DNA Purba Ungkap Orang Zaman Neolitikum Tidak Poligami

ADVERTISEMENT

DNA Purba Ungkap Orang Zaman Neolitikum Tidak Poligami

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 30 Jul 2023 20:00 WIB
Ilustrasi manusia purba atau orang Neolitikum.
Pohon keluarga zaman Neolitikum ungkap orang-orang saat itu memilih tidak poligami. Begini studinya. Foto: Freepik
Jakarta -

DNA purba dari pekuburan di Prancis mengungkap bahwa orang-orang zaman Neolitikum memilih untuk tidak poligami. Temuan ini dipublikasi peneliti Maite Rivollat dan rekan-rekan dalam jurnal Nature baru-baru ini.

Kehidupan monogami orang-orang dari 6.700 tahun lalu itu disimpulkan tim peneliti setelah membangun pohon silsilah keluarga besar warga prasejarah Gurgy. DNA mereka diperoleh dari situs Gurgy bernama Les Noisats, yang kini bagian wilayah Prancis.

Tradisi Berkeluarga karena Bermukim

Orang-orang Neolitikum menjalani transisi dari berburu-mengumpulkan makanan (hunter-gatherer) ke bertani. Perubahan ini diperkirakan juga menyebabkan kebiasaan berkeluarga ikut terpengaruh, seperti dikutip dari IFL Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekelompok manusia prasejarah saat itu mulai menyebar ke seluruh Eropa Barat. Mereka mendirikan pemukiman kecil, tinggal di sana dan bertani, dan dikuburkan berdekatan. Pekuburannya inilah yang ditemukan dalam penelitian arkeologi di situs Gurgy 'Les Noisats' di Lembah Paris.

Penelusuran Asal-usul Keluarga Monogami

Makam orang purba PrancisDenah pemakaman tujuh turunan keluarga Neolitikum Prancis dan makam pasangan awal di sana. Foto: Rivollat et al

DNA kuno warga Gurgy itu kelak ditemukan di pemakaman mereka. Sampel DNA orang prasejarah Prancis itu dipakai untuk membangun dua silsilah keluarga besar. Salah satu pohon silsilah menghubungkan 64 individu tujuh turunan. Pohon keluarga ini dinilai sebagai silsilah terbesar yang dibangun dari DNA purba hingga saat ini.

ADVERTISEMENT

Seorang laki-laki berdiri di puncak pohon keluarga terbesar itu sebagai 'bapak pemula silsilah'. Ia ditemukan terkubur di sebelah seorang perempuan yang tidak dapat ditarik data genetiknya.

Laki-laki tersebut semula tidak dimakamkan di sana. Namun. tulangnya diambil dan dikubur ulang di sana bersama perempuan tersebut. Praktik ini mengindikasikan peran pentingnya bagi kerabat dekatnya saat itu.

Para meneliti pun melakukan analisis genom, nilai rasio sedimen strontium, data DNA mitokondria yang biasanya berasal dari garis keturunan ibu, data kromosom Y, usia kematian, dan jenis kelamin genetik.

Hasilnya menunjukan bahwa situs kuburan di Les Noisats itu bukan pekuburan acak, tetapi pekuburan keluarga. Almarhum dimakamkan dekat dengan kerabat-kerabatnya.

Hanya sedikit liang kuburan yang diisi bertumpuk. StΓ©phane Rottier, arkeolog dan antropolog dari University of Bordeaux, Perancis yang menggali situs ini pada 2004-2007 menilai, praktik-praktik perlakuan pada penguburan itu menunjukkan adanya kontrol penuh atas pekuburan itu oleh keluarga besar.

Tujuh Generasi Tanpa Poligami

Laki-laki tersebut kemudian mewakili awal garis ayah di salah satu pohon silsilah. Penelitian DNA mendapati bahwa laki-laki di sana menetap dan berkeluarga di sana. Sedangkan berdasarkan garis keturunan ibu (mitokondria), sebagian besar perempuan berasal dari lokasi lain, bukan Gurgy.

Ini artinya, ada tradisi patrilokal. Laki-laki petani Neolitikum tinggal di tanah leluhurnya, sedangkan perempuan dari daerah luar tinggal di rumah suaminya yang orang Gurgy.

Setelah berkeluarga, mereka hanya melahirkan keturunan dari pasangan yang sama sampai meninggal. Simpulan ini didapat dari tidak adanya DNA saudara tiri sampai tujuh turunan, yang umumnya muncul dari poligami atau serial monogamy (menikah, cerai mati atau hidup, lalu menikah lagi).

Lebih lanjut, studi mendapati bahwa orang Neolitikum Prancis ini juga suka berkeluarga besar. Rivollat menjelaskan, berdasarkan temuan, perkiraan jumlah perempuan, dan estimasi banyaknya kematian bayi, keluarga Neolitikum ini memiliki banyak saudara kandung dewasa di umur yang sama, tingkat kesuburan tinggi, dan gizi stabil. Kondisi ini cukup mencolok untuk zaman tidak serba mudah saat itu.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads