Logam tanah langka berhasil dideteksi para astronom di atmosfer exoplanet KELT-9b, yaitu planet di luar tata surya. Unsur langka ini pertama kalinya ditemukan di tempat sangat jauh.
Nicholas Borsato, seorang astrofisikawan dari Universitas Lund, Swedia mengatakan bahwa mereka telah merancang metode baru untuk memperoleh informasi yang lebih rinci di ruang angkasa.
Metode tersebut yang memungkinkan Borsato menemukan tardium, di samping vanadium, barium, strontium, nikel, dan lainnya,seperti dilansir dalam laman Science Alert.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut para peneliti, temuan ini cukup mengejutkan karena KELT-9b merupakan salah satu exoplanet paling ekstrem dengan suhu yang sangat panas.
Pada siang hari, suhu di KELT-9b mencapai suhu terpanasnya yaitu lebih dari 4.327 derajat Celcius. Tinggu suhunya lebih dari 80 persen bintang di Galaksi Bimasakiti. Karena itu, para ilmuwan menilai pihaknya beruntung bisa mendeteksi ke dalam atmosfernya.
Lebih lanjut, salah satu unsur langka dengan nomor atomik 65 ini umumnya ditemukan dalam jumlah kecil. Menurut peneliti, penemuan terbium di planet ekstrasurya KELT-9b merupakan hal di luar perkiraan. Di Bumi sendiri, terbium sendiri umumnya ditemukan tercampur dengan elemen lain.
Unsur berat di atmosfer KELT-9b ini diperkirakan terbentuk dari salah satu peristiwa dahsyat. Contohnya seperti ledakan supernova dan atau tabrakan antara dua bintang neutron.
Manfaat Penemuan Terbium
Deteksi Usia Exoplanet
Ternyata, penemuan elemen ini membantu peneliti menentukan usia planet ekstrasurya KELT-9b dan bagaimana terbentuknya. Usianya hanya sekitar 300 juta tahun, relatif muda ketimbang usia Bumi yang sekitar 4,543 miliar tahun.
Karena usia yang relatif muda, eksoplanet KELT-9b diperkirakan memiliki elemen yang lebih berat dan bervariasi. Sebab, unsur-unsur tersebut diduga terbentuk dari akumulasi bahan yang masuk dari ledakan atau tabrakan bintang lain yang lebih tua.
Deteksi Bumi Kedua
Borsato mengatakan, deteksi kehidupan di luar tata surya dan bintang induknya yang bukan Matahari juga akan terbantu lewat penemuan materi biologis di atmosfer exoplanet.
Ia menambahkan, ia dan tim akan terus mempelajari bagaimana atmosfer planet-planet bekerja dengan mendeteksi unsur berat di dalamnya. Makin kenal planet-planet ini, sambungnya, makin besar peluang menemukan Bumi kedua di masa depan.
(twu/twu)