Kuda Modern Ternyata Punya Jari Berbeda dari Nenek Moyangnya, Begini Evolusinya

ADVERTISEMENT

Kuda Modern Ternyata Punya Jari Berbeda dari Nenek Moyangnya, Begini Evolusinya

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 28 Jun 2023 07:00 WIB
Pedagang kuda menunggu pembeli di Pasar Kuda Tolo, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/5/2023). Pasar yang digelar setiap hari sabtu tersebut menjadi pusat jual beli ratusan ekor kuda dari sejumlah daerah dengan harga Rp6 juta hingga Rp30 juta per ekor tergantung jenis, umur dan ukuran badannya. ANTARA FOTO/Arnas Padda/foc.
Foto: ANTARA/ARNAS PADDA
Jakarta -

Kuda modern rupanya memiliki fakta menarik tentang jari-jari mereka. Hewan berkaki empat ini memiliki jari kaki yang jumlahnya tidak sama seperti para nenek moyang mereka, kuda purba.

Kuda purba seperti Hyracotherium leporinum, memiliki kaki layaknya tapir modern. Kaki kuda purba terdiri atas empat jari di depan dan tiga di belakang. Setiap dari jari tersebut memiliki kuku dan memiliki semacam alas di bawah kakinya.

Sebaliknya, keluarga kuda atau equidae modern seperti kuda, keledai, atau zebra hanya memiliki jari tunggal. Jari kuda modern adalah warisan dari jari ketiga kuda purba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evolusi Jari Kuda

Jari kaki kuda modern terbungkus keratin tebal, dengan bantalan berbentuk segitiga di alasnya yang bertindak sebagai peredam tekanan. Pada penelitian terbaru mengenai jari kuda, para paleontolog menganalisis jejak kuku dan tulang kaki kuda modern serta riwayat fossil mereka untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di balik pengurangan jumlah jari kaki kuda.

ADVERTISEMENT

"Pada fosil kuda yang lebih modern, hanya ada tiga jari di depan dan belakang. Jari-jari sekunder pada kuda-kuda tersebut lebih kecil dan lebih pendek daripada milik tapir," kata Profesor Christine Janis dari University of Bristol, dikutip dari Sci.News.

"(Jari-jari sekunder) ini kemungkinan besar tidak menyentuh tanah pada situasi normal, tetapi kemungkinan memberikan dukungan di situasi tertentu, misalnya saat terpeleset atau memperoleh tekanan yang kuat," imbuhnya.

Berdasarkan penelitian Prof Janis dan kawan-kawannya, terbukti bahwa jari-jari sekunder itu lenyap saat proses evolusi.

"Meski tampaknya sisa-sisa bagian atas jari-jari samping masih dipertahankan oleh kuda-kuda modern, sebagaimana diklaim pada penelitian tahun 2018, bagian bawahnya sudah benar-benar tak tersisa," jelas Profesor Alan Vincelette dari St John Seminary.

Berdasarkan riset pada 2018, diterangkan bahwa pada kuda modern, jari-jari kaki samping ini dipertahankan dalam kuku jari tengah. Pendapat ini didapat, sebagian berdasarkan interpretasi atas jejak kuku kuda berjari tiga, Hipparion dari Lateoli, Tanzania. Kuda ini berasal dari 3,7 juta tahun yang lalu.

Jejak kuku tersebut tampaknya tidak memiliki bantalan yang biasanya terdapat pada telapak kaki kuda yang biasa juga disebut sebagai frog. Maka fakta ini semakin menegaskan gagasan bahwa jari samping kuda seperti Hipparion mewariskan bantalan tersebut ke kuda modern.

Memang tidak semua jejak kuku kuda modern tercatat memiliki bantalan. Namun, bagian ini bisa dilihat di banyak jejak kuku kuda berjari tiga. Oleh sebab itu, hal ini turut meragukan pendapat bahwa bantalan pada kuku kuda modern terbentuk dari jari kaki kuda tridaktil.

"Pendapat bahwa kuda modern mempertahankan jari-jari asli mereka sebagai sisa-sisa dalam bagian kuku, merupakan hal yang baru. (Dan) terlihat bahwa ini tidak benar," kata Janis.

"Bantalan di kuku kuda berevolusi secara tersendiri dari jari kaki samping, sebagai struktur unik yang memberi fungsi peredam kejut dan tarikan," ungkap Profesor Vincelette.

"Kami juga menunjukkan bahwa kaki kuda berjari satu memiliki bentuk yang berbeda dari jari utama kuda berjari tiga. Milik mereka bentuknya lebih bulat. Perbedaan ini juga kemungkinan berkaitan dengan distribusi berat badan dan/atau habitat ekologis," paparnya.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads