Ini Planet Paling Terang & Terpanas di Tata Surya, Tetangga Bumi

ADVERTISEMENT

Ini Planet Paling Terang & Terpanas di Tata Surya, Tetangga Bumi

Fahri Zulfikar - detikEdu
Minggu, 30 Apr 2023 19:00 WIB
Ilustrasi 5 Planet sejajar di langit
Foto: Situs Lapan/ilustrasi planet
Jakarta -

Planet paling terang dan panas di tata surya adalah Venus. Planet terdekat kedua dari Matahari ini kerap terlihat dari langit Bumi ketika cerah & tampak paling terang di antara bintang-bintang.

Karena letaknya yang dekat dalam sistem tata surya, Venus dan Bumi sering disebut kembar. Keduanya juga memiliki kesamaan ukuran, massa, kepadatan, komposisi, dan gravitasi.

Namun, Venus hanya sedikit lebih kecil dari planet Bumi, dengan massa sekitar 80% massa Bumi. Selain itu, Venus bukanlah planet gas, melainkan planet berbatu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagian dalam Venus terbuat dari inti besi metalik yang lebarnya kira-kira 2.400 mil (6.000 km). Mantel batuan cair Venus kira-kira setebal 1.200 mil (3.000 km). Kerak Venus sebagian besar basal dan diperkirakan setebal 6 sampai 12 mil (10 sampai 20 km).

Adapun alasan Venus menjadi planet paling terang karena diselimuti oleh awan di atmosfernya yang memiliki tingkat pantulan tinggi. Awan tersebut mengandung titik-titik kecil asam belerang, sehingga cahaya Matahari memantul dengan mudah di awan Venus.

ADVERTISEMENT


Mengapa Venus Jadi Planet Terpanas?

Meskipun Venus bukanlah planet yang paling dekat dengan Matahari, atmosfernya yang padat sanggup memerangkap panas dalam versi tak terkendali dari efek rumah kaca.

Akibatnya, suhu di Venus mencapai 880 derajat Fahrenheit (471 derajat Celsius), yang lebih dari cukup panas untuk melelehkan timah.

Bahkan pesawat ruang angkasa hanya bertahan beberapa jam setelah mendarat di planet ini sebelum dihancurkan.

Mengutip laman Space, lingkungan Venus saat ini adalah hasil dari "efek rumah kaca" yang memungkinkan atmosfer CO2 yang masif menyerap panas Matahari dan mempertahankan panas itu dari waktu ke waktu seperti rumah kaca untuk bunga di Bumi.

Permukaan Venus Sangat Kering

Dengan suhu yang sangat panas, Venus juga memiliki atmosfer yang mengerikan, yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dengan awan asam sulfat dan hanya sedikit air.

Atmosfer Venus lebih berat daripada planet lain mana pun, yang menyebabkan tekanan permukaan lebih dari 90 kali Bumi, mirip dengan tekanan yang ada di kedalaman 3.300 kaki (1.000 meter) di lautan.

Selain itu, permukaan Venus juga sangat kering. Selama evolusi planet, sinar ultraviolet dari Matahari menguapkan air dengan cepat, menjaga Venus dalam keadaan cair yang berkepanjangan.

Tidak ada air cair di permukaannya hari ini karena panas terik yang diciptakan oleh atmosfernya yang dipenuhi ozon yang menyebabkan air segera mendidih.

Kira-kira dua pertiga permukaan Venus ditutupi oleh dataran datar dan halus yang dirusak oleh ribuan gunung berapi. Beberapa di antaranya masih aktif sampai sekarang, dengan lebar berkisar antara 0,5 hingga 150 mil (0,8 hingga 240 km), dengan ukiran aliran lava, kanal panjang dan berkelok-kelok yang panjangnya lebih dari 3.000 mil (5.000 km).

Apakah Ada Kehidupan Di Venus?

Penemuan ilmiah tahun 2020 membuat para ilmuwan mendiskusikan apakah mungkin ada kehidupan di atmosfer Venus atau tidak.

Para ilmuwan berpikir bahwa kemungkinan besar, miliaran tahun yang lalu, Venus dapat dihuni dan sangat mirip dengan Bumi saat ini.

Namun sejak saat itu, ia telah mengalami efek rumah kaca yang drastis yang mengakibatkan perulangan Venus saat ini dengan suhu permukaan yang sangat panas dan atmosfer yang oleh banyak orang digambarkan sebagai "neraka".

Pada tahun 2020 juga, para ilmuwan mengungkap penemuan bahan kimia aneh di awan planet yang menurut beberapa orang bisa menjadi tanda kehidupan: fosfin.

Fosfin adalah senyawa kimia yang telah terlihat di Bumi serta di Jupiter dan Saturnus. Para ilmuwan berpikir bahwa di Venus, itu bisa muncul seperti di Bumi, untuk waktu yang sangat singkat di atmosfer planet.

Karena fosfin juga ditemukan bersama kelompok mikroorganisme tertentu, beberapa ilmuwan berpikir, di Bumi, senyawa tersebut diproduksi oleh mikroba saat mereka membusuk secara kimiawi.

Hal ini menyebabkan beberapa orang menduga bahwa, jika mikroba dapat membuat fosfin, mungkin mikroba bertanggung jawab atas fosfin di atmosfer Venus.

Sejak penemuan itu, ada analisis lanjutan yang membuat beberapa keraguan apakah senyawa tersebut dibuat oleh mikroba atau tidak, tetapi para ilmuwan terus menyelidiki, terutama dengan misi baru yang direncanakan untuk planet ini.

Para ilmuwan mencari bukti limbah mikroba (atau kotoran) dalam studi tahun 2022 dan tidak menemukan bukti aktivitas apapun.

Tidak ada "sidik jari" spektral yang menunjukkan kehidupan aktif di dalam atmosfer, yang membuat premis kehidupan sulit dibuktikan tanpa adanya bukti yang lebih meyakinkan.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads