Kehidupan manusia tentunya tidak bisa lepas dari komunikasi yang dapat membantu kegiatan sehari-hari kita. Namun, komunikasi yang dilakukan oleh manusia purba tidak semudah komunikasi yang kita lakukan di era modern.
Sama seperti saat ini, manusia purba juga melakukan komunikasi untuk bercerita terkait pengalaman dan realitas mereka. Hanya saja, komunikasi yang mereka lakukan tidak tertulis dalam cara kita kenal saat ini.
Komunikasi dengan tulisan yang sekarang kita kerap lakukan muncul sebagai suatu proses. Lantas, bagaimana perkembangan komunikasi hingga muncul tulisan dan apa teks tertulis pertama di dunia? Yuk, detikers kita simak informasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munculnya Bahasa Tertulis
Ternyata bahasa tertulis dimulai dari bentuk komunikasi visual tertua, seperti yang terlihat pada gua-gua kuno di seluruh dunia. Lukisan tersebut digunakan manusia purba untuk mencatat pengalaman mereka terkait peristiwa tertentu.
Namun, lukisan-lukisan ini tidak bisa dianggap sebagai pesan linguistik dan dianggap sebagai bagian dari tradisi seni gambar. Beberapa lukisan tersebut secara konsisten menggambarkan makna tertentu, sehingga lukisan-lukisan tersebut mulai menjadi piktogram.
Lukisan yang di dalam gua antara lain, lingkaran dengan garis-garis menjulang keluar dari dalamnya mungkin mewakili matahari, lingkaran sebagai kepala dan dua garis lainnya sebagai lengan mungkin menggambarkan manusia, atau garis bergerigi dapat menjadi lambang petir.
Selama orang lain dapat mengenali apa yang digambarkan oleh lukisan ini dan dapat menggunakannya kembali untuk tujuan serupa, maka lukisan tersebut dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk komunikasi.
Saat ini kita juga menggunakan gambar sebagai bentuk komunikasi, seperti gambar pisau dan garpu untuk menandakan restoran atau gambar pesawat terbang untuk menandakan bandara.
Lukisan di gua purba ini berkaitan dengan hal-hal yang ada di dunia atau terbatas dalam sifatnya, tetapi jika representasi matahari tersebut berkembang dan mulai mencakup konsep seperti panas, kehangatan, cahaya, dan siang hari maka lukisan tersebut menjadi ideogram.
Ideogram menangkap makna dari gagasan-gagasan abstrak yang tidak selalu dapat diidentifikasi dalam dunia nyata. Baik piktogram maupun ideogram cenderung bebas dari batasan bahasa.
Maknanya biasanya dapat dikenali oleh siapa pun terlepas dari bahasa yang mereka gunakan dalam batas wajar. Sebagai contoh simbol matahari mewakili matahari yang sama, tidak peduli dalam bahasa Prancis, Jepang, atau Inggris, dan kita semua bisa memahami konsep panas, cahaya, dan kehangatan.
Representasi piktogram atau ideogram diduga merupakan awal mula dari banyak bahasa kuno yang lebih sederhana dan digunakan selama berabad-abad. Dapat kita lihat hieroglif Mesir dan tulisan China mengandung piktogram yang berkembang menjadi makna yang lebih abstrak.
Saat suatu simbol cukup terpisah dari hal fisik, maka lebih mudah untuk melihatnya sebagai kata dalam bahasa. Namun,ketika simbol-simbol digunakan untuk mewakili kata-kata tertentu dalam bahasa, maka mereka menjadi logogram.
Logogram dapat kita kenali sebagai dasar dari banyak sistem penulisan sejati yang paling awal, termasuk bahasa di Timur Dekat, Cina, dan Amerika Tengah.
Penulisan Pertama di Dunia
Bentuk penulisan tertua yang saat ini diketahui, dituliskan dalam sebuah kepingan batu kapur, dikenal sebagai kepingan Kish yang berusia sekitar 3.500 SM. Lauh ini ditemukan pada situs kota kuno Sumeria yang disebut Kish, saat ini dikenal sebagai Irak modern.
Penulisan di permukaan batu kapur ini berbentuk piktografik dan mewakili titik tengah antara penulisan proto dan penulisan suku kata yang lebih canggih dari skrip cuneiform, yang berarti berbentuk terjepit.
Peninggalan tulisan ini diprediksi mendahului hieroglif Mesir beberapa abad. Selain itu, peninggalan ini juga merupakan sistem tulisan tertua yang dikenal dan dapat diuraikan yang digunakan oleh manusia.
Cuneiform sendiri merupakan sistem penulisan yang paling tersebar luas dan bersejarah di Timur Tengah kuno dan digunakan oleh banyak budaya, termasuk orang Asiria, Akadia, dan Babilonia, yang memiliki bahasa lisan mereka sendiri.
Tulisan ini dibuat dengan menekan buluh atau bambu yang berujung runcing ke tanah liat lembab untuk membuat lekukan berbentuk baji.
Lekukan-lekukan ini jika digabungkan dengan cara yang berbeda dapat mewakili suku kata dan dapat membentuk kata yang berbeda. Kemudian, para juru tulis akan mengukir tulisan cuneiform pada berbagai objek batu.
Sistem penulisan ini digunakan selama sekitar 3.000 tahun dan menghasilkan ratusan ribu kepingan tanah liat dan objek terukir. Namun, baru pada awal abad ke-19, para arkeolog baru menemukan peninggalan sistem penulisan ini.
(pal/pal)