Perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia di seluruh dunia. Di Indonesia, dampak perubahan iklim sangat terasa karena rentan terhadap bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor.
Remaja Indonesia pun tak sedikit terkena dampak dari masalah perubahan iklim ini di samping mereka pun menghadapi tantangan kesehatan mental yang signifikan, termasuk kecemasan, depresi, dan penyalahgunaan zat.
Dengan adanya masalah perubahan iklim, maka menjadikan meningkatnya penyebab stres yang diakibatkan pengungsian, kerawanan pangan, hingga kehilangan mata pencaharian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Associate Professor, Public Health Monash University Grace Wangge menuturkan perlunya peningkatan kesadaran akan kesehatan mental remaja. Pasalnya perubahan iklim bisa memengaruhi kesehatan mental mereka.
Hal tersebut diungkapkan Grace dalam acara diskusi IMPACT 2023: Impact of Climate Change on Youth Mental Health yang diselenggarakan oleh Monash University Indonesia.
Selain itu, ia menyebut perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja secara tidak langsung melalui perubahan norma sosial dan budaya serta penurunan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan.
![]() |
Menurutnya, masalah hubungan perubahan iklim dan kesehatan mental remaja saat ini belum banyak diteliti. Buktinya masih sedikit penelitian dan jurnal yang mempublikasikan terkait permasalahan tersebut.
"Kami tidak benar-benar memiliki penelitian, tetapi kami harus mengupas masalah perubahan iklim ini, dan melihat dampak umum dari perubahan iklim yang menyentuh kesehatan mental khususnya pada remaja," tutur Grace pada Jumat (12/5/2023).
Ia pun menyorot banyaknya kasus para remaja yang melakukan diagnosis mandiri terhadap kondisi mental mereka. Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada para remaja untuk datang langsung ke profesional.
"Ini adalah salah satu ranah yang membutuhkan ranah profesional, jadi memang sangat kami harapkan jangan sampai self diagnosis, coba cari pertolongan ke orang tua atau siapa saja," imbaunya.
Gracia pun menekankan saat ini di Puskesmas sudah tersedia layanan bagi siapa saja yang ingin mengetahui kondisi mental dirinya. Ia mengimbau para remaja untuk tidak peduli terhadap perkataan orang lain yang menganggap dirinya lemah jika berkonsultasi kepada profesional.
"Kebetulan di Puskesmas udah ada kan layanannya, mungkin itu yang harus mulai disadari bahwa kalau ada anak mengeluh stres itu bukan sesuatu yang weakness karena sekarang banyak yang bilang 'lemah loe' termasuk orang tua mungkin mereka komplain karena takut dibilang lemah, tapi yang penting harus disadari bahwa itu angkanya semakin meningkat terutama karena ada climate change," pungkasnya.
(pal/pal)