Letusan Gunung Tonga 2022 'Ganggu' GPS di Australia-Asia Tenggara, Seperti Apa?

ADVERTISEMENT

Letusan Gunung Tonga 2022 'Ganggu' GPS di Australia-Asia Tenggara, Seperti Apa?

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 29 Mei 2023 08:00 WIB
Letusan gunung berapi Tonga dilihat dari luar angkasa
Letusan Gunung Tonga. (Foto: dok. Maxar Technologies)
Jakarta -

Gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Samudera Pasifik meletus pada Januari 2022. Tak hanya menelan korban jiwa, letusan itu juga berdampak pada atmosfer Bumi.

Dicatat oleh Science Alert sebagai salah satu ledakan terbesar dalam sejarah modern, letusan Gunung Tonga 'mengganggu' GPS di seluruh Australia dan Asia Tenggara. Letusan tersebut menyebabkan "gelembung plasma" super di atas Australia utara yang berlangsung berjam-jam.

Teknologi GPS atau Global Positioning System melekat pada perangkat kita. Mereka mendengarkan sinyal radio yang ditransmisikan oleh satelit yang mengorbit Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menggunakan sinyal tersebut, GPS menghitung lokasinya relatif terhadap satelit. Memungkinkan kita untuk sampai di perpustakaan atau kedai kopi terdekat.

Penempatan satelit yang tepat ini bekerja dengan memodelkan secara akurat kesalahan yang disebabkan oleh ionosfer Bumi. Tapi setiap kali ionosfer terganggu, menjadi rumit dan sulit untuk dimodelkan. Salah satunya disebabkan oleh letusan Gunung Tonga.

ADVERTISEMENT

Gangguan Vulkanik

Studi terbaru menunjukkan letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai menyebabkan kondisi berombak di ionosfer yang berlangsung beberapa hari. Ukuran gelombang yang dihasilkannya di ionosfer memiliki ukuran yang sama dengan yang diciptakan oleh badai geomagnetik.

Sementara gelombang ini mempengaruhi data GPS di seluruh dunia selama berhari-hari setelah letusan, dampaknya terhadap penentuan posisi lebih terbatas dibandingkan dengan jenis gangguan lain di ionosfer "gelembung plasma super" yang terbentuk setelah letusan.

Ionosfer adalah lapisan atmosfer Bumi pada ketinggian sekitar 80-800 kilometer (50-500 mil). Lapisan ionosfer ini terdiri dari gas dengan banyak partikel bermuatan listrik, yang membuatnya menjadi "plasma".

Gelembung Plasma Ekuator

Gelembung plasma ekuator adalah gangguan plasma di ionosfer yang secara alami terjadi pada malam hari di atas daerah lintang rendah. Gelembung plasma seperti itu terjadi secara teratur.

Saat naik, gelembung plasma membentuk struktur aneh yang menyerupai kaktus atau akar pohon terbalik. Karena medan magnet Bumi, struktur ini menyebar saat gelembung tumbuh di atas ekuator.

Hasilnya adalah gelembung ketinggian yang lebih tinggi juga mencapai garis lintang yang lebih tinggi. Biasanya, gelembung plasma mencapai beberapa ratus kilometer di atas ekuator, mencapai garis lintang antara 15 dan 20 derajat ke utara dan selatan.

Gelembung Langka di Atas Australia

Para ilmuwan mendeteksi gelembung plasma super di atas Asia Tenggara tak lama setelah letusan Tonga. Ukurannya diperkirakan serupa dengan gelembung super langka yang dilaporkan sebelumnya.

Medan magnet Bumi membawa gangguan ini ke selatan, di mana ia bertahan selama beberapa jam di atas Townsville di timur laut Australia.

Sampai saat ini, gelembung ini adalah gelembung plasma terjauh yang pernah diamati di selatan Australia. Meskipun sangat jarang, gelembung super semacam itu diketahui terjadi di Australia utara, tetapi belum pernah diamati secara langsung sebelum peristiwa ini.

Gelombang dari letusan gunung berapi mengganggu angin di atmosfer bagian atas, mengubah aliran plasma di ionosfer dan menimbulkan gelembung super plasma.

Dalam studi terbaru menemukan bahwa gelembung tersebut menyebabkan penundaan yang signifikan dalam penggunaan GPS presisi di seluruh Australia utara dan Asia Tenggara. Dalam beberapa kasus, mengunci lokasi di GPS membutuhkan waktu lebih dari lima jam karena gelembung plasma.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads