Dosen ITB Beberkan Risiko ChatGPT buat Kebutuhan Akademik, Mahasiswa Catat!

ADVERTISEMENT

Dosen ITB Beberkan Risiko ChatGPT buat Kebutuhan Akademik, Mahasiswa Catat!

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 19 Mei 2023 18:00 WIB
Sejak dirilis untuk publik pada akhir tahun silam, ChatGPT langsung populer. Hal ini karena dianggap ChatGPT merupakan program kecerdasan buatan yang takjub.
Risiko ChatGPT di Lingkup Akademik. (Foto: Mateusz Slodkowski/Getty Images)
Jakarta -

ChatGPT mulai ramai digunakan di dunia akademik. Berkat kecepatannya dalam menyajikan informasi, siswa hingga mahasiswa mengandalkan ChatGPT untuk mencari jawaban tugas. Namun, tepatkah penggunaan ChatGPT untuk kebutuhan akademik?

ChatGPT merupakan model bahasa alami canggih yang dikembangkan oleh OpenAI. Kemampuannya untuk berkomunikasi dengan pengguna dalam bentuk percakapan alami telah memicu tantangan baru dalam dunia kecerdasan buatan.

Dosen pada Kelompok Keahlian Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Dr Eng Ayu Purwarianti, ST, MT, mengatakan, ada beberapa risiko yang harus dipertimbangkan ketika memanfaatkan ChatGPT. Simak penjelasannya berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Risiko ChatGPT dalam Lingkup Akademik

Dr Ayu mencontohkan, risiko ChatGPT meliputi regulasi, isu plagiarisme, dan etika dalam pemanfaatan ChatGPT. Ia menjelaskan, ChatGPT sangat bermanfaat untuk media pembelajaran, tetapi mahasiswa harus waspada dalam menggunakannya.

"Kalo misalnya mahasiswa disuruh bikin essay dengan tujuan supaya bisa memiliki kemampuan analisis yang lebih tinggi, serta lebih kritis dan kreatif, maka jangan menggunakan ChatGPT. Silakan membuat essay dengan kalimat sendiri dan nanti dibandingkan dengan hasil ChatGPT," ucap Dr Ayu dalam situs ITB dikutip Jumat (19/5/2023).

ADVERTISEMENT

Dr Ayu mengingatkan untuk lebih bijak lagi dalam menggunakannya sebagai alat untuk belajar karena karena risiko ChatGPT juga sangat banyak, yaitu:

1. Informasi Tidak Akurat

Risiko pertama dari ChatGPT yaitu tidak akuratnya informasi dan jawaban yang diberikan. Diharapkan agar pengguna melakukan validasi atau mencari sumber lain yang lebih terpercaya dalam mencari suatu informasi.

2. Plagiarisme

Risiko yang lain menyangkut plagiarisme. Sebab, pengguna tidak mengetahui sumber data dan jawaban yang diberikan ChatGPT. Karena itu, untuk beberapa kasus yang terkait dengan hak cipta seperti pembuatan buku dan copywriting, jangan menggunakan ChatGPT.

3. Potential Misuse

Potential misuse dalam hal ini berkaitan dengan penelitian yang melibatkan atau menghasilkan bahan, metode, teknologi atau pengetahuan yang dapat disalahgunakan untuk tujuan yang tidak etis, seperti dijelaskan oleh Europol.

Potential misuse salah satunya dapat terjadi karena ChatGPT rentan diisi permintaan untuk membuat kode program seperti jailbreak atau mengakali keamanan.




(nir/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads