Saat ini dunia tengah digemparkan dengan krisis iklim yang menyebabkan pemanasan global akibat ulah manusia. Berbagai usaha untuk memerangi krisis iklim dilakukan.
Insinyur kimia yang berasal dari Universitas Monash, Australia menemukan sebuah proses industri untuk mengolah kelebihan karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Seperti diketahui CO2 tersebut berpotensi menciptakan emisi karbon negatif.
Kandungan CO2 yang melimpah di atmosfer merupakan penyebab utama untuk pemanasan global dan perubahan iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa cuka dapat membantu memerangi krisis iklim? CO2 yang berlebih tersebut bisa diproses menjadi salah satu senyawa organik bernama asam asetat. Nah, asam asetat adalah bahan kimia penting yang digunakan dalam beberapa proses industri.
Senyawa dengan rumus kimia CH3COOH tersebut juga merupakan bahan dalam cuka rumah tangga, cat vinil, dan beberapa lem.
Permintaan industri di seluruh dunia untuk asam asetat sangat besar diperkirakan 6,5 juta ton per tahun.
Sekilas Terkait Asam Asetat yang Memanfaatkan CO2
Studi terbaru yang dipublikasikan di Nature Communications, mengungkapkan asam asetat dapat dibuat dari CO2 yang ditangkap menggunakan katalis padat ekonomis untuk menggantikan katalis berbasis rhodium atau iridium cair yang biasa digunakan.
Penggunaan katalis cair dalam produksi asam asetat diketahui membutuhkan proses pemisahan dan pemurnian tambahan.
Sementara, penggunaan katalis padat yang dibuat dari metode produksi menyebabkan proses pembuatan asam asetat tidak memerlukan pemrosesan lebih lanjut. Selain itu, juga dapat mengurangi emisi.
Peneliti utama Associate Professor Akshat Tanksale mengungkapkan penemuan dalam penelitian ini bisa menjadi praktik yang diadopsi secara luas untuk industri.
Tanksale, berpendapat CO2 yang saat ini melimpah di atmosfer merupakan penyebab utama dari pemanasan global dan perubahan iklim.
"Bahkan jika kita menghentikan semua emisi industri hari ini, kita akan terus melihat dampak negatif dari pemanasan global setidaknya selama seribu tahun karena alam secara perlahan menyeimbangkan kelebihan CO2," tambahnya.
Selain itu, Tanksale juga mengungkapkan ada kebutuhan mendesak untuk secara aktif menghilangkan CO2 dari atmosfer dan mengubahnya menjadi produk yang tidak melepaskan CO2 yang dapat ditangkap kembali ke atmosfer.
Saat ini, tim penelitian akan berfokus untuk menciptakan metode industri baru yang relevan sehingga dapat diterapkan dalam skala besar yang diperlukan untuk mendorong emisi negatif.
Proses Produksi Asam Asetat
Proses produksi asam asetat yang menggunakan CO2 di atmosfer diawali ketika tim peneliti menciptakan suatu jenis bahan yang disebut sebagai kerangka organik logam atau metal organic framework (MOF).
MOF ialah zat kristalin yang terdiri atas unit-unit berulang atom besi yang terhubung dengan jembatan organik.
Setelahnya, MOF akan dipanaskan dalam lingkungan terkontrol untuk memutus jembatan organik sehingga memungkinkan atom-atom besi untuk bergabung dan membentuk partikel dengan ukuran beberapa nanometer (seper miliar meter).
Partikel besi akan terbenam dalam lapisan karbon berpori yang membuatnya sangat aktif, tetapi tetap stabil dalam kondisi reaksi yang keras. Penelitian ini merupakan kali pertama katalis berbasis besi digunakan untuk membuat asam asetat.
Jika menilik dari sudut pandang industri, maka proses yang baru ditemukan ini akan lebih efisien dan hemat biaya.
Sementara, dalam sudut pandang lingkungan, proses ini menawarkan kesempatan untuk secara signifikan memperbaiki proses manufaktur saat ini yang mencemari lingkungan.
Penelitian ini membawakan solusi untuk melambatkan atau bahkan membalik perubahan iklim sembari memberikan manfaat ekonomi bagi industri melalui penjualan produk asam asetat.
Saat ini, para peneliti tengah mengembangkan proses ini untuk komersialisasi. Mereka bekerja sama dengan mitra industri sebagai bagian dari Australian Research Council (ARC) Research Hub for Carbon Utilisation and Recycling.
(pal/pal)