Kampus di AS Ini Punya Reaktor Nuklir Pertama di Dunia, Begini Kisahnya

ADVERTISEMENT

Kampus di AS Ini Punya Reaktor Nuklir Pertama di Dunia, Begini Kisahnya

Zefanya Septiani - detikEdu
Senin, 05 Jun 2023 18:30 WIB
Reaktor nuklir pertama di dunia yang didirikan di University of Chicago, Amerika Serikat pada 1942
Reaktor nuklir pertama di dunia yang didirikan di University of Chicago, Amerika Serikat pada 1942 Foto: University of Chicago
Jakarta -

Nuklir kadang diidentikkan dengan senjata yang sangat mematikan. Namun di sisi lain nuklir juga punya beragam manfaat misal dalam bidang energi, bidang kesehatan seperti untuk pemeriksaan penyakit, bidang pangan atau pertanian untuk menghasilkan varietas unggul, dan lain-lain.

Untuk memanfaatkan nuklir dibutuhkan sebuah reaktor. Reaktor nuklir adalah alat atau instalasi yang dijalankan dengan Bahan Bakar Nuklir yang dapat menghasilkan reaksi inti berantai yang terkendali dan digunakan untuk pembangkitan daya, atau penelitian, dan/atau produksi radioisotop.

Nah tahukah kamu, reaktor nuklir pertama di dunia dibangun di sebuah lapangan squash yang terletak di dekat tribun stadion bola Stagg Field. Stadion ini berada di dalam kompleks kampus University of Chicago, Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reaktor nuklir pertama ini dijuluki sebagai 'Chicago Pile-1' atau CP 1 yang selesai dirancang pada 2 Desember 1942. Penemuan reaktor nuklir memulai Zaman Atom dan memiliki warisan yang rumit, termasuk munculnya energi nuklir dan senjata nuklir.


Asal Usul Reaktor Nuklir

Dituliskan pada laman University of Chicago, reaktor nuklir pertama tersusun atas tumpukan blok grafit setinggi 20 kaki dengan ditanami oleh ratusan blok uranium yang lebih kecil. Awalnya terbentuk karena para fisikawan semakin dekat untuk memahami sifat atom pada tahun 1930-an.

ADVERTISEMENT

Melalui pengetahuan yang lebih baik terkait atom, para fisikawan menemukan banyak energi yang dapat dilepaskan dengan membelah atom. Setelahnya, pada tahun 1939, Albert Einstein dan Leo Szilard mengirimkan surat kepada Presiden AS, Franklin D. Roosevelt terkait senjata dari atom.

Surat tersebut menjelaskan bahwa penemuan energi di dalam atom dapat dimanfaatkan untuk membuat senjata ampuh, dan ilmuwan Nazi diperkirakan telah memiliki alat untuk melakukannya.

Hal tersebut lah yang menjadi dasar dimulainya Proyek Manhattan Amerika Serikat yang merupakan misi ilmiah rahasia untuk mempelajari cara membelah atom dan memanfaatkan kekuatannya.

Proyek ini dilakukan di Chicago karena wilayah ini memiliki populasi fisikawan dan ahli kimia yang sangat baik serta letaknya yang jauh dari pantai. Pelaksanaan proyek reaktor nuklir berkantor pusat di University of Chicago dan diberi kode nama 'Laboratorium Metalurgi'.

Percobaan akan reaktor nuklir berawal dari serangkaian percobaan kecil untuk membuktikan konsep tersebut dan pekerjaan baru dimulai pada reaktor yang benar-benar akan menopang reaksi berantai.

Reaktor nuklir pertama kemudian dilakukan uji kekritisan oleh 49 ilmuwan pada 2 Desember 1942. Uji coba dilakukan dengan menggerakkan batang kendali secara perlahan, dan setelahnya instrumen mereka akan berbunyi klik untuk mencatat jumlah neutron.

Para ilmuwan kemudian mencatatkan reaksi berantai nuklir yang tercapai untuk pertama kalinya. Reaksi berantai ini membutuhkan waktu sekitar 28 menit. Setelahnya, reaktor dibongkar dan diangkut ke lokasi yang lebih terpencil di hutan lindung di luar Chicago.


Kaitannya dengan Bom Atom

Setelah membuktikan reaksi berantai pada uji coba reaktor nuklir pertama, para ilmuwan kemudian membangun reaktor yang lebih banyak dan lebih besar untuk menciptakan jenis plutonium dan uranium yang tepat untuk digunakan dalam bom atom.

Proyek Manhattan kemudian segera membongkar CP-1 dan bergerak dengan cepat untuk membangun reaktor yang lebih besar di Hanford, Washington dan Oak Ridge, Tennessee untuk memproduksi uranium dan plutonium. Di lain sisi, perakitan dan pengujian bom dilakukan di Los Alamos, New Mexico.

Penelitian mereka kemudian menghasilkan dua bom atom yang dijatuhkan oleh AS di Jepang, dalam tragedi Hiroshima pada 6 Agustus dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Tragedi ini diperkirakan menyebabkan lebih dari 200.000 orang tewas dalam dua ledakan tersebut.


Pengaruh Reaktor Nuklir Pertama

Ternyata, CP-1 memiliki berbagai pengaruh yang cukup kompleks dan tahan lama di seluruh dunia, antara lain:

  • Senjata Nuklir

Setelah Proyek Manhattan, AS dan Uni Soviet berlomba-lomba untuk membangun ribuan bom nuklir. Senjata nuklir terus memengaruhi politik dan aliansi global, hingga tahun 2020 diperkirakan ada sekitar 13.000 senjata nuklir yang tersedia di dunia.

  • Jam Kiamat dan Buletin Ilmuwan Atom

Buletin Ilmuwan Atom tercipta dari para ilmuwan dari Proyek Manhattan yang menolak penggunaan bom pada manusia. Kemudian, buletin ini mengatur hitungan mundur jam kiamat hingga tengah malam sebagai metafora tentang bagaimana kemanusiaan yang dekat adalah kehancuran di tangannya sendiri.

Saat ini, temuan tersebut telah berkembang dan dapat digunakan untuk memasukkan perubahan iklim dan ancaman biologis ke dalam kalkulusnya.

  • Energi Nuklir

Reaktor nuklir kemudian dimanfaatkan sebagai sumber penghasil listrik yang dikembangkan oleh Argonne National Laboratory. Saat ini terdapat sekitar 20% listrik di AS dan 10% listrik di dunia yang diproduksi oleh reaktor nuklir.

  • Kimia dan Biologi

Kemunculan reaktor nuklir membantu para peneliti memahami kimia dan biologi, menciptakan material baru, dan mengobati penyakit manusia.

  • Kebijakan Sains

Reaksi nuklir dapat berpengaruh kepada kebijakan sains karena CP-1 dan Proyek Manhattan menandai awal dari perubahan besar dalam cara sains dilakukan.

  • Kedokteran

Para ilmuwan turut menemukan manfaat reaksi nuklir dalam bidang kedokteran. Pasalnya, mereka mendapati bahwa radiasi dapat digunakan dalam pengobatan kanker, temuan ini kemudian diperluas untuk menyertakan inovasi radiologis dalam diagnosis dan pengobatan penyakit lain.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads