Mengapa Mata Uang Indonesia Punya Banyak Angka Nol? Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

Mengapa Mata Uang Indonesia Punya Banyak Angka Nol? Ini Alasannya

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 11 Jul 2023 18:00 WIB
Ki Hadjar Dewantara, Portrait from Indonesia 20000 Rupiah 1998 Banknotes. Pile of old Indonesian rupiah banknotes series
Mengapa Mata Uang Indonesia Punya Banyak Angka Nol? (Foto: Getty Images/iStockphoto/Muhammad Labib Adilah)
Jakarta -

Uang merupakan alat tukar dalam pembelian barang dan jasa. Berbeda dengan negara lain, mata uang Indonesia memiliki banyak angka nol di belakangnya. Apa ya alasannya?

Jika melihat mata uang dollar atau euro, bilangan yang digunakan hanya terdiri dari satu angka dengan satu-dua nol yang mengikuti seiring bertambahnya nilai uang. Namun, mata uang Indonesia cenderung menyertakan tiga angka nol sebagai penanda ribuan di belakangnya.

Nah jika melihat sejarah, Indonesia sebenarnya pernah memiliki mata uang dengan satu angka saja seperti Rp 1 atau Rp 5. Namun hal ini berubah karena adanya hiperinflasi pada tahun 1960.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Mata Uang di Indonesia

1. 3 Oktober 1945

Menurut unggahan Instagram Kemendikbudristek dalam @Kemdikbud.RI, Indonesia mulai 3 Oktober 1945 memiliki 4 mata uang resmi, yaitu De Javasche Bank, De Japansche Regeering, Dai Nippon emisi, dan Dai Nippon Teikoku Seibu.

2. 30 Oktober 1946

Indonesia mulai membuat mata uangnya sendiri dengan sebutan Oeanng Republik Indonesia (ORI). ORI memiliki dua bentuk, yaitu kertas dan perak (Rp 1 dan Rp 5).

ADVERTISEMENT

3. 1960

Di tahun ini, terjadi hiperinflasi di Indonesia. Menurut KBBI, inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang beredar sehingga harga barang-barang naik. Hiperinflasi dikenal sebagai inflasi yang tak terkendali.

Mengapa hiperinflasi bisa terjadi? Waktu itu, Presiden Soekarno mencetak rupiah dalam skala besar untuk membayar utang negara dan mendanai pembangunan. Dengan banyaknya mata uang yang beredar, rupiah menjadi tidak terlalu bernilai.

4. 1970

Akhirnya pada 1970, Bank Indonesia menambah nominal Rp 5.000 dan Rp 10.000 sebagai upaya pengendalian inflasi.

5. 1995-2004

Pada 1995, dikeluarkan mata uang bernominal Rp 50.000 dengan gambar Soeharto, tetapi diganti menjadi WR Supratman pada 1998. Kemudian hingga 2005, mulai dikeluarkan mata uang dengan 3 nol di belakang.

Pada 1999, dikeluarkan mata uang bernominal Rp 100.000. Berlanjut pada 2004, dikeluarkan mata yang bernominal Rp 20.000.

6. 2005

Pada 2005, seluruh mata uang didesain ulang.

7. 2016

Akhirnya pada 2016, mata uang didesain ulang menjadi seperti sekarang.

Itulah alasan mengapa mata uang Indonesia memiliki banyak nol di belakangnya. Apakah menurutmu mata uang Indonesia akan kembali menjadi semula, detikers?




(nir/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads