Terlalu Banyak Gedung, Ilmuwan Ungkap New York Bisa Tenggelam

ADVERTISEMENT

Terlalu Banyak Gedung, Ilmuwan Ungkap New York Bisa Tenggelam

Martha Grattia - detikEdu
Selasa, 23 Mei 2023 06:00 WIB
NEW YORK, NY, UNITED STATES - NOVEMBER 29: A view of the worlds skinniest skyscraper, Steinway Tower, located at 111 West 57th Street in Manhattan, and boasts a 24:1 height to width ratio in New York, United States on November 29, 2022. Designed by SHoP Architects, the luxury condominium building stands at 1,428 feet (435 meters) tall, making it one of the largest buildings in the western hemisphere, and the third tallest in New York City. 60 apartments are included in the tower ranging from nearly $8 million for a studio to $66 million for a penthouse. In April it has opened to residents in New York City. (Photo by Fatih AktaΓ…/Anadolu Agency via Getty Images)
Ilustrasi gedung pencakar langit di kota New York, Amerika Serikat Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency
Jakarta -

New York, Amerika Serikat dikenal sebagai kota metropolitan dengan gedung-gedung pencakar langit yang tinggi. Tapi tahukah kamu, ilmuwan mengungkapkan kota yang terletak di timur laut AS ini akan tenggelam karena menopang terlalu banyak gedung.

Para ilmuwan mengungkapkan ada sekitar 1.084.954 bangunan di lima wilayah kota New York. Beratnya pun fantastis yaitu sekitar 762 miliar kilogram.

Dikutip dari laman Live Science, beratnya beban yang harus ditopang kota ini membuat para peneliti mengasumsikan New York akan tenggelam. Hasil penelitian telah dipublikasikan pada jurnal Earth's Future dengan judul The Weight of New York City: Possible Contributions to Subsidence From Anthropogenic Sources.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Faktor Perubahan Iklim

Tom Parsons, ahli geofisika di U.S. Geological Survey yang terlibat dalam penelitian tersebut mengungkapkan perubahan iklim akan membawa air naik ke kota New York. Pasalnya permukaan laut di sepanjang Pantai Atlantik di Amerika bagian utara akan naik tiga hingga empat kali lebih cepat.

ADVERTISEMENT

"Genangan akan terjadi di New York karena kenaikan air laut," kata Parsons doktor Geofisika dari Stanford University, AS itu.

Berdasarkan data GPS, salah satu wilayah New York, Manhattan bagian selatan sedang tenggelam atau surut dengan kecepatan 2,1 milimeter per tahun.

Penyebab alaminya dimulai saat zaman es berakhir, lapisan es tenggelam dan tanah di bawah menjadi daratan. Setelah es tenggelam, tepi daratan ini miring ke atas ini mengakibatkan penurunan tanah sebanyak 48 hingga 150 sentimeter di sepanjang Pantai Timur pada tahun 2100.


Faktor Bangunan

Selain penyebab alaminya, ilmuwan mencari tahu penyebab buatan seperti bangunan.

Ternyata, ada 1.084.954 bangunan di lima wilayah kota New York setara dengan 762 miliar kilogram. Jutaan bangunan ini berada di wilayah seluas 778 kilometer persegi. Lalu, para ilmuwan meneliti bagaimana berat ini sebagai penyebab tenggelam pada berbagai kondisi tanah.

Para peneliti mengungkapkan rata-rata penurunan muka tanah di seluruh kota yaitu sekitar 0,04 hingga 0,08 inci atau 1 hingga 2 mm per tahunnya.

Namun mereka juga menemukan adanya beberapa kota yang tingkat penggunaannya lebih cepat. Mereka berpendapat bahwa ini disebabkan oleh berat bangunan, tapi tidak dapat disangkal ada penyebab lainnya.

Meski demikian, Parsons mengungkapkan rata-rata penurunannya di New York masih dalam jumlah kecil per tahun.

"Kenaikan permukaan laut di New York sekitar 1 hingga 2 milimeter per tahunnya, ini setara dengan pergerakan satu tahun ke depan terkait dengan kenaikan permukaan laut," ujar Parsons.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads