Latar belakang karya tulis ilmiah adalah penjelasan singkat mengenai penelitian dan alasan mengapa topik tersebut penting untuk dibahas. Pada bagian ini juga perlu menampilkan ulasan mengenai penelitian terkait dan penjelasan tentang perbedaan keduanya.
Pada dasarnya latar belakang karya tulis ilmiah berbeda dengan pendahuluan. Dikutip dari Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI Kemdikbud, pendahuluan merupakan bab pertama dari suatu karya tulis yang mencakup tinjauan pustaka dan beberapa unsur.
Nah, latar belakang termasuk ke dalam unsur yang tersebut. Unsur lainnya seperti rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rancangan penelitian hingga tinjauan pustaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sebuah unsur latar belakang memiliki aspek, komponen, hingga isinya tersendiri. Dikutip dari buku Konsep dan Tips dalam Menulis Karya Ilmiah karya Hera Khairunnisa, dkk, begini penjelasannya.
Aspek Latar Belakang
Secara umum latar belakang memiliki 2 aspek utama yaitu:
- Aspek Empiris: Aspek yang menggambarkan gap atau ketimpangan sehingga sebuah permasalahan dijadikan topik masalah penelitian.
- Aspek Teoritis: Aspek ini memuat terkait suatu teori yang menarik minat penulis. Pada bagian ini ditampilkan penelitian yang pernah dilakukan dan beberapa sumber yang relevan.
Komponen Latar Belakang
Beberapa hal yang perlu dikemukakan pada komponen latar belakang, yaitu:
- Mengapa peneliti memilih topik tersebut untuk diteliti?
- Apa pentingnya masalah tersebut hingga harus diteliti?
- Alasan keilmuan apa yang mendorong penelitian tersebut dilakukan dan urgensinya secara keilmuan.
- Data-data empiris yang berkaitan dengan masalah penelitian.
- Pernyataan pakar mengenai relevansi dan urgensi masalah penelitian sehingga layak untuk dikaji.
Isi Latar Belakang Masalah
- Data atau fakta yang ada: hal ini penting sebagai landasan suatu penelitian diteliti.
- Kesenjangan penelitian: Berasal dari perbedaan hasil penelitian terdahulu, konsep, teori, data atau masalahnya yang menjadi celah bagi penelitian selanjutnya.
- Analisis: Analisis diperlukan sehingga sebuah masalah menjadi lebih jelas dan dapat diterima baik oleh pembaca.
- Alasan mengapa harus diteliti: Dari analisis seharusnya bisa menghasilkan sebuah kesimpulan mengapa topik tersebut harus diteliti.
Alur Penyusunan Latar Belakang
Terkait alur penyusunan latar belakang masalah, sistem piramida terbalik sangat populer dan dianggap relatif paling mudah untuk diterapkan. Berikut langkah-langkahnya:
- Pada bagian awal jelaskan gambaran umum yang akan diangkat dari yang umum sampai mengerucut fokus pada masalah inti dan ruang lingkup yang akan diteliti.
- Pada bagian tengah ungkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli yang berkaitan dengan pentingnya masalah. Tambahkan juga efek negatif bila permasalahan tersebut tidak segera diatasi dengan didukung teori dan penelitian terdahulu.
- Bagian akhir bisa diisi dengan solusi yang bisa ditawarkan secara teoritis dan praktis lalu berikan judul penelitian.
Contoh Latar Belakang Karya Ilmiah
Berikut contoh latar belakang karya ilmiah dikutip dari buku Cerdas Menulis Karya Ilmiah karya Prof Dr Suyono M Pd, dkk.
Topik Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Apresiasi Drama
Urgensi Masalah:
Apresiasi drama merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Kegiatan mengapresiasi drama termasuk kegiatan yang memberikan 'after effect' pada seseorang setelah membaca teks drama atau menonton pertunjukan drama. Akan tetapi, mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam kegiatan mengapresiasi drama. Apresiasi drama yang dilakukan hanya sebatas mengomentari secara umum tentang jalan cerita dalam drama. Padahal, ada banyak hal yang dapat diapresiasi dalam drama.
Teori Umum:
Tahapan tersebut meliputi pemahaman tentang sinopsi drama, karakteristik setiap tokoh, alur cerita, konflik apa saja yang muncul dalam drama, dan dialog antar tokoh (Teuw, 2021:66). Tahapan dalam apresiasi drama dapat dengan mudah dilakukan oleh mahasiswa jika diterapkan suatu media pembelajaran yang tepat.
Alasan:
Menurut Moulton (1957), drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Jika mahasiswa diberikan suatu stimulus berupa pementasan drama yang ditampilkan melalui media audiovisual, maka diharapkan akan memudahkan mahasiswa mengapresiasi drama yang dimainkan. Mahasiswa diberikan tayangan 'bergerak' dan tidak hanya sekedar membaca teks drama. Dengan demikian, diperlukan suatu media yang dapat memudahkan mahasiswa dalam mengapresiasi suatu drama dengan baik.
Penegasan:
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan suatu media interaktif yang mampu memudahkan mahasiswa dalam kegiatan apresiasi drama. Dengan demikian, makalah dengan judul Penggunaan Media Audiovisual Dalam Pembelajaran Apresiasi Drama perlu ditulis dan dibahas lebih lanjut.
Nah itulah selengkapnya tentang latar belakang karya tulis ilmiah. Semoga informasi ini bermanfaat ya detikers!
(pal/pal)