Baju adat atau pakaian tradisional di Indonesia menjadi ciri khas akan keanekaragaman bangsa. Salah satunya adalah baju adat Palembang yang juga memiliki berbagai jenis dan makna. Apa saja?
Meski terkenal dengan makanan khasnya yaitu pempek, kota yang dijuluki Bumi Sriwijaya ini juga memiliki baju adat yang khas dan memiliki simbol dalam setiap konsepnya.
Baju Adat Palembang
Dilansir dari jurnal 'Makna Simbol dalam Aesan Gede dan Pak Sangkong Pakaian Adat Pernikahan Palembang' karya Eka Hikmawati, baju adat Palembang terdiri atas aesan gede dan pak sangkong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aesan Gede dan Pak Sangkong ini merupakan pakaian adat yang kerap dikenakan saat acara resepsi pernikahan di Palembang.
1. Baju Adat Palembang Aesan Gede
Dalam buku 'Ensiklopedia Seni dan Budaya Pakaian Adat Nusantara' oleh R. Toto Sugiharto, baju adat Palembang Aesan Gede merupakan pakaian yang melambangkan kesabaran. Tak hanya itu, pakaian ini juga melambangkan keagungan kerajaan Sriwijaya saat itu.
Pakaian ini dibalut oleh warna merah jambu yang dipadukan dengan warna keemasan. Nilai filosofis dari Aesan Gede sendiri yaitu bahwa Sumatra layak dijuluki dengan swarnadwipa atau pulau emas.
Kesan mewah ditampilkan pakaian ini dengan tambahan beberapa aksesoris seperti mahkota, bungo cempako, dan pernak pernik lainnya di baju adat Palembang Aesan Gede ini.
2. Baju Adat Palembang Pak Sangkong
Dilansir dari buku 'Ensiklopedia Seni, Budaya, dan Pariwisata Kota Palembang' oleh Dr. SYarifuddin, M.Pd dkk, baju Adat Palembang Pak Sangkong ini ada sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke-16 yang mengandung unsur Islam.
Terlihat bagaimana pakaian ini tertutup untuk pengantin perempuan yang menjadi salah satu syariat Islam.
Pakaian adat ini terbuat dari beludru dan bagian dalamnya terbuat dari kain katun yang umumnya berwarna merah.
Pada bagian luarnya banyak lempengan kuningan bermotif bunga. Selain itu, pada tiap bagian kerah, ujung lengan, dan tepi depan dihiasi oleh kuningan separuh bulat dan dihubungkan dengan benang merah.
Untuk laki-laki biasanya menggunakan songket lepus bersulam emas, jubah motif tabur bunga emas, selempang songket, dan songkok emas berwarna emas.
Sedangkan untuk perempuan menggunakan teratai penutup dada, baju kurung warna merah dengan taburan motif bunga emas, dan hiasan kepala semacam mahkota.
Sama seperti baju adat Palembang Aesan Gede, pakaian adat ini menampilkan kesan mewah dengan tambahan beberapa aksesoris yang mendukung.
Makna dan Simbol Baju Adat Palembang
Berikut beberapa makna dan simbol dari baju adat Palembang:
1. Kain Songket
Baju adat Palembang memakai kain songket dengan motif geometris semacam zig-zag atau dikenal dengan motif tumpal.
Motif ini memiliki simbol atau makna keramahan dan saling menghormati sesama manusia dan menjaga ketertiban pada masyarakat Palembang.
2. Celano Sutra
Celano sutra ini merupakan celana panjang yang berbahan sutra. Selain itu, di celana ini terdapat bordiran berbentuk bunga dengan tangkai yang menjalar atau dikenal dengan motif sulur.
Motif ini memiliki simbol atau makna sebagai kebahagiaan dan kejujuran serta harapan masa depan yang lebih baik.
3. Dodot
Dodot memiliki motif tumpal yang seperti kain songket. Namun bedanya, motif ini hanya terdapat pada kanan dan kiri. Ini merupakan simbol atau makna dimana kedua pengantin sebagai makhluk sosial tidak boleh sombong dan saling menghormati.
4. Jubah
Jubah ini merupakan baju panjang dengan motif bunga-bunga yang berupa bunga teratai yang mengapung di atas air. Motif ini sendiri memiliki simbol kebenaran, cinta kasih, kesucian, dan kebahagiaan telah menjadi sepasang suami istri.
5. Baju Kurung
Baju kurung ini dipakai oleh perempuan dari pengaruh Melayu-Islam. Motif ini sama seperti jubah yang berupa taburan bunga. Ini merupakan simbol bahwa pengantin perempuan bahagia dan senang atas pernikahannya.
6. Kesuhun Pengantin Laki-laki
Ini memiliki motif bunga-bunga seperti mawar. Ini melambangkan bahwa laki-laki mempunyai tugas melindungi keluarga dan masyarakat serta sifat pemberani baik di keluarga maupun masyarakat.
7. Kesuhun Pengantin Perempuan
Sama seperti kesuhun pengantin laki-laki, kesuhun pengantin perempuan memiliki simbol atau makna bahwa dalam kehidupan pernikahan perempuan merupakan pusat kehidupan dan harus dihargai.
8. Tebeng Malu
Ini merupakan penutup kepala samping dengan makna supaya pengantin tidak saling melirik atau saling pandang.
9. Ketu
Ini merupakan mahkota yang berbentuk seperti topi. Ketu sendiri merupakan simbol dari rasa keindahan dan kecintaan dengan daerah dan keluarganya.
10. Mahkota Pak Sangkong
Mahkota untuk perempuan ini memiliki motif hiasan bunga teratai dan setangkai mawar. Motif teratai ini mengartikan sebuah kesucian dan mawar simbol kekeluargaan. Maka ini merupakan simbol dari kesucian dan kepercayaan kepada Tuhan.
Nah, itulah penjelasan mengenai baju adat Palembang beserta makna dan simbolnya. Semoga menambah wawasan detikers ya!
(faz/faz)