Evolusi terhadap manusia ternyata menyebabkan berbagai perubahan terhadap manusia purba. Perubahan tersebut dapat kita lihat dengan jelas apabila kita membandingkan ukuran fisik manusia purba dan ukuran manusia saat ini.
Pada umumnya manusia saat ini lebih pendek, lebih ringan dan bertulang lebih kecil jika dibandingkan dengan nenek moyang kita yang hidup 100.000 tahun yang lalu. Penurunan ukuran yang signifikan dapat kita lihat dalam 10.000 tahun terakhir.
Faktor yang memengaruhi ukuran tubuh manusia sangat banyak dan sangat kompleks mulai dari genetika, lingkungan dan gaya hidup. Namun, meskipun tren penurunan ukuran tubuh terjadi tetapi dalam beberapa abad terakhir ketinggian rata-rata manusia mulai meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk, simak informasi lebih lanjut terkait perubahan ukuran tubuh manusia yang mengutip dari Australian Museum.
Perkembangan Tinggi Rata-Rata Manusia
Informasi terkait perkembangan tinggi rata-rata manusia ini didasarkan pada tinggi rata-rata laku-laki Eropa. Pasalnya terdapat data statistik yang lebih baik untuk populasi tersebut. Meskipun begitu data ini memiliki kecenderungan yang umumnya dimiliki di seluruh dunia.
Pada 40.000 tahun yang lalu, laki-laki di Eropa memiliki tinggi rata-rata 183 cm yang merupakan orang Cro-Magnon atau manusia modern pertama (Homo sapiens). Diketahui mereka merupakan pemburu-pengumpul sehingga membutuhkan kekuatan tubuh yang lebih besar dibandingkan manusia saat ini.
Pada 10.000 tahun yang lalu, laki-laki di Eropa memiliki tinggi sekitar 162,5 cm. Para ilmuwan memperkirakan penurunan ukuran tubuh ini disebabkan oleh perubahan iklim global serta penerapan pertanian.
Diketahui komunitas pertanian menderita kekurangan gizi akibat gagal panen sehingga memiliki pola makan yang lebih terbatas. Kemudian, masa ini juga dekat dengan era ternak domestik yang memperkenalkan penyakit baru ke dalam populasi manusia.
Pada saat ini rata-rata tinggi laki-laki Eropa adalah sekitar 175 cm. Peningkatan tinggi rata-rata disebabkan oleh perbaikan pola makan dan perawatan kesehatan. Ekspansi industri dan urbanisasi juga membantu menyatukan orang-orang yang terisolasi secara genetik dan mengurangi dampak perkawinan sedarah.
Ukuran Otak dan Gigi Manusia
Berdasarkan perkembangannya otak manusia terus mengalami penurunan. Saat ini ukuran otak manusia menjadi yang terkecil selama 100.000 tahun. Penurunan yang signifikan ini terjadi dalam 6.000 tahun terakhir.
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ukuran otak adalah penurunan ukuran tubuh yang terjadi. Saat ini ukuran rata-rata ukuran otak kita 100-150 sentimeter kubik lebih kecil daripada saat spesies kita pertama kali muncul. Berikut merupakan data ukuran otak manusia:
- 100.000 tahun yang lalu, ukuran otak rata-rata manusia adalah 1500 cc
- 12.000 tahun yang lalu, ukuran otak rata-rata manusia adalah 1450 cc
- Saat ini ukuran otak rata-rata manusia adalah 1350 cc
Pada saat ini kita cenderung memiliki rahang dan gigi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nenek moyang kita. Faktanya, beberapa orang saat ini tidak memiliki cukup ruang di rahangnya untuk menampung gigi bungsunya.
Meskipun perubahan ukuran ini terjadi secara proporsional sebagai dampak dari penurunan ukuran tubuh tetapi selama 10.000 tahun terakhir perubahan terjadi akibat perubahan pola makan dan teknologi.
Belakangan ini terjadi pembalikan tren akan ukuran gigi dan rahang manusia. Pasalnya, ukuran gigi semakin bertambah karena masuknya fluoride yang mengentalkan enamel gigi sehingga membuat gigi sedikit lebih besar.
Keanekaragaman Fisik
Keanekaragaman penampilan yang dimiliki manusia pada saat ini ternyata tidak tampak pada manusia purba. Awal kehidupan spesies kita yang berada di Afrika telah mengembangkan karakteristik yang mirip satu sama lain untuk bertahan hidup pada iklim tersebut.
Pada saat menyebar ke seluruh dunia pada 10.000 tahun yang lalu manusia mengembangkan adaptasi fisik baru yang lebih cocok dengan iklim tempat tinggalnya. Studi DNA terbaru sejak 2007 mengonfirmasi bahwa sifat genetik telah berubah atau beradaptasi dengan lingkungan baru selama ini.
Laju perubahan DNA dan laju evolusi telah meningkat pesat dalam 40.000 tahun terakhir. Kendati demikian area genom manusia tampaknya masih mengalami seleksi untuk hal-hal seperti penyakit dan warna kulit.
Beberapa ciri fisik diketahui diwariskan melalui perkawinan silang dengan spesies manusia purba lainnya. Sebuah tim internasional, yang dipimpin dari CL, Universitas Aix-Marseille dan Universitas Terbuka menemukan bahwa gen TBX15 terkait dengan gen yang ditemukan pada manusia purba Denisovans yang memberikan petunjuk tentang asal usul gen pada spesies kita.
Gen tersebutlah yang kemudian membantu kita untuk menentukan bentuk bibir kita melalui distribusi lemak tubuh. Kemungkinan hal tersebut akan berguna untuk Denisovan yang berada di iklim dingin tanah air Asia Tengah mereka.
Pengaruh Iklim Terhadap Karakteristik Fisik
Ciri-ciri fisik yang kita miliki seperti warna kulit dan mata, jenis dan warna rambut serta bentuk tubuh ditentukan oleh genetika. Namun, ciri fisik tersebut ternyata juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat kita tumbuh.
Selama jangka waktu yang waktu yang lama, lingkungan akan mempengaruhi gen untuk mengembangkan karakteristik tertentu dalam suatu populasi. Berikut merupakan perbedaan karakteristik fisik yang didasarkan pada iklim.
Perawakan pendek dan kekar akan dimiliki oleh manusia yang hidup di iklim dingin. Akibat dari area permukaan yang berkurang dibandingkan dengan berat memungkinkan lebih banyak panas tubuh yang dipertahankan.
Tubuh kurus dengan kaki yang panjang akan dimiliki manusia di daerah panas. Permukaan kulit yang lebih besar dibandingkan beratnya akan berdampak pada panas tubuh lebih mudah menghilang
Kulit yang lebih terang akan memungkinkan penetrasi sinar UV matahari. Sinar ini membantu tubuh menyintesis vitamin D. Kulit yang lebih gelap akan melindungi tubuh dari penyerapan terlalu banyak sinar UV. Hal tersebut dapat menyebabkan kanker ataupun menghancurkan vitamin dan mineral penting.
Orang yang tinggal dalam iklim panas yang lembab cenderung memiliki hidung lebar dan rata sehingga memungkinkan udara yang dihirup menjadi lembab dan kelembaban di udara yang dihembuskan dipertahankan.
Sedangkan ketika tinggal di iklim panas dan kering biasanya memiliki hidung menyempit dan menonjol sehingga dapat mengurangi jumlah air yang hilang dari paru-paru saat bernafas.
Jika tinggal di iklim dingin dan kering umumnya memiliki hidung yang lebih kecil, lebih panjang dan lebih sempit. Hidung jenis ini melembabkan dan menghangatkan udara yang masuk.
Rambut keriting yang ketat akan menjaga rambut dari leher dan memperlihatkan lebih banyak area kulit kepala daripada rambut lurus. Sehingga membantu dengan pendinginan dan penguapan keringat dan biasanya dimiliki oleh orang di iklim panas.
Rambut lurus dimiliki oleh orang yang tinggal di iklim dingin untuk membuat leher dan kepala tetap hangat dan memungkinkan kelembaban dingin mengalir dari kulit kepala dengan lebih mudah.
Suhu dingin yang ekstrem menyebabkan kita harus mempertahankan lapisan lemak untuk menambah kehangatan. Populasi di Asia Utara dan Kutub Utara cenderung memiliki wajah yang lebar dan datar untuk mengurangi efek radang dingin.
Bibir yang tebal memiliki permukaan yang lebih besar untuk membantu menguapkan kelembaban dan mendinginkan tubuh. Permukaan yang lebih besar juga memungkinkan pendinginan dengan melembabkan bibir.
Lapisan epicanthic yang dimiliki oleh orang Asia Utara dan Timur merupakan adaptasi untuk melindungi mata dari salju yang keras dan silau salju. Mata biru akan membiarkan lebih banyak cahaya yang masuk sehingga membantu penglihatan di daerah yang minim cahaya.
Orang Aborigin Australia di Gurun Tengah memiliki adaptasi fisik yang tidak biasa untuk hidup di iklim yang dapat membeku dalam waktu singkat. Misalnya pada malam gurun yang dingin. Mereka telah mengembangkan kemampuan tubuh mereka ke suhu rendah tanpa memicu refleks menggigil yang biasa.
(pal/pal)