Dengan Google Earth, tim arkeolog berhasil menemukan jejak kamp Romawi kuno di bekas wilayah kerajaan kuno Nabataean. Kamp ini diperkirakan dibangun pada abad ke-2 M di gurun Yordania untuk misi militer rahasia.
Profesor emeritus sejarah klasik dan kuno David Kennedy dari University of Western Australia menilai, temuan arkeolog Michael Fradley dkk tersebut sangat penting. Sebab, hanya ada beberapa kamp militer Romawi yang berhasil ditemukan di Timur Tengah, seperti dikutip dari Live Science.
Namun, sambungnya, butuh penelitian langsung ke lokasi untuk mencari artefak apapun untuk memperkuat penanggalan yang sudah diestimasi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan Kamp Romawi Kuno
Michael Fradley, seorang arkeolog lanskap di University of Oxford, semula menemukan kamp Romawi kuno tersebut dari gambar satelit Google Earth.
Hanya garis luar kamp saja yang tampak di Google Earth. Sementara itu, tidak terlihat bangunan atau tembok tinggi kamp.
Letak kamp tersebut sangat jauh di pelosok gurun Yordania. Karena itu, belum ada ilmuwan yang mengunjunginya langsung. Namun, beberapa jejak ban mobil tampak di gambar satelit, pertanda ada beberapa kendaraan yang melintasi kawasan ini, tulis Fradley dkk dalam laporannya di jurnal Antiquity.
![]() |
Fradley dkk kemudian mendapati, satu tembok kamp sempat tercatat di daftar warisan Yordania. Namun, tembok tersebut tidak ditandai ditandai sebagai kamp Romawi.
Untuk menganalisis foto satelit dari Google Earth dan sumber lainnya lebih lanjut, Fradley bekerja sama dengan tim proyek Endangered Archaeology in the Middle East and North Africa (EAMENA).
Di foto satelit Google Earth bagian selatan gurun Yordania, ia mendapati bentuk khas kamp Romawi. Bentuk mirip kartu poker itu ditemukan di dua tempat lainnya, dari oasis dekat Bayir hingga ke area gurun. Kamp-kamp ini saling terpisah jauh, sekitar 37 - 44 km.
Berdasarkan investigasi dengan Google Earth dan foto aerial, tim peneliti memperkirakan bahwa garis unik di gurun itu adalah jejak kamp militer temporer Romawi kuno.
Kamp tersebut dibangun para prajurit dengan menumpuk batu yang sesuai dengan standar pertahanan saat itu. Fradley memperkirakan,ada ratusan prajurit yang tinggal di kamp itu, lengkap dengan untanya.
Dibangun untuk Misi Rahasia?
Menurut Fradley dkk, berdasarkan garis kamp, jejak Romawi kuno itu semula merupakan bagian rencana serangan rahasia ke Kota Dumat al-Jandal, Kerajaan Nabataea. Namun, tidak diketahui apakah para prajurit kembali ke kamp sebelum sampai ke kota atau pindah ke kamp lain yang lebih jauh ke timur.
Sebab, tidak ada tanda-tanda dan catatan serangan Romawi ke wilayah Kerajaan Nabataean tersebut.
Kerajaan Nabataean saat itu ditinggali orang-orang Bedouin dan sekutu dari Romawi. Jalur ke kotanya yaitu melalui lembah kering Wadi Sirhan di utara.
Anehnya, alur kamp memperlihatkan bahwa para prajurit mengarah ke kota lewat Dumat al-Jandal. Karena itu, Fredley memperkirakan, ada rencana serangan lewat jalur yang tidak terduga.
Catatan Romawi mengindikasikan bahwa Kerajaan Nabataean yang kehilangan raja pada tahun 106 diserahkan secara damai ke pemerintah Romawi. Namun, berdasarkan temuannya, Fradley menduga bahwa pemerintah Romawi bisa jadi melakukan cara-cara kekerasan untuk memperoleh wilayah itu.
(twu/twu)