Sejarah 68 Tahun KAA, Mengapa Bandung Dipilih Jadi Tuan Rumah?

ADVERTISEMENT

Sejarah 68 Tahun KAA, Mengapa Bandung Dipilih Jadi Tuan Rumah?

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Selasa, 18 Apr 2023 20:00 WIB
Suasana malam jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/4/2015). Dilokasi ini menjadi acara Historical Walk puncak dari peringatan Konferensi Asia Afrika ke 60. Pimpinan negara peserta KAA akan berjalan menelusuri jalan Asia Afrika dari Hotel Savoy Hovmann ke Gedung Merdeka. Agung Pambudhy/Detikcom.
Gedung Merdeka Bandung saat malam tempat berlangsung Konferensi Asia Afrika yang dibuka 18 April 1955 Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Hari ini tanggal 18 April pada 68 tahun lalu digelar pertemuan bersejarah Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Merdeka, Bandung. Mengapa kota yang dijuluki Paris van Java ini dipilih menjadi tuan rumah forum internasional?

KAA dihadiri oleh 29 negara yang mewakili lebih dari setengah jumlah penduduk dunia. Konferensi ini dipimpin oleh para pemimpin pemerintahan dari negara-negara yang baru merdeka, antara lain Ali Sastroamidjojo dari Indonesia, Mohammad Ali Bogra dari Pakistan, Jawaharlal Nehru dari India, Sir John Kotelawala dari Sri Lanka, dan U Nu dari Burma/Myanmar.

Latar belakang diadakannya KAA adalah kesamaan nasib negara-negara di Asia dan Afrika setelah Perang Dunia II. Selain itu, mendukung perjuangan dan mendorong terwujudnya kemerdekaan bagi negara-negara yang masih berada di bawah penjajahan setelah Perang Dunia II.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, usai Perang Dunia II ketegangan masih terus melanda dunia. Pasalnya ada perebutan pengaruh antara Blok Barat yang dimotori oleh Amerika Serikat melawan Blok Timur yang digawangi oleh Uni Soviet, yang kemudian dikenal sebagai Perang Dingin.

Situasi ini mendorong digelarnya KAA. Bermula dari gagasan Perdana Menteri Indonesia kala itu, Ali Sastroamidjojo, saat menghadiri pertemuan dengan para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika yang diadakan atas undangan Perdana Menteri Sri Lanka, Sir John Kotelawala.

ADVERTISEMENT

Dari pertemuan tersebut, muncul gagasan untuk mengadakan konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, guna menciptakan solidaritas serta menjalin persatuan di tengah persaingan dua idealisme besar yakni Blok Barat dan Blok Timur.

Kemudian tanggal 28-29 Desember 1954, para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika berkumpul di Bogor, Jawa Barat, untuk menyusun kerja sama yang sifatnya netral dan tidak memihak blok manapun.

Pertemuan di Bogor ini menyepakati akan digelar KAA dan Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah.

Alasan Bandung Dipilih Jadi Tuan Rumah

Seperti dikutip dari Antara, Kota Bandung dipilih sebagai tuan rumah konferensi dunia karena semangat yang ditunjukkan selama perjuangan melawan penjajah Belanda, salah satunya peristiwa Bandung Lautan Api (BLA).

Sejarawan Mansyur Suryanegara membenarkan semangat ini menjadi dasar pemilihan Kota Bandung sebagai tuan rumah.

Salain itu, sebagaimana dikutip dari buku "50 Tahun Indonesia dan Konferensi Asia Afrika" yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri, Bandung merupakan tonggak awal gerakan kemerdekaan yang dipimpin oleh Sukarno untuk memulai perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.

Pada tahun 1926, Sukarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung, yang kemudian menjadi cikal-bakal dari Partai Nasional Indonesia (PNI). Kemudian saat ditangkap pada akhir 1929 karena dituding hendak menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda, Sukarno ditahan di Penjara Banceuy, Bandung.

Dari balik dinding penjara itu, ia menyusun pledoi yang berjudul Indonesie Klaagt Aan atau "Indonesia Menggugat". Isinya mengupas keadaan politik internasional dan kerusakan masyarakat Indonesia di bawah penjajah.

Pledoi itu lantas dibacakan dalam persidangan di pengadilan Landraad Bandung. Setelah jatuh vonis 4 tahun penjara, Sukarno dipindahkan ke Penjara Sukamiskin di kota yang sama.

Selain itu, sejumlah pemikiran Bung Karno lahir dari kota ini. Ia menyusun risalah "Mencapai Indonesia Merdeka" di sebuah tempat peristirahatan yang terletak di selatan Kota Bandung.

Seperti diketahui, KAA digelar selama 8 hari di Kota Bandung dan menghasilkan beberapa keputusan yang cukup penting, seperti memajukan kerja sama negara-negara Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, membantu perjuangan melawan imperialisme, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan ikut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.

KAA juga melahirkan 10 prinsip yang tercantum ke dalam "Declaration on The Promotion of World Peace and Coorporation" atau yang lebih dikenal dengan istilah Dasasila Bandung, yang di dalamnya berisi prinsip penyelenggaraan kerja sama internasional.




(pal/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads