Kemampuan Matematika Siswa AS Turun Serempak, Apa Sebabnya?

ADVERTISEMENT

Kemampuan Matematika Siswa AS Turun Serempak, Apa Sebabnya?

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 26 Jun 2023 11:30 WIB
Kindergarten students are led into the building on the first day of in-person classes at Lee Elementary School on Wednesday, Sept. 16, 2020  in Lee, Mass. (Stephanie Zollshan/The Berkshire Eagle via AP)
Ilustrasi Siswa di Amerika Serikat. (Foto: Stephanie Zollshan/The Berkshire Eagle via AP)
Jakarta -

Kemampuan matematika siswa di Amerika disebut menurun hingga kembali ke satu dekade sebelumnya. Data ini dirilis oleh The National Assessment of Educational Progress (NAEP) pada Rabu, (21/6).

NAEP adalah sebuah proyek yang telah memantau nilai ujian sejak 1969. Menguji siswa pada akhir tahun 2022, mereka menemukan bahwa nilai membaca dan matematika turun secara signifikan dibandingkan dengan akhir tahun 2019.

Sebelumnya, NAEP menyatakan nilai rata-rata matematika telah meningkat secara signifikan sejak penilaian pertama kali dimulai. Namun kini telah turun ke level yang terakhir terlihat pada tahun 1990.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penilaian yang dilakukan pada siswa berusia 13 tahun ini paling terlihat pada siswa dengan kemampuan akademik rendah.

"Siswa Amerika di penjuru negeri sedang kesulitan. Pendidik, pembuat kebijakan, dan keluarga perlu bekerja sama secara mendesak dan tegas untuk memenuhi kebutuhan belajar generasi ini," kata Beverly Perdue, ketua NAEP dalam Science Alert dikutip Minggu (25/6/2023).

ADVERTISEMENT

Minat Membaca Juga Capai Titik Terendah

Penilaian yang mengandalkan sampel perwakilan nasional ini juga mengungkapkan data minat membaca. Tercatat, minat membaca anak usia 13 tahun mencapai titik terendah sepanjang masa.

Hanya 14 persen anak yang membaca untuk bersenang-senang setiap hari. Turun 3 poin dari tahun 2020 dan 13 poin dari tahun 2012.

Di antara siswa dengan kemampuan akademik rendah, 42 persen mengatakan mereka tidak pernah atau hampir tidak pernah membaca untuk bersenang-senang.

Siswa Makin Sering Absen

Jumlah ketidakhadiran di sekolah juga meningkat. Siswa yang absen lima hari atau lebih menjadi dua kali lipat sejak penilaian terakhir.

Penelitian menunjukkan, penutupan sekolah selama pandemi COVID-19 paling berdampak pada siswa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan etnis minoritas.

Selain itu, pandemi juga memperburuk hasil pembelajaran. Termasuk peningkatan jumlah siswa yang mencari layanan kesehatan mental, kekerasan dan gangguan di sekolah, intimidasi dunia maya, dan kekurangan guru dan staf secara nasional.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads