Mengapa Gurun Bisa Gersang dan Sangat Kering? Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Mengapa Gurun Bisa Gersang dan Sangat Kering? Ini Penyebabnya

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 30 Apr 2023 14:00 WIB
An aerial view of abandoned buses used for target practice in a military range in the Negev desert, southern Israel December 17, 2021. Picture taken with a drone on December 17, 2021. REUTERS/Amir Cohen
Foto: REUTERS/AMIR COHEN/Gurun
Jakarta -

Gurun adalah padang luas tandus yang memiliki curah hujan rendah. Daerah gurun terkenal kering, gersang, dan tidak punya banyak aliran air untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga jarang ada yang tinggal di wilayah tersebut.

Mengutip buku Planet Kehidupan oleh Lesley Rees (2006), pada wilayah gurun, hujan bisa tidak turun selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Contohnya di Gurun Atacama Amerika Selatan, hujan mungkin tidak turun sama sekali.

Suhu daerah gurun bisa mencapai 80 derajat celsius pada siang hari. Suhu gurun akan turun drastis saat Matahari terbenam karena tidak akan ada awan yang bisa memerangkap panas sehingga suhu gurun akan dingin pada saat malam hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, mengapa gurun bisa gersang dan terasa sangat kering?

Pola Sirkulasi Udara Global

Melansir situs Science Alert, daerah gurun secara umum mendapat curah hujan kurang dari 10 inci (25 cm) setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Lyn Fenstermaker, seorang ekologi di Desert Research Institute di Reno, Nevada, alasan terbesar yang membuat gurun gersang adalah pola sirkulasi udara global.

Energi matahari mengarah langsung ke ekuator bumi lalu memanaskan udara dan menguapkan air. Udara yang hangat tersebut bergerak ke kutub.

Pola sirkulasi ini akhirnya menggerakkan angin pasat yang mendorong perahu-perahu bisa berlayar ke tengah laut.

Pola angin pun berinteraksi dengan topografi yang mempengaruhi keberadaan gurun. Udara yang menyapu dari laut ke arah pegunungan melepaskan kelembapannya sebagai curah hujan atau salju ke lereng saat udara naik. Sedangkan saat udara tenggelam ke sisi lain, udara pun menjadi kering.

Pengaruh Perubahan Iklim

Menurut Andreas Prein, ilmuwan atmosfer di National Center for Atmospheric Research di Boulder, mengatakan bahwa perubahan iklim membentuk batas-batas gurun pasir di seluruh dunia. Perubahan iklim pun memperluas zona pembentukan gurun.

Adanya kenaikan suhu dapat mempercepat pergeseran dengan meningkatkan penguapan air dan membuat udara menjadi lebih kering. Keseimbangan curah hujan pun terganggu karena banyak terjadi penguapan dan wilayah gurun semakin meluas.

"Secara global, dengan pemanasan, apa yang kami perkirakan adalah bahwa kita akan mengalami lebih banyak penguapan, dan perluasan wilayah gurun yang ada," kata Fenstermaker dalam situs Science Alert.

Tidak Semua Gurun Panas

Walaupun gurun identik dengan kekeringannya, tidak semua gurun panas. Beberapa gurun di wilayah Arktik dan Antartika memiliki udara dingin.

Suhu dingin dari kutub menyebabkan curah hujan sangat sedikit meski tersimpan banyak air pada permukaan tanahnya.

Mengutip detikTravel, gurun terdingin di dunia adalah Gurun Antartika. Gurun ini terdapat di Kutub Selatan Bumi dengan luas 14 juta km. Di daerah tersebut tidak ada manusia yang tinggal, ada juga penguin dan spesies tungau.

Gurun Sahara pun pada ribuan tahun yang lalu tidaklah kering seperti saat ini melainkan ditutupi oleh padang rumput dan memiliki hutan tropis. Namun, keadaannya menjadi seperti sekarang setelah pola iklim global berubah.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads