Rempah Usia 2.000 Tahun Ini Bukti Kari Tertua di Asia Tenggara

ADVERTISEMENT

Rempah Usia 2.000 Tahun Ini Bukti Kari Tertua di Asia Tenggara

Zefanya Septiani - detikEdu
Senin, 24 Jul 2023 17:30 WIB
Alat penyiapan makanan kuno yang dilaporkan Wang dan rekan-rekan. A-D dan G adalah alas giling berkaki. E dan F adalah potongannya. H, I, dan L adalah alu atau penumbuknya. J adalah mortar dan K adalah potongannya.
Alat penyiapan makanan kuno yang dilaporkan Wang dan rekan-rekan. A-D dan G adalah alas giling berkaki. E dan F adalah potongannya. H, I, dan L adalah alu atau penumbuknya. J adalah mortar dan K adalah potongannya. Foto: Wang et al
Jakarta -

Wilayah Asia Tenggara dikenal akan masakan dengan cita rasa khas yang didapatkan dari rempah-rempah. Ternyata, penggunaan rempah-rempah dalam bahan masakan telah digunakan sejak 2.000 tahun yang lalu.

Hal tersebut dikemukakan peneliti Weiwei Wang dan rekan-rekan dalam jurnal Science Advances yang diterbitkan pada 21 Juli 2023. Temuan mereka menjadi bukti kari tertua yang dikenal di Asia Tenggara dan ditemukan di luar India.

Para peneliti menemukan bukti rempah-rempah kuno ini dalam kompleks arkeologi Oc Eo di selatan Vietnam. Bukti kari tertua ini didapatkan dari delapan jenis rempah-rempah yang berasal dari sumber berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, ekspedisi laut mungkin digunakan untuk mendapatkan rempah-rempah ini. Studi ini merupakan studi pertama yang mengonfirmasi bahwa rempah-rempah merupakan komoditas berharga yang dipertukarkan dalam jaringan perdagangan global hampir 2.000 tahun yang lalu.

Ditemukan di Alat Penggiling Batu

Alas giling besar berkaki berdimensi 76 cm x 31 cm digali pada 2018 lalu. Butir pati jahe (Zingiber officinale), kayu manis (Cinnamomum sp.), dan pala (Myristica fragrans) teridentifikas ada pada permukaannya.Alas giling besar berkaki berdimensi 76 cm x 31 cm digali pada 2018 lalu. Butir pati jahe (Zingiber officinale), kayu manis (Cinnamomum sp.), dan pala (Myristica fragrans) teridentifikas ada pada permukaannya. Foto: Khanh Trung Kien Nguyen/Wang et al

Penelitian ini awalnya berfokus pada fungsi dari alat penggiling batu yang dikenal sebagai pesani, kemungkinan digunakan oleh kerajaan kuno Funan untuk menggiling rempah-rempah menjadi bubuk.

ADVERTISEMENT

Beberapa alat-alat penggilingan ini dieskavasi oleh tim peneliti mulai dari 2017 hingga 2019 dari situs Oc Eo. Namun, beberapa di antaranya sebelumnya sudah dikumpulkan oleh museum lokal, seperti yang dilansir dari laman Science Alert.

Tim peneliti kemudian menggunakan teknik analisis butiran pati untuk menganalisis sisa-sisa mikroskopis yang ditemukan dari berbagai alat penggiling dan penumbuk kuno ini. Butiran pati adalah struktur kecil yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan dapat bertahan cukup lama.

Studi terhadap butiran pati dapat membantu kita untuk memahami penggunaan tumbuhan di masa lalu, pola makan, praktik pertanian, dan kondisi lingkungan.

Punya 12 Jenis Rempah

Para peneliti kemudian menganalisis 40 alat penggiling dan penumbuk kuno yang mereka temukan. Mereka mendapatkan 12 jenis rempah-rempah yang berbeda, termasuk kunyit, jahe, kencur, temulawak, cengkeh, pala, dan kayu manis.

Hal itu berarti penduduk pada situs tersebut benar-benar menggunakan alat penggiling ini untuk memproses makanan, termasuk menggiling rimpang, biji, dan batang tanaman rempah-rempah sehingga memperkaya rasa.

Namun, rempah-rempah yang ditemukan dalam situs Oc Eo kemungkinan tidak semuanya tersedia secara alami di wilayah tersebut. Hal itu menyebabkan dibutuhkan ekspedisi khusus melalui Samudra Hindia dan Samudra Pasifik untuk mengumpulkan rempah-rempah ini.

Tentunya, ekspedisi untuk mengumpulkan bahan pembuat kari ini membuktikan kari memiliki sejarah panjang yang menarik di luar India. Tidak hanya itu, hal ini juga menunjukkan kari sangat diidamkan di berbagai tempat di dunia.

Penanggalan terhadap situs dan alat memberikan peneliti 29 tanggal terpisah dari sampel arang dan kayu. Pada sampel arang yang diambil tepat di bawah batu penggiling terbesar yang berukuran 76 cm x 31 cm, tim peneliti menemukan alat ini berasal dari 207-326 M.

Tim peneliti lain, yang juga mempelajari situ Oc Eo, menggunakan teknik penanggalan termoluminesensi pada bata yang digunakan dalam arsitektur situs. Secara kolektif, hasil-hasil ini menunjukkan situs ini dihuni antara abad ke-1 hingga ke-8 M.

Resep Kari Kuno Tidak Berubah Jauh Hingga Kini

Mie kari enakIlustrasi mie kari. Foto: Instagram

Memasak kari dari bahan-bahan dasar bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Pasalnya, memasak kari membutuhkan waktu dan usaha yang cukup banyak, serta melibatkan berbagai rempah-rempah unik dan penggunaan alat penggiling.

Hal itu menyebabkan hampir 2.000 tahun lalu, orang-orang yang tinggal di luar India memiliki keinginan kuat untuk menikmati cita rasa kari, seperti yang tampak dari persiapan mereka melalui penelitian ini.

Menariknya, resep kari yang digunakan di Vietnam saat ini tidak banyak berubah sejak periode kuno Oc Eo. Komponen-komponen kunci seperti kunyit, cengkeh, kayu manis, dan santan tetap konsisten dalam resep kari ini.

Selain menemukan rempah untuk membuat kari, tim peneliti juga mengumpulkan sejumlah besar biji yang terawat dengan baik. Mereka berharap di masa yang akan datang juga dapat menganalisis temuan ini.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads