Bagi para orang tua yang memiliki bayi, empeng atau pacifier dalam bahasa Inggris bisa sangat membantu. Benda kecil dari bahan karet, silikon, atau plastik acap digunakan untuk membantu menenangkan anak mereka.
Ternyata, dikutip dari The New York Times empeng sebenarnya telah digunakan selama berabad-abad dengan bentuk yang lebih sederhana, seperti kain terikat yang dicelupkan ke dalam air atau madu, manik-manik kayu atau "gum stick" yang terbuat dari batu, tulang, atau karang.
Namun, bentuk tradisional empeng tersebut tidak sepopuler seperti yang saat ini umum digunakan. Lantas, siapa yang pertama kali menemukan empeng dalam bentuk yang lebih modern? Yuk, detikers kita simak informasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipatenkan Oleh Apoteker dari Manhattan
Christian W Meinecke yang merupakan seorang apoteker di Manhattan, Amerika Serikat mengajukan paten untuk 'Desain Baru dan Asli untuk Penenang Bayi' atau yang kita kenal sebagai empeng pada tahun 1901.
Saat itu ia juga turut mematenkan beberapa alat medis yang terdengar aneh, seperti wadah penampung air liur. Namun, hanya sedikit yang diketahui terkait kehidupan pribadi sosok ini.
Empeng bayi milik Meinecke terbuat dari karet India yang terhubung dengan pelindung berbentuk cakram. Pelindung ini menjaga dot agar tidak tertelan oleh bayi yang menyedot dengan kuat.
Penemu lain turut mematenkan berbagai variasi empeng, salah satunya adalah dengan menambahkan cincin yang dapat digunakan untuk menarik benda tersebut dari mulut bayi. Namun, semua variasi tetap mempertahankan konfigurasi dasar dot dan pelindung yang masih ada hingga kini.
Saat itu, karet empeng diproses menggunakan belerang yang menimbulkan bau tidak sedap. Ada juga empeng berwarna putih yang menyebabkan benda ini tercemar dengan timah. Sementara pelindungnya terbuat dari tulang, gading, atau aluminium.
Mendapatkan Banyak Penolakan
Penggunaan empeng saat itu mendapat berbagai penolakan. Sebuah surat kemarahan tahun 1909 diterima editor The New York Times dengan menyebut empeng sebagai "penemuan jahat", karena dikatakan menebalkan lidah dan merusak bentuk mulut bayi.
Hal ini disebabkan ada anggapan empeng dapat memberikan beberapa permasalahan pada bayi seperti skoliosis, perubahan bentuk mulut bayi, dan penyebaran penyakit.
Kendati ada penolakan, penjualan empeng terus meningkat seiring berjalannya waktu. Dot yang awalnya dibuat dari karet India kemudian digantikan menggunakan lateks dan silikon, sementara pelindungnya juga diganti menggunakan plastik.
Pada tahun 1940-an, satu perusahaan perusahaan Binky Baby Products dari New York, telah menjual begitu banyak empeng sehingga merek tersebut menjadi istilah generik untuk benda itu sendiri. Merek dagang tersebut sekarang dimiliki oleh Playtex.
Lebih dari 3 dekade sejak dipatenkan para ahli tetap menentang penggunaan empeng. Para dokter anak dan pejuang ASI kala itu memperingatkan bahwa penggunaan empeng dapat menyebabkan "bingung puting" dan akan membuat bayi tidak dapat menyusu.
Namun, penelitian pada tahun-tahun berikutnya telah membantah kekhawatiran ini dan menemukan bahwa empeng justru bisa membantu menyusui. Terlepas dari itu sepertinya para orang tua tidak terpengaruh pada berbagai penolakan.
Faktanya menurut The New York Times lebih dari 75 persen bayi di Barat sekarang menggunakan empeng. Seorang sejarawan medis pada tahun 1971 mengatakan, "Pengalaman orang awam telah mengalahkan kebijaksanaan para ahli."
(pal/pal)