Lebaran menjadi salah satu momentum bagi umat muslim untuk saling bermaaf-maafan. Bagi sebagian orang, memaafkan merupakan salah satu tantangan yang berat.
Nah, detikers yuk kita simak manfaat dari bermaaf-maafan.
Tentang Memaafkan
Melalui laman Psychology Today dapat kita ketahui memaafkan berarti berhenti merasakan dendam terhadap pelaku kesalahan. Maaf sendiri merupakan salah satu konsep yang paling dipahami dalam psikologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maaf merupakan melepaskan dendam atau penilaian yang kita miliki terhadap orang lain atau diri sendiri. Tanpa memaafkan, peristiwa yang menyakitkan dapat terus mengikat perhatian kita dan membuat kita terikat pada masa lalu.
Sedangkan dalam laman Mayo Clinic dituliskan memaafkan dapat berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Tetapi, pada umumnya memaafkan akan melibatkan keputusan yang disengaja untuk melepaskan kebencian dan kemarahan.
Melalui memaafkan dapat membantu kita untuk terbebas dari kendali orang yang telah melakukan kesalahan pada kita. Memaafkan tidak berarti melupakan atau membuat pengecualian akan sesuatu yang menyakiti kita.
Ketika kita memaafkan seseorang juga tidak berarti bahwa kita kembali akrab dengan orang yang telah menyakiti kita. Namun, memaafkan seseorang dapat membawa kedamaian bagi kita yang dapat membantu untuk fokus pada diri sendiri dan membantu untuk melanjutkan hidup.
Tantangan untuk Memaafkan
Melalui laman Very Well Mind, karena beberapa alasan memaafkan dapat menjadi sebuah tantangan. Pasalnya, memaafkan terkadang dapat membingungkan karena mereka, pihak yang dimaafkan, dapat mengartikannya seperti 'Tidak apa-apa. Mengapa tidak melakukannya lagi?'.
Bahkan bagi seseorang yang telah memahami perbedaan antara menerima perilaku buruk seseorang dan menerima hal tersebut terjadi, memaafkan tetap dapat sulit dilakukan karena kedua hal tersebut cukup membingungkan.
Maaf juga sulit diberikan apabila kita menilai orang tersebut tidak layak untuk menerima maaf dari kita. Hal tersebut disebabkan karena pada saat memaafkan kita merasa bahwa telah membiarkannya lepas dari hukuman.
Tentunya hal tersebut sangat mudah untuk dimengerti namun penting bagi kita untuk mengingat bahwa memaafkan memungkinkan kita untuk melepaskan ikatan yang kita miliki dengan orang yang salah kepada kita serta melangkah maju dengan atau tanpa mereka.
Sedangkan jika mengutip dari laman Psychology Today, berikut merupakan beberapa alasan mengapa kita sulit untuk memaafkan seseorang meskipun memaafkan baik untuk kesehatan fisik dan mental kita:
1. Keinginan untuk balas dendam atau melakukan pembalasan. Dengan menahan maaf, kita akan merasa mampu mengontrol situasi, sehingga ketakutan bahwa memaafkan berarti kehilangan kontrol tersebut dapat muncul.
2. Kita tidak tahu cara menyelesaikan situasi sehingga lebih mudah untuk menahan dendam.
3. Kita ingin untuk tetap terhubung dengan orang yang menyakiti. Meskipun kemarahan dan dendam bukan merupakan sesuatu yang positif tetapi dengan tidak memaafkan, kita dapat menjaga hubungan tersebut.
4. Tidak memaafkan orang telah menyakiti adalah salah satu upaya untuk menjaga jarak. Kita akan merasa lebih aman ketika terpisah secara emosional dari orang yang menyakiti.
5. Kita mungkin terikat pada adrenalin yang dapat diberikan dendam dan kemarahan.
6. Selain itu kita mungkin mendapatkan bagian dari rasa identitas dari menjadi korban karena perilaku kurang menyenangkan yang kita terima.
7. Kita mungkin sering berfikir bagaimana maaf akan memberikan keuntungan bagi kita sehingga akan terasa enggan untuk memaafkan.
Manfaat Memaafkan
Menurut sebuah studi tahun 2017 dari Annals of Behavioral Medicine yang dituliskan dalam laman Very Well Mind, memaafkan seseorang akan erat kaitannya dengan lebih sedikit stres yang kita miliki sehingga berdampak pada kesehatan mental yang lebih baik.
Penelitian lainnya pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa pernyataan memaafkan biasanya dimiliki pada peserta yang menghasilkan perasaan terkait kesejahteraan mental.
Perasaan tersebut meliputi pengurangan pengaruh negatif, merasakan emosi positif, mengalami hubungan positif dengan orang lain, menyadari kemampuan pertumbuhan spiritual dan mengidentifikasi rasa makna dan tujuan dalam hidup serta rasa pemberdayaan yang lebih besar.
Sedangkan menurut penelitian pada tahun 2015, penelitian tersebut menghubungkan pengampunan dengan melupakan. Pengampunan emosional yang disengaja dinilai akan memengaruhi kita untuk melupakan kejadian yang tidak disengaja selanjutnya.
Pengampunan emosional yang dilakukan bertujuan untuk melupakan dan merupakan langkah pertama yang penting dalam rangkaian pengampunan. Sehingga pengampunan baik untuk tubuh, hubungan dan tempat kita di dunia.
Sedangkan dalam laman Mayo Clinic dituliskan bahwa memaafkan dapat menyebabkan:
- Hubungan yang lebih sehat
- Peningkatan kesehatan mental
- Mengurangi kecemasan, stres dan permusuhan
- Lebih sedikit gejala depresi
- Mengurangi tekanan darah
- Membentuk sistem kekebalan yang lebih kuat
- Peningkatan kesehatan jantung
- Peningkatan harga diri.
(faz/nwk)