Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Karena berdasarkan fakta dan bukti yang sama, seharusnya sejarah akan terus sama dan selalu demikian.
Namun, bisakah seseorang merubah sebuah sejarah tertentu? Ternyata jawabannya, mungkin dilakukan dengan melalui revisionisme sejarah.
Apa itu revisionisme sejarah? Begini penjelasannya dikutip melalui laman Science ABC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revisionisme Sejarah
Revisionisme atau negasionisme sejarah adalah fenomena ketika seseorang berupa mendefinisikan fakta sejarah dengan bagaimana fakta tersebut ditafsirkan oleh sejarawan pada zaman tertentu.
Hal ini dilakukan untuk menjelaskan bahwa sejarah bukanlah fakta belaka, melainkan sebuah proses di suatu masa ketika ingin mencoba menguraikan masa lalu. Ada berbagai proses yang perlu dilakukan.
Salah satunya adalah proses integrasi dan disintegrasi peristiwa yang dirasakan tentang sejarah tersebut. Atau menjelaskan berbagai faktor yang mungkin menyebabkan atau berperan dalam kemunculan sebuah hal.
Langkah ini bisa juga dilakukan dengan interpretasi kontradiktif dari insiden yang sama. Karena dalam sebuah sejarah akan timbul ambiguitas di berbagai bukti baik dokumenter atau berbagai bukti arkeologi yang tersedia.
Pentingnya Revisionisme Sejarah
Revisionisme sejarah penting dilakukan karena beberapa sejarah berasal dari sumber terbatas untuk mengetahuinya lebih dalam. Hal ini bagi para sejarawan kerap kali tidak cukup.
Oleh karena itu, dibutuhkannya penemuan bukti baru lalu dilakukannya sebuah evaluasi kembali. Hal ini bisa membuat sejarah semakin masuk akal.
Selain itu, revisionisme sejarah dibutuhkan karena di setiap masa sejarawan memiliki persepsi mereka sendiri tentang apa yang telah terjadi. Studi diversifikasi masa lalu ini memungkinkan untuk berpotensi pemahaman yang lebih besar tentang berbagai aspek yang terkandung di dalamnya.
Contoh Revisionisme Sejarah
Salah satu contoh revisionisme sejarah terjadi pada Batu Rosetta yang merupakan sebuah prestasi berisi dekrit dalam tulisan Mesir Kuno dan Yunani yang ditemukan pada tahun 1799.
Karena menggunakan hieroglif Mesir, prasasti itu tidak bisa diuraikan dan diabaikan. Proses revisionisme bisa membuat berbagai sejarah di Batu Rosetta akhirnya terungkap.
Selanjutnya, revisionisme bisa terjadi ketika seorang sejarawan di Amerika pada masa Perang Dingin memberikan persepsinya pada Revolusi Rusia. Mungkin mereka akan mengakibatkan meningkatnya frustasi para pekerja dengan sebuah revolusi.
Namun bila dijabarkan pada masa kini, sejarawan dapat memandang hal tersebut dengan lebih netral dan menghargai revolusi. Selain itu, mereka bisa mengomentari kekecewaan yang terkait dengan eksperimen komunis.
Revisionisme sejarah memungkinkan kita untuk menyadari fakta bahwa pengetahuan tentang masa lalu sedang dimanipulasi untuk membentuk opini dan mendapatkan pertimbangan yang mungkin signifikan secara politis dan tidak jelas.
Selain itu, revisionisme mendorong cara baru dalam memandang masa lalu dan membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih akurat tentang bagaimana peristiwa terjadi dan mengapa itu terjadi. Tetapi di sisi lain, revisionisme bisa menjadi pedang bermata dua yang harus kita waspadai.
(faz/faz)