Cassius adalah buaya terbesar di dunia yang hidup di sebuah penangkaran di Taman Buaya Marineland, Green Island, Great Barrier Reef, Australia. Buaya ini baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-120. Usia ini adalah perkiraan ilmuwan.
Cassius diketahui merupakan buaya air asin yang memiliki tubuh 5,48 meter. Buaya ini ditangkap dalam perangkap tali di Sungai Finniss, Stasiun La Belle, 81 kilometer barat daya Darwin pada tahun 1984.
"Dia dulunya adalah buaya degil tua yang besar ... buaya seukuran itu tidak normal. Tingginya 16 kaki, 10 inci dengan setidaknya 6 inci ekornya hilang dan sedikit moncongnya hilang," kata peneliti buaya, Profesor Graeme Webb, dikutip dari ABC News.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan Umur Buaya Cassius
Profesor Webb mengatakan Cassius berusia antara 30 dan 80 tahun pada saat penangkapan. "Dia sangat mungkin lebih dari satu abad, mungkin 120 tahun," ujarnya.
Pada tahun 70-an atau sebelum ditangkap, diketahui Cassius telah lama dituduh melakukan banyak serangan dan mungkin disalahkan atas beberapa kerusakan karena menggigit perahu.
"Ujung moncongnya patah, yang bisa Anda dapatkan dari menyerang baling-baling (pada perahu)," terang Webb.
Cucu lelaki Webb, Toody Scott, yang kini menjadi penjaga buaya tempat tinggal Cassius, mengatakan bahwa perkiraan usia Cassius yang 120 tahun didasarkan pada penelitian internasional pada reptil besar.
Pemegang Rekor Buaya Terbesar di Penangkaran
Tidak hanya sangat tua, Cassius juga memegang Rekor Dunia Guinness sejak 2011 untuk buaya terbesar di penangkaran.
Selain itu, Scott mengatakan Cassius telah memiliki beberapa nama besar pengunjung, termasuk mendiang Ratu Elizabeth II, Presiden China Xi Jinping, Raja Thailand dan mantan perdana menteri Scott Morrison.
Bagaimana Buaya Bisa Bertahan Sampai Usia Sangat Tua?
Mengutip laman Animals Around The Globe, umur panjang dan kelincahan Cassius disebut sebagai bukti inspirasi keajaiban alam dan lambang keanekaragaman hayati Australia yang kaya.
Sebagai predator puncak, buaya memainkan peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Hal ini menjadikan studi tentang mereka penting untuk upaya konservasi satwa liar.
Peneliti berpendapat, umur panjang buaya yang panjang dapat dikaitkan dengan beberapa faktor biologis, termasuk metabolisme yang lambat, kekebalan yang kuat terhadap banyak penyakit, dan tidak adanya predator alami di alam liar setelah mencapai ukuran penuh.
Di luar ketahanan biologisnya, buaya menunjukkan perilaku bertahan hidup yang canggih. Terutama strategi berburu yang cerdas, mencakup teknik penyergapan dan kerja tim.
Hal ini memberikan wawasan yang menarik tentang kecerdasan hewan dan strategi bertahan hidup satwa liar.
(faz/pal)