Waktu Tepat Deteksi Dini Gejala Autisme Menurut Guru Besar UI

ADVERTISEMENT

Waktu Tepat Deteksi Dini Gejala Autisme Menurut Guru Besar UI

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 17 Apr 2023 06:30 WIB
Ilustrasi permainan anak
Waktu Tepat Deteksi Autisme Pada Anak. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Rini Sekartini, Sp A(K), mengatakan deteksi gejala autisme bisa dilakukan sejak usia dini.

Deteksi dini ini bertujuan untuk menghindari keterlambatan dalam diagnosis dan intervensi autisme. Kapan deteksi ini bisa dilakukan?

Autisme adalah salah satu gangguan perkembangan dan perilaku anak yang ditandai dengan terganggunya kemampuan komunikasi, interaksi sosial, serta perilaku berulang atau repetitif tanpa tujuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Autisme termasuk suatu spektrum gejala yang bervariasi mulai dari paling ringan hingga paling berat. Lebih lanjut, Prof. Rini mengatakan bahwa orang tua harus mulai waspada ketika terdapat perilaku yang tidak biasa pada anak. Deteksi awal ini bisa dimulai pada usia ini.

Deteksi Awal Autisme Pada Anak Mulai Usia 9 Bulan

Menurut Prof Rini, tanda-tanda autisme mulai terlihat pada usia 9 bulan. Biasanya, anak pengidap autisme tidak akan bereaksi saat diberikan mainan atau dipanggil namanya.

ADVERTISEMENT

"Pada anak usia 12 bulan, ia menghindari kontak mata atau terlambat bicara, belum dapat menunjuk, lalu saat anak usia 16 bulan selalu mengulang-ngulang satu kata atau tertarik dan terobsesi berlebih terhadap benda atau aktivitas," ujar Prof. Rini dalam situs UI dikutip Sabtu (15/4/2023).

Ia melanjutkan, "Pada usia 24 bulan anak belum dapat mengerti instruksi yang diberikan dan belum ada kata-kata yang diucapkan dengan jelas dan benar."

Selain itu, anak autisme juga tidak suka berinteraksi dengan anak lain atau menunjukkan reaksi yang tidak biasa terhadap suara, bau, rasa, serta penglihatan, dan perabaan.

Perangkat Deteksi Dini dan Terapi

Orang tua juga bisa menggunakan perangkat deteksi seperti kuesioner Modified Checklist for Autism in Toddlers-R/F dan beberapa perangkat deteksi lainnya.

Deteksi dini juga dapat menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

"Dengan deteksi yang lebih cepat, anak dengan autisme dapat dilakukan intervensi dini agar performa di masa depannya dapat lebih baik," kata Prof. Rini.

Ia menambahkan, intervensi yang lebih awal dan tepat pada anak dengan autisme ini akan memberikan lebih banyak waktu dan kesempatan kepada anak. Intervensi berupa terapi juga dapat diberikan, dimulai dari terapi sensori integrasi, terapi okupasi, terapi wicara, terapi perilaku, dan aquatic therapy.

"Peran orang tua dalam penanganan anak autisme ini sangat penting." ujar Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu.

Orang tua perlu memperhatikan kondisi perkembangan anak. Apabila kondisi sesuainya ada yang tidak sesuai dan mengarah ke gejala autisme, orang tua dapat segera melakukan konsultasi kepada dokter agar intervensi dini dapat dilakukan.




(nir/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads