Hominin mengacu pada sekelompok spesies yang dianggap manusia. Sementara saat ini satu-satunya spesies yang masih hidup dari kelompok tersebut adalah homo sapiens, bukti fosil menunjukkan ada spesies hominin lain yang hidup di bumi.
Salah satu spesies ini adalah Neanderthal. Sementara kepercayaan umum adalah kekerasan homo sapiens menyebabkan Neanderthal punah, para antropolog memiliki penelitian yang menunjukkan ada alasan lain mengapa Neanderthal punah.
Neanderthal, secara ilmiah dikenal sebagai Homo neanderthalensis. Mereka adalah spesies berbeda dan salah satu kerabat terdekat manusia modern atau homo sapiens.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam World Atlas disebutkan, Neanderthal tinggal di Eurasia dari wilayah Atlantik Eropa ke arah timur hingga Asia Tengah. Bukti genetik menunjukkan bahwa perbedaan antara kedua spesies terjadi sekitar 500.000 tahun yang lalu.
Sampai saat ini, Neanderthal dan manusia dianggap berbeda secara genetik, perilaku, dan morfologi satu sama lain. Namun, fosil terbaru menunjukkan tumpang tindih antara Neanderthal dan homo sapiens modern.
Saat ini hanya homo sapiens yang tersisa, dan penyebab pasti kepunahan Neanderthal tidak diketahui. Antropolog percaya campuran faktor, seperti perubahan iklim, penyakit, kekurangan gizi, dan kekerasan semua berkontribusi terhadap kepunahan spesies itu.
Alasan Neanderthal Punah
1. Kekerasan
Beberapa antropolog menarik kesimpulan bahwa kepunahan Neanderthal disebabkan oleh konflik kekerasan antara homo sapiens dan Neanderthal. Temuan fosil menunjukkan bahwa homo sapiens bertindak lebih agresif 10.000 tahun lalu.
Kekerasan dalam masyarakat pemburu-pengumpul manusia awal kemungkinan besar dimulai dari persaingan sumber daya. Kekerasan ini bisa menyebabkan kepunahan Neanderthal menurut antropolog Marcellin Boule pada tahun 1912.
2. Penyakit
Selain kekerasan fisik, homo sapiens mungkin telah berkontribusi pada kepunahan Neanderthal dengan memaparkan mereka pada berbagai penyakit. Ada bukti bahwa berbagai patogen melewati populasi hominin yang berbeda. Namun, tidak semua hominin memiliki kekebalan terhadap patogen yang sama.
Sementara homo sapiens kebal terhadap penyakit tertentu, Neanderthal tidak. Jika kedua spesies hidup berdekatan satu sama lain, virus mungkin dapat berpindah dengan mudah di antara kedua spesies tersebut.
3. Kawin silang
Perkawinan silang adalah cara lain para antropolog mencurigai Neanderthal mungkin telah punah. Sementara Neanderthal kawin dengan homo sapiens, Neanderthal juga kawin sedarah.
Para peneliti berhipotesis karena krisis iklim, Neanderthal mungkin hidup dalam kelompok kecil, terisolasi dari yang lain, di mana saudara akan kawin. Kelompok Neanderthal yang tersisa akan berukuran kecil dan tidak memiliki keragaman genetik, membuat mereka rentan terhadap penyakit, perubahan iklim, dan pemicu stres lainnya yang mungkin menyebabkan kepunahannya.
4. Perubahan iklim
Penurunan populasi Neanderthal terjadi bersamaan dengan perubahan iklim di Eropa. Meskipun perkawinan silang dan kekerasan kemungkinan besar berperan dalam kepunahan Neanderthal, keduanya merupakan faktor yang diprediksi memiliki dampak kecil pada spesies tersebut. Sebaliknya, iklim dapat berdampak besar pada suatu spesies.
Catatan paleoklimat menunjukkan bahwa 44.000 tahun yang lalu di Eropa terjadi periode dingin dan kering yang berlangsung selama 1.000 tahun. Bersamaan dengan gangguan iklim dingin, Neanderthal mulai menghilang dari Lembah Sungai Danube dan di Prancis.
Meskipun masih belum jelas bagaimana Neanderthal punah, para antropolog percaya kombinasi kekerasan, penyakit, perkawinan silang, dan perubahan iklim berkontribusi pada kepunahan manusia modern ini.
(nir/nwy)