Istilah body shaming menjadi lebih sering didengar akhir-akhir ini, terutama dalam media sosial. Body shaming sendiri adalah perlakuan negatif yang sama kejamnya dengan bullying.
Secara umum, body shaming dapat terjadi langsung maupun tidak langsung. Perlakuan negatif ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan efek yang mengarah ke kesehatan mental.
Oleh karena itu penting untuk mengetahui tentang body shaming agar kita lebih bisa menjaga diri untuk tidak melakukannya atau lebih memahami sekitar kita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengapa Gen Z Mudah Insecure? Ini Alasannya |
Pengertian Body Shaming
Dilansir dari jurnal berjudul "Ini Bukan Lelucon: Body Shaming, Citra Tubuh, Dampak, dan Cara Mengatasinya" oleh Sakinah dari Universitas Hasanuddin, body shaming adalah menghina bentuk fisik orang lain yang tidak sesuai standar ideal.
Jurnal lain berjudul "Memahami Pengalaman Body Shaming pada Remaja Perempuan" oleh Tri Fajariani Fauzia dan Lintang Ratri Rahmiaji dari Universitas Diponegoro, mendefinisikan body shaming sebagai perlakuan mengomentari kekurangan fisik orang lain.
Pada praktiknya, body shaming ini tidak melalui kontak fisik, namun ini termasuk perundungan secara verbal yang melalui perkataan.
Bahkan tidak jarang body shaming tidak sengaja berawal dari kalimat candaan. Hal ini membuat beberapa orang merasa tidak nyaman dan aman terhadap penampilan fisiknya dan menutup diri dari lingkungan.
Jenis-jenis Body Shaming
Secara umum, body shaming hanya mengenai ukuran badan. Dikutip dari laman Very Well Mind, ternyata ada beberapa jenis komen negatif yang masuk dalam body shaming, yakni:
1. Berat Badan
Salah satu alasan umum seseorang melakukan body shaming karena berat badan. Baik terlalu besar ataupun terlalu kecil.
Kata-kata negatif kepada orang gemuk disebut dengan fat-shaming. Fat-shaming ini sendiri berasumsi jika seseorang akan lebih cantik jika mereka menurunkan berat badannya.
Sebaliknya, untuk orang kurus disebut dengan skinny-shaming. Skinny-shaming ini berasumsi jika mereka terlihat seperti tidak pernah makan atau memiliki gangguan makan.
2. Bulu Badan
Bulu badan yang tumbuh seperti di tangan, kaki, atau ketiak menurut beberapa orang terlihat buruk. Terutama pada perempuan, banyak orang berasumsi bahwa perempuan harus mencukur habis semua bulu di badan mereka. Karena jika tidak, mereka tidak seperti wanita.
3. Daya Tarik
Dikenal juga dengan istilah pretty-shaming yang merupakan intimidasi atau perundungan berdasarkan penampilannya menarik atau tidak.
Bahkan ada istilah yang dikenal dengan "lookism" yaitu orang-orang yang mengalami bully karena dianggap tidak menarik.
Kata lainnya adalah lookism ini diskriminasi terhadap orang-orang yang fisiknya dianggap tidak menarik atau tidak sesuai standar kecantikan masyarakat, seperti warna kulit dan sebagainya.
4. Usia
Ini dikenal dengan istilah ageisme atau age-shaming yang merupakan diskriminasi atau perundungan terhadap orang lain karena usia mereka.
Biasanya terjadi pada usia yang lebih tua. Hubungannya dengan body shaming yaitu seperti membandingkan riasan yang tidak cocok untuk usianya. Ataupun membahas kerutan yang mempermalukan orang lain.
5. Rambut
Rambut juga menjadi perbincangan dari body shaming. Standar kecantikan adalah rambut lurus dan berkilau. Lalu, rambut ikal, kusut, dan sebagainya dianggap kurang menarik.
Dampak Body Shaming
Berikut beberapa dampak body shaming yang perlu detikers ketahui:
1. Hilangnya Kepercayaan Diri dan Merasa Tidak Aman
Para korban body shaming akan cenderung kehilangan kepercayaan diri karena merasa "berbeda". Itu terjadi karena olokan yang diterima, mereka tidak bisa mengekspresikan dirinya secara leluasa dan cenderung tertutup inilah karena mereka merasa tidak aman.
2. Berusaha Menjadi Ideal
Para korban body shaming akan melakukan apa saja dan berupaya untuk menjadikan dirinya ideal dan sempurna. Contohnya, mengkonsumsi obat penggemuk atau pengurus badan yang mana tidak baik jika dikonsumsi terus menerus.
3. Gangguan Makan dan Kesehatan
Gangguan makan atau dikenal dengan eating disorder ini terjadi karena ingin mendapatkan tubuh yang ideal.
Berawal dengan diet yang akhirnya melewatkan makan, berpuasa, muntah setelah makan, berolahraga berlebihan, hingga menggunakan obat pengurus badan berlebihan. Yang akhirnya berdampak pada kesehatan seperti kurangnya nutrisi untuk otak dan tubuh.
4. Kecemasan dan Depresi
Body shaming di depan umum ataupun media sosial dapat memicu ataupun memperburuk kondisi mental seperti kecemasan atau depresi.
Pada akhirnya korban akan menarik diri dari lingkungan dan mengisolasi diri sendiri. Selain itu, mengasumsikan diri sendiri kurang dan berakibat meningkatnya rasa tidak aman dan merasa tidak punya harga diri.
Cara Mengubah Body Shaming Menjadi Body Positivity
Sebaliknya dengan ketidakpercayaan diri, terdapat istilah body positivity yang merupakan perjalanan atau proses menerima diri sendiri dan orang lain.
Dilansir dari laman Help Guide, penulis Alice E. Schluger, Ph.D. memberikan cara mengubah body shaming menjadi body positivity:
1. Jangan bersembunyi dan mengisolasi diri dari lingkungan
2. Perlakukan diri sendiri dengan kasih sayang dan pengertian dengan diri sendiri
3. Mengelola stres dengan meditasi dan relaksasi
4. Tunjukan kekuatan dari dirimu
5. Fokus kepada hal-hal yang kamu sukai
6. Bangga terhadap diri sendiri
7. Lakukan aktivitas fisik seperti olahraga
8. Terima kritik menjadi hal positif
9. Jangan menyalahkan diri sendiri
10. Berteman dengan makanan.
Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai body shaming. Mulai sekarang yuk semakin sadar dengan body shaming dan dukung temanmu apabila mengalami body shaming agar tidak depresi ya!
(faz/faz)