Kail Tembaga untuk Menangkap Hiu Ditemukan di Israel, Berusia 6.000 Tahun

ADVERTISEMENT

Kail Tembaga untuk Menangkap Hiu Ditemukan di Israel, Berusia 6.000 Tahun

Martha Grattia - detikEdu
Jumat, 07 Apr 2023 15:00 WIB
An illustration showing what the small Cretaceous Period shark named Galagadon would have looked like in life, swimming along the river floor in this undated photo provided January 19, 2019.  Velizar Simeonovski/Field Museum/Handout via REUTERS  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY.   NO RESALES. NO ARCHIVES
Foto: Field Museum/Handout via REUTERS/ilustrasi hiu purba
Jakarta -

Sebuah penemuan baru menunjukkan hiu telah menjadi menu bagi penduduk kuno Levant melalui penemuan kail tembaga dengan ukuran besar.

Dilansir dari laman IFL Science, kail yang ditemukan selama penggalian oleh Israel Antiquity Authority di kota Ashkelon pada tahun 2018 ini diperkirakan berusia 6.000 tahun.

Benda ini merupakan salah satu tembaga tertua yang pernah ditemukan untuk usia dan ukurannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan peralatan prasejarah ini juga membuat para peneliti mengungkapkan kisah tentang bagaimana kawasan bersejarah ini hidup, memancing, dan makan selama zaman tembaga.


Kail Tembaga untuk Menangkap Ikan Hiu

Dr Yael Abadi-Reiss, co-director penggalian menyatakan bahwa temuan unik ini memiliki panjang 6,5 sentimeter atau 2,6 inci dan lebar 4 sentimeter atau 1,6 inci.

ADVERTISEMENT

Ukuran yang besar inilah cocok untuk berburu hiu sepanjang dua hingga 3 meter atau ikan tuna besar. Sebelumnya, pernah ditemukan kail ikan kuno namun terbuat dari tulang dan ukuran yang jauh lebih kecil.

Kemudian sekitar 23.000 tahun yang lalu juga pernah ditemukan pancing dating yang digali di sebuah gua di pulau Okinawa, Jepang.

Namun hanya memiliki panjang lebih dari satu sentimeter dan dibuat dari kerang laut biasa. Maka dari itu, diperlukan sesuatu yang lebih besar dan kuat untuk menjerat seekor hiu.

Abadi-Reiss mengucapkan bahwa penggunaan tembaga dimulai pada periode Chalcolithic dan menarik untuk mengetahui bahwa inovasi teknologi ini diterapkan pada zaman kuno untuk produksi kail bagi nelayan di sepanjang pantai Mediterania.

Wilayah ini mencakup sebagian besar wilayah yang saat ini dikenal sebagai Timur Tengah.

Penemuan Tembaga Memulai Munculnya Hal-hal Baru

Periode Chalcolithic ini dimulai sekitar tahun 6.500 tahun yang lalu dan berlangsung kira-kira selama satu milenium atau dikenal sebagai zaman tembaga.

Pada periode ini mulai muncul metalurgi tembaga dan munculnya praktik dan kepercayaan agama baru.

Adanya ekonomi lokal yang didasarkan pada kegiatan pertanian tradisional seperti bercocok tanam gandum dan menggembala ternak, wilayah di sekitar Ashkelon ini menjadi pusat pedesaan yang berkembang saat ini.

Para arkeolog juga telah menemukan tulang hewan, sisa makanan yang hangus, tembikar, dan peralatan batu.

Hal itu dapat membantu mereka dalam menyatukan gaya hidup dan kebiasaan makan penduduk Chalcolithic di kawasan tersebut.

Namun, dengan penemuan kail tembaga besar ini, menambah kisah baru yang menunjukkan bahwa orang-orang juga terjun ke ombal untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan, yaitu ikan besar.

Dr Abadi-Reiss ini mengungkapkan bahwa kail pancing yang langka ini menceritakan kisah para nelayan desa yang berlayar ke laut dengan perahu mereka dan melemparkan tali tembaga yang baru ditemukan ke dalam air, hal ini diharapkan bisa menjebak hiu untuk ke pesisir.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads