Pelajar Berjaya di Pasar Modal, Cek Tips Aman Berinvestasi!

ADVERTISEMENT

Pelajar Berjaya di Pasar Modal, Cek Tips Aman Berinvestasi!

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 22 Jul 2023 06:00 WIB
Ilustrasi Wisuda
Foto: Dok. Shutterstock
Jakarta -

Jumlah investor pelajar di Indonesia disebut terbesar kedua setelah pegawai negeri ataupun swasta. Tak sembarangan, pelajar tercatat sebagai single investor identification (SID) sebesar 26,86% dari jumlah 11.188.845 individual di pasar modal.

Pelajar Rajai Pasar Modal

Menurut data Statistik Publik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2023, jumlah aset investor berprofesi pelajar mencapai Rp 13,21 triliun untuk C-Best dan Rp 9.32 triliun di S-Invest. Jumlah ini memang masih kalah dengan investor yang berprofesi sebagai pengusaha atau pegawai negeri/swasta, tetapi rasio investor pelajar tetaplah yang terbanyak kedua setelah profesi tersebut.

Bila dijabarkan berdasarkan jenjang pendidikan, investor dengan pendidikan SMA dan di bawahnya adalah yang paling banyak memiliki aset, yakni sekitar 64,12%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dikutip dari laporan CNBC Indonesia, aset yang dimiliki investor berpendidikan SMA dan di bawahnya ini mencapai angka Rp 156,04 triliun di C-Best dan Rp 35,77 triliun di S-Invest. Data terakhir menunjukan tentang rentang umur investor.

Diketahui, investor berumur di bawah 30 tahun di data KSEI ada sebanyak 57,57%. Jumlah ini terbanyak dari keseluruhan data yang disajikan.

ADVERTISEMENT

Tips Aman Berinvestasi

Bila detikers ingin mulai berinvestasi, pengamat perbankan, keuangan, dan investasi Universitas Gadjah Mada (UGM) I Wayan Nuka Lantara, MSi Phd memiliki beberapa tips berinvestasi.

Hal ini perlu dicatat agar detikers terhindar dari penipuan yang menyebabkan kerugian. Berikut informasi selengkapnya, seperti dikutip dari laman UGM:

1. Kenali Instrumen Investasi

Carilah informasi terkait investasi yang akan diambil. Contohnya dengan melihat testimoni pengguna ataupun sumber yang kredibel seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Catat informasi yang memadai dan harus sedetail mungkin. Dengan memahami karakteristik produknya, detikers terhindar dari salah langkah.

2. Cek Kemampuan Diri

Menurut dosen Departemen Manajemen FEB UGM ini, berinvestasi harus menyesuaikan dengan tujuan dan kemampuan diri secara finansial. Untuk itu, produk investasi harus sesuai dengan profil risiko kita.

"Misal menjelang pensiun lalu ambil investasi dalam bentuk bitcoin ini tidak cocok karena waktu tinggal berapa tahun pensiun dan terlalu beresiko kan bahaya," ungkapnya.

3. Cek Reputasi Perusahaan

Hal ini adalah yang terpenting. Memeriksa kredibilitas perusahaan bisa membuat kita terhindar dari investasi bodong atau abal-abal.

4. Cek Legalitas Investasi

Masyarakat dapat melakukan pengecekan legalitas perusahaan investasi melalui OJK. Wayan menjelaskan bila tidak memiliki izin OJK lebih baik jangan melakukan investasi.

Terkait instrumen investasi, Wayan mengatakan ada beberapa macam investasi seperti saham, deposito, obligasi, reksadana, cryptocurrency atau investasi mata uang digital, dan lainnya. Setiap investasi memiliki kelebihan dan risiko masing-masing.

Jadi, apakah detikers tertarik untuk mulai berinvestasi? Pastikan tips yang dilakukan pakar UGM ini dilakukan ya!




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads