesor Brown.
"Pada akhirnya, kami ingin memberikan sekolah-sekolah teknik pelatihan dan evaluasi baru yang akan memungkinkan siswa mempelajari keterampilan penting dengan cara yang inovatif dan lebih siap ketika memasuki pasar kerja masa depan yang tidak terlalu jauh," tambahnya.
Tim peneliti MEGASKILLS telah melakukan tinjauan sistematis dan meminta pendapat pelaku bisnis untuk mengidentifikasi keterampilan lunak yang paling penting dan dibutuhkan oleh karyawan mereka.
Mengembangkan Kemampuan Komunikasi
"Keterampilan terbesar yang saya kembangkan dari bermain game dalam lingkungan kompetitif adalah komunikasi," ucap mahasiswa Ollie Clowes yang sedang belajar ilmu biomedis di Universitas Warwick dan anggota masyarakat Esports.
Salah satu perbedaan terbesar antara E-sports dan olahraga tradisional lainnya adalah bentuk komunikasi yang akan kita terima dari rekan tim hanya melalui ucapan. Hal tersebut menyebabkan kita harus berhati-hati dengan kata yang dikeluarkan.
"Saya juga telah mengembangkan keterampilan kepemimpinan, karena dalam salah satu tim saya, saya adalah orang yang memberikan instruksi cepat kepada rekan tim saya dan memastikan itu adalah keputusan terbaik untuk situasi tertentu," tambah Clowes.
Selama enam bulan ke depan tim peneliti akan mempelajari berbagai video game dan mengidentifikasi bagaimana video game melatih tiga keterampilan lunak utama.
Tim tersebut kemudian akan menggunakan penelitian mereka untuk membangun platform akreditasi yang akan memungkinkan individu untuk memamerkan keterampilan yang mereka peroleh melalui bermain game dalam CV mereka. Proyek ini akan berakhir pada Januari 2026.
(pal/pal)