FIFA memutuskan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Keputusan ini membuat kecewa para pecinta sepakbola di Tanah Air. Namun, di tengah panasnya isu itu, maskot Piala Dunia U-20 2023 yang mengadopsi badak jawa menarik perhatian.
Mengutip dari detikSport, maskot yang diberi nama Bacuya (Badak Cula Cahaya), pertama kali dikenalkan pada September 2022. Bacuya dilambangkan untuk membela dan memperjuangkan anak muda agar dapat bersenang-senang dan berekspresi.
Nah, detikers kalian udah tau belum nih tentang badak jawa? Yuk, simak informasinya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Badak Jawa
Mengutip dari buku 'Ensiklopedia: Satwa Negeriku' badak Jawa merupakan salah satu dari lima jenis badak yang masih terdapat di dunia antara lain badak sumatera, badak jawa, badak india, badak hitam afrika dan badak putih afrika.
Ciri khas yang dimiliki oleh badak jawa adalah culanya yang hanya satu dan berukuran kecil. Kendati demikian, badak India ternyata juga memiliki cula hanya satu tetapi cula milik badak jawa merupakan cula terkecil jika dibandingkan dengan cula badak lainnya.
Cula yang dimiliki oleh badak jawa betina akan memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jantannya. Kisaran ukuran cula yang paling kecil adalah sekitar 20 cm dan yang paling besar berkisar di 27 cm.
Ukurannya yang kecil ini membuat terkadang badak Jawa terlihat hampir tanpa cula atau hanya berupa tonjolan kecil. Biasanya cula pada badak digunakan untuk bertarung tetapi badak jawa akan menggunakannya untuk memindahkan lumpur ke kubangan sehingga menarik tanaman agar dapat dimakan.
Ia termasuk ke dalam hewan yang menyukai sendiri atau hidup soliter serta menyukai untuk berkubang ke dalam air ataupun lumpur. Badak jawa diketahui tidak memiliki musuh alami dalam habitatnya, musuh yang dimiliki oleh hewan ini adalah manusia.
Taksonomi Badak Jawa
Berikut merupakan klasifikasi ilmiah dari badak jawa yang disebutkan oleh Lekagul dan McNelly dalam jurnal 'Genetika Populasi dan Strategi Konservasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus Desmarest 1822) yang ditulis oleh U Mamat Rahmat.
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Superkelas: Gnathostomata
Kelas: Mamalia
Superordo: Mesaxonia
Ordo: Perissodactyla
Famili: Rhinocerotida
Spesies: Rhinoceros sondaicus
Populasi Badak Jawa
Mengutip dari laman World Wide Fund for Nature, badak jawa merupakan spesies badak paling terancam di antara lima spesies badak lainnya. Diketahui populasi badak sangat sedikit dan hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Indonesia.
Populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon merupakan satu-satunya harapan untuk keberlangsungan hidup hewan ini. Hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 badak jawa tersebar di timur laut India, seluruh daratan Asia Tenggara hingga di pulau Sumatera.
Namun, populasi hewan ini yang berada di luar Jawa terakhir kali terekam di Vietnam yang sudah diburu pada tahun 2010. Oleh sebab itu, jika kita kehilangan populasi hewan ini di Jawa, maka seluruh spesies badak jawa akan hilang.
Mengutip dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang tahun 2021 tercatat kelahiran empat ekor anak badak jawa yang menambah jumlah populasi badak jawa menjadi sebanyak 75 ekor.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem(KSDAE), KLHK, Wiratno menyatakan bahwa kelahiran badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon ini merupakan salah satu contoh keberhasilan upaya perlindungan penuh badak jawa dan habitatnya.
Taman Nasional Ujung Kulon sendiri sudah ditetapkan sebagai Warisan Dunia atau World Heritage oleh UNESCO pada tahun 1991 sebagai tempat perlindungan badak jawa yang oleh IUCN dimasukan ke dalam status Critically Endangered serta masuk ke dalam 25 spesies prioritas utama konservasi Pemerintah Indonesia.
(pal/pal)