Arkeolog Temukan Ocomtun, Kota Suku Maya yang Punya Piramida hingga Plaza

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 25 Jun 2023 20:00 WIB
Foto: (Instituto Nacional de Antropología e Historia (INAH) Meksiko via BBC)
Jakarta -

Berbagai fakta mengenai Suku Maya seakan tak pernah habis untuk digali. Para arkeolog kembali menemukan sebuah kota yang ditinggalkan peradaban legendaris tersebut.

Sejumlah ahli dari National Institute of Anthropology and History (INAH), Meksiko menemukan kota Suku Maya di dalam hutan cadangan ekologis, Balamku, Campeche.

Kota kuno tersebut dinamai oleh para arkeolog sebagai Ocomtún yang artinya tiang batu. Sebab, ada banyak batu berbentuk silinder yang ditemukan di penjuru interior kota.

Arkeolog menemukan kota kuno Suku Maya itu saat melakukan sebuah proyek dokumentasi dan mapping area tak terjamah di pusat Campache. Dikutip dari Heritage Daily, mereka menggunakan metode fotografi dengan resolusi tinggi dan Light Detection and Ranging (LiDar).

LiDar adalah metode penelusuran remot menggunakan cahaya dalam bentuk laser denyut, guna mengukur jarak suatu variabel ke Bumi. Selisih dari sinyal laser dan pengukuran panjang gelombang bisa dipakai untuk menghasilkan map digital 3D suatu lanskap, sekaligus menghilangkan objek-objek lain seperti bagian rimbun pohon yang dapat menyembunyikan objek arkeologi.

Ada Piramida, Plaza, hingga Jalan Pintas

Penelusuran mereka pada akhirnya menyingkap sebuah struktur bangunan pra-Hispanik yang berlokasi di semenanjung dan dikelilingi lahan basah. Situs ini mencakup area seluas 123,5 hektar dan sebagian darinya berasal dari periode Klasik (250-1.000 M).

Berbagai bangunan besar juga telah terungkap melalui inspeksi permukaan tanah. Bangunan-bangunan yang dimaksud termasuk struktur piramida dengan tinggi lebih dari 15 meter, sejenis plaza, struktur bangunan memanjang yang disusun dalam denah lingkaran konsentris, serta bukti lapangan permainan bola.

Pada situs ini, ada sebuah jalan lintas yang besar menghubungkan situs bagian tenggara dan sekelompok bangunan di bagian barat laut, di mana ada akropolis persegi panjang 80 meter dan piramida 25 meter.

Menurut para peneliti, kota kuno Suku Maya ini mengalami beberapa perubahan pada periode Terminal Klasik (800-100 M), dengan adanya pembangunan kuil, teras, dan plaza-plaza yang digunakan untuk ritual.

Pada abad ke-10, populasi Suku Maya menurun dan membuat situs ini ditinggalkan di kisaran waktu keruntuhan peradaban. Periode tersebut juga menyebabkan banyak kota di dataran rendah selatan Suku Maya ditinggalkan.



Simak Video "Video: Banjir Hantam Meksiko, Air Naik 1,5 meter Secara Tiba-tiba"

(nwk/nwk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork