- Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)
- Komponen Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Pembelian Retur Pembelian Potongan Pembelian Potongan tunai Potongan perdagangan Beban Angkut Pembelian
- Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Tahap 1 (Menghitung Biaya Bahan Baku) Tahap 2 (Menghitung Biaya Produksi) Tahap 3 (Menentukan Harga Pokok Produksi) Tahap 4 (Menghitung Harga Pokok Penjualan)
- Contoh Soal Menentukan HPP
Bagi kalian yang kerap melakukan aktivitas perdagangan tentunya sudah akrab dengan Harga Pokok Penjualan (HPP). Tahukah kalian HPP juga dapat membantu kalian untuk menghitung laba atau rugi?
Nah, detikers yuk kita simak informasi terkait harga pokok penjualan yang dapat menambah pengetahuan kalian!
Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan merupakan salah satu komponen penting dalam perhitungan keuangan bisnis. Dikutip dari buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Untuk Siswa SMA/MA Kelas XII oleh Basuki Darsono, Harga Pokok Penjualan adalah jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang-barang yang dibeli dikurangi jumlah persediaan akhir pada periode tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga Pokok Penjualan dihitung dengan mengurangi jumlah persediaan akhir dari jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang-barang yang dibeli selama periode tertentu.
HPP melibatkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan sebuah produk, seperti biaya upah tenaga kerja langsung, biaya bahan-bahan tambahan, dan biaya-biaya lainnya yang tidak terduga.
Hal ini penting untuk diperhitungkan agar bisnis dapat menentukan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan dan memperoleh keuntungan yang optimal.
Meskipun sering dianggap sama, Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan sebenarnya berbeda. Harga Pokok Produksi mencakup semua biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi.
Sedangkan, Harga Pokok Penjualan mencakup Harga Pokok Produksi yang telah ditambah dengan keuntungan yang diinginkan dari penjualan barang atau jasa tersebut.
Dalam bisnis, perhitungan Harga Pokok Penjualan dan Harga Pokok Produksi sangat penting untuk menentukan harga jual yang sesuai dan memperoleh keuntungan yang optimal.
Oleh karena itu, bisnis harus memperhitungkan semua biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk dan menambahkan keuntungan yang diinginkan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan persaingan di pasar. Dengan perhitungan yang tepat, bisnis dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan.
Komponen Harga Pokok Penjualan
Berikut merupakan komponen untuk menghitung HPP yang dituliskan dalam jurnal STEI:
Persediaan Barang Dagang
Merupakan barang yang tersedia dan akan dijual baik pada saat ini ataupun di masa yang akan datang. Bisa didapatkan dengan cara mengolah sendiri ataupun melakukan pembelian dari pihak lain.
Pembelian
Pada umumnya kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kita akan barang ataupun jasa. Bodnar Hopwood dalam jurnal ini berpendapat bahwa pembelian merupakan proses bisnis pemilihan sumber, pemesanan dan memperoleh barang dan jasa.
Retur Pembelian
Bisa berupa retur atau pengurangan harga yang digunakan untuk mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena terjadi cacat produk, rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
Potongan Pembelian
Merupakan potongan harga yang diberikan pada saat membeli barang dapat secara tunai atau kredit dengan syarat tertentu. Berikut merupakan beberapa contoh potongan pembelian:
Potongan tunai
Biasanya akan diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan jangka waktu kredit yang telah disepakati.
Potongan perdagangan
Biasanya akan diberikan potongan ketika pembeli membeli dalam jumlah yang besar. Namun, biasanya sifatnya musiman dan hanya ada pada saat promosi.
Beban Angkut Pembelian
Biasanya juga disebut sebagai freight in atau freight paid merupakan biaya yang dibayarkan oleh pembeli untuk membayar ongkos pengiriman barang.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Berikut merupakan cara untuk menghitung harga pokok penjualan yang terbagi dalam 4 tahap.
Tahap 1 (Menghitung Biaya Bahan Baku)
Bahan baku yang digunakan atau biaya bahan baku dapat dihitung dengan cara menjumlahkan saldo awal bahan baku dan pembelian bahan baku kemudian dikurangi saldo akhir bahan baku.
Rumus menghitung biaya produksi berupa bahan baku yang digunakan yaitu:
Biaya Bahan Baku= Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku - Saldo akhir bahan baku
Tahap 2 (Menghitung Biaya Produksi)
Cara Menghitung Biaya Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan 3 biaya komponen Harga Pokok Penjualan yang pertama (Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead). Dengan demikian, rumus menghitung biaya produksi adalah :
Biaya produksi= biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead Produksi
Tahap 3 (Menentukan Harga Pokok Produksi)
Cara menghitung Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan biaya produksi dan saldo awal persediaan barang kemudian dikurangi saldo akhir persediaan barang.
Rumus untuk menghitung harga pokok produksi adalah
Harga Pokok Produksi= Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang - Saldo akhir persediaan barang
Tahap 4 (Menghitung Harga Pokok Penjualan)
Cara menghitung Harga Pokok Penjualan dengan menjumlahkan harga pokok produksi dengan persediaan barang awal kemudian dikurangi persediaan barang akhir.
Rumus menghitung Harga Pokok Penjualan adalah:
Harga Pokok Penjualan (HPP)=Harga pokok produksi + Persediaan barang awal- Persediaan barang akhir
Contoh Soal Menentukan HPP
Berikut merupakan contoh perhitungan HPP yang mengutip dari jurnal 'Akuntansi Perhitungan Harga Pokok Penjualan Dengan Metode Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual' dan buku 'Ekonomi & Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi'.
Perhitungan harga pokok penjualan Januari 2017 Untuk menghitung harga pokok penjualan untuk pesanan bulan Januari maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan sebagai berikut :
Perhitungan total biaya produksi:
Biaya Bahan Baku = Rp9.367.178,10
Biaya Tenaga Kerja = Rp460.775,00
Biaya Overhead = Rp393.118,12
Total Biaya Produksi = (Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead)
= 9.367.178,10 + 460.775,00 + 393.118,12
= Rp10.221.071,22
Perhitungan harga pokok penjualan:
HPP = Total Biaya Produksi + (10% x Total Biaya Produksi)
= Rp10.221.071,22 + (10% x Rp10.221.071,22)
= Rp10.221.071,22 + Rp1.022.107,12
= Rp11.243.178,34
Perhitungan harga pokok penjualan Februari 2017 Untuk menghitung harga pokok penjualan untuk pesanan bulan Februari dari PT. LG Indonesia sebanyak 10.137 pcs screw AGG75620701 yang akan yang dikirim ke PT.LG Indonesia secara bertahap pada tanggal yang sudah ditentukan sesuai dengan permintaan dari bagian purchasing pihak pelanggan, maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan harga pokok penjualan sebagai berikut :
Perhitungan total biaya produksi:
Biaya Bahan Baku = Rp2.713.448,03
Biaya Tenaga Kerja = Rp133.784,07
Biaya Overhead = Rp113.889,28
Total Biaya Produksi = (Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead)
= 2.713.448,03 + 133.784,07 + 113.889,28
= Rp2.961.121,38
Perhitungan harga pokok penjualan:
HPP = Total Biaya Produksi + (10% x Total Biaya Produksi)
= Rp2.961.121,38 + (10% x Rp2.961.121,38)
= Rp2.961.121,28 + Rp296.112,14
= Rp3.257.233,42
Perhitungan harga pokok penjualan bulan Maret 2017 Untuk menghitung harga pokok penjualan untuk pesanan bulan Maret 2017 sebanyak 12.000 pcs screw AGG75620701 maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan harga pokok penjualan sebagai berikut :
Perhitungan total biaya produksi:
Biaya Bahan Baku = Rp3.177.902,52
Biaya Tenaga Kerja = Rp148.575,60
Biaya Overhead = Rp133.059,12
Total Biaya Produksi = (Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead)
= 3.177.902,52 + 148.575,60 + 133.059,12
Rp3.459.537,24
Perhitungan harga pokok penjualan:
HPP = Total Biaya Produksi + (10% x Total Biaya Produksi)
= Rp3.459.537,24 + (10% x Rp3.459.537,24)
= Rp3.459.537,24 + Rp345.953,72
= Rp3.805.490,96
PD Angin Segar memiliki data sebagai berikut:
Persediaan barang dagangan 1 Oktober 2007: Rp8.000.000,00
Pembelian selama bulan Oktober 2007: Rp10.000.000,00
Penjualan: Rp12.000.000,00
Retur pembelian: Rp300.000,00
Potongan pembelian: Rp200.000,00
Biaya angkut pembelian: Rp500.000,00
Persediaan barang dagangan 31 Oktober 2007: Rp3.000.000,00
Harga pokok penjualan pada Oktober 2007:
Pembelian bersih: (Pembelian + Beban angkut pembelian) - (Pengurangan harga + Potongan pembelian)
= (Rp10.000.000,00 + Rp500.000,00) - (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)
= Rp10.500.000,00 - Rp500.000,00
= Rp10.000.000,00
Harga Pokok Penjualan = (Pembelian bersih + Persediaan barang dagangan awal) - Persediaan barang dagangan akhir
= (Rp10.000.000,00 + Rp8.000.000,00) - Rp3.000.000,00
= Rp18.000.000,00 - Rp3.000.000,00
= Rp15.000.000,00
(pal/pal)