Ini yang Terjadi Saat Perang Dunia I, Inovasi hingga Kehancuran

ADVERTISEMENT

Ini yang Terjadi Saat Perang Dunia I, Inovasi hingga Kehancuran

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 20 Jul 2023 09:30 WIB
Picture taken in 1916 of French soldiers moving into attack from their trench during the Verdun battle, eastern France, during the first World War. The battle won by the French in November 1916 cost the life of 163.000 French soldiers and 143.000 German soldiers. (Photo by AFP)
Foto: AFP/-/Perang Dunia I
Jakarta -

Perang dunia I adalah perang besar yang terjadi pada awal abad ke-20. Perang ini melibatkan puluhan negara yang terbaik akan Blok Sekutu dan Blok Sentral.

Ada lebih dari 30 negara menyatakan perang antara tahun 1914 dan 1918. Mayoritas bergabung di Blok Sekutu, termasuk Serbia, Rusia, Prancis, Inggris, Italia, dan Amerika Serikat.

Mereka ditentang oleh Jerman, Austria-Hongaria, Bulgaria dan Kekaisaran Ottoman, yang bersama-sama membentuk Blok Sentral.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir laman History, pertempuran yang sering disebut Great War ini berawal saat Archduke Franz Ferdinand, pewaris Kekaisaran Austria-Hungaria, ditembak mati bersama istrinya di Sarajevo, Bosnia. Penembakan ini dilakukan oleh nasionalis Serbia, Gavrilo Princip pada 28 Juni 1914.

Saat Austria-Hongaria sedang bersiap untuk perang, pemerintah Serbia memerintahkan tentara Serbia untuk memobilisasi dan meminta bantuan Rusia. Pada tanggal 28 Juli, Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia, dan perdamaian yang lemah antara kekuatan besar Eropa dengan cepat runtuh.

ADVERTISEMENT

Dalam seminggu, Rusia, Belgia, Prancis, Inggris Raya, dan Serbia berbaris melawan Austria-Hongaria dan Jerman, dan Perang Dunia I telah dimulai.


Jutaan Orang Bersiap untuk Perang

Perang Dunia I tidak dapat dihindari atau tidak disengaja, tetapi dimulai sebagai akibat dari tindakan dan keputusan manusia.

Saat perang dimulai, lebih dari 65 juta orang mengajukan diri atau wajib militer untuk berperang di tentara warga massal. Jutaan warga sipil juga berkontribusi pada upaya perang dengan bekerja di industri, pertanian, atau pekerjaan yang dibiarkan terbuka saat pria mendaftar.

Perang Dunia I juga merupakan perang melawan manusia. Tentara penyerang melakukan kekejaman terhadap warga sipil di daerah yang mereka duduki.

Serangan terhadap warga sipil menjadi semakin umum karena masing-masing negara mencoba untuk menghancurkan moral rumah lawan mereka dan mengurangi dukungan rakyat untuk perang. Propaganda menjelekkan seluruh bangsa dan menyerang 'karakter nasional' bangsa musuh.

Perang Produksi Senjata

Tidak hanya perang mental, World War I (WW I) juga dikenal sebagai perang senjata karena setiap negara yang berperang berlomba untuk memasok pasukan dan peralatan yang cukup untuk angkatan bersenjatanya.

Di Inggris, kegagalan awal dalam pembuatan amunisi menyebabkan intervensi penuh pemerintah dalam produksi perang.

Kontrol ini membantu industrinya menghasilkan hampir 4 juta senapan, 250.000 senapan mesin, 52.000 pesawat terbang, 2.800 tank, 25.000 artileri, dan lebih dari 170 juta peluru artileri pada tahun 1918.

Perang Inovasi

Perang juga memicu hadirnya kemajuan dalam persenjataan dan teknologi militer. Kondisi ini membuat adanya perubahan taktis karena masing-masing pihak berusaha mendapatkan keuntungan dari yang lain.

Pengenalan pesawat ke dalam perang membuat tentara dan warga sipil rentan terhadap serangan dari atas untuk pertama kalinya.

Inovasi besar juga dibuat di bidang manufaktur, kimia, dan komunikasi. Kemajuan medis menjadikan Perang Dunia I konflik besar pertama di mana kematian Inggris dalam pertempuran melebihi jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit.

Perang Kehancuran

Dengan banyaknya negara yang terlibat, Perang Dunia I telah menyebabkan sekitar 16 juta tentara dan warga sipil tewas, serta banyak lainnya terluka secara fisik dan psikologis.

Perang juga mengubah lanskap sosial dan politik dunia. Biaya yang harus dibayar manusia dari Perang Dunia I untuk Inggris adalah terciptanya bahasa peringatan baru, yang masih ada hingga hari ini.

Itu bisa dilihat pada peringatan perang di kota, sekolah, tempat ibadah dan tempat kerja, serta dalam ritual seperti Remembrance Sunday dan keheningan dua menit pada pukul 11 pagi setiap tanggal 11 November.




(faz/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads