Google Doodle Rayakan Ultah Lasminingrat, Intelektual Sunda Bestie Dewi Sartika

ADVERTISEMENT

Google Doodle Rayakan Ultah Lasminingrat, Intelektual Sunda Bestie Dewi Sartika

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 29 Mar 2023 10:30 WIB
Raden Ayu Lasminingrat
Foto: Google
Jakarta -

Hari ini, Google doodle menampilkan Raden Ayu Lasminingrat untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-169. Tokoh intelektual perempuan yang hidup pada era Hindia Belanda itu lahir pada 1843 di Kota Intan, Garut.

Lasminingrat merupakan putri Raden Haji Muhammad Musa yang merupakan seorang Kepala Penghulu Kabupaten Garut, pendiri Sekolah Raja, dan penasihat pemerintah zaman Belanda.

Menurut sebuah artikel jurnal bertajuk "Peran Raden Ayu Lasminingrat dalam Mengembangkan Sekolah Keutamaan Istri Tahun 190-1948" oleh Desi Harpiah dkk, Lasminingrat tidak disekolahkan kendati seorang putri bangsawan. Pasalnya saat itu di Garut belum ada sekolah khusus perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai gantinya, Lasminingrat disekolahkan di Kontroleur Levisan, orang Belanda. Belajar di sana membuatnya menjadi perempuan Sunda pertama yang fasih berbincang bahasa Belanda dengan orang-orang Belanda di Garut.

Lasminingrat kemudian diserahkan kepada Levyssohn Norman untuk memperoleh pendidikan Barat. Dia dikirim ke Sumedang untuk belajar bersama putra-putri priyayi lainnya.

ADVERTISEMENT

Buku-buku Karya Lasminingrat

Ayah Lasminingrat mendirikan Sekolah Eropa. Sekolah ini satu dari sedikit sekolah yang menerima anak Eropa dan Bumiputra serta anak laki-laki maupun perempuan belajar bersama.

Pendidikan perempuan juga dirasa penting bagi Lasminingrat. Sayangnya semangat mencerdaskan bangsa agak tersendat karena dia dinikahkan dengan calon bupati Garut, Raden Djenon (nama R AA Wiratanudatar VII saat masih kecil).

Sebelumnya, dia sudah menikah dengan Raden Tamtoe Somadiningrat pada 1865, tetapi suaminya meninggal. Oleh sebab itu, dia pulang ke Garut.

Sekembalinya, Raden Ayu Lasminingrat bekerja seperti ayah dan saudaranya, Kartawinata serta Lenggang Kencana. Dia menulis dan menerjemahkan buku-buku untuk anak sekolah.

Raden Ayu Lasminingrat adalah perempuan Sunda pertama yang berbakat dalam menulis karya sastra Sunda. Beberapa bukunya yang terpenting adalah Carita Erman serta Warnasari I dan II. Buku-buku tersebut merupakan saduran yang diciptakan kembali dengan menyelaraskan budaya dan alam setempat.

Buku Tjarita Erman yang ditujukan untuk anak sekolah itu pertama kali terbit pada 1875 dengan aksara Jawa dan Latin. Kemudian, cetakan kedua dilakukan pada 1911 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu pada 1919.

Dukungan untuk Sekolah Dewi Sartika

Ambisi Raden Adjeng Dewi Sartika dalam mendirikan Sekolah Keutamaan Istri tidak terlepas dari campur tangan Lasminingrat. Dapat dikatakan, perempuan ini perintis dalam mewujudkannya.

Pada 1903 Lasminingrat meminta suaminya R AA Wiratanudatar VII untuk memberikan saran kepada bupati Bandung agar meluluskan keinginan Dewi Sartika. Guna menghindari hal yang tidak diinginkan, sekolah tersebut diselenggarakan di lingkungan pendopo terlebih dahulu.

Singkat cerita, upaya ini berhasil. Sakola Istri pun berdiri pada 16 Januari 1904 dan sementara berlokasi di Paseban Wetan di kompleks pendopo dalem Kabupatian Bandung. Pada 1905, pembelajaran dipindahkan ke jalan Ciguriang-Kebon Cau.

Pada perkembangannya, cabang-cabang Sakola Istri pun didirikan di Ciamis, Bogor, Serang, Pasundan, Garut, Jawa, dan Madura. Pada 1914, sekolah ini diubah namanya menjadi Sakola Raden Dewi dan didirikan juga di berbagai kota di Jawa Barat dan Sumatera Barat.

Dirikan Sekolah Keutamaan Istri

Lasminingrat membuka Sekolah Keutamaan Istri pada 1907. Sekolah ini dibuka di lingkungan Pendopo Garut di ruang gamelan.

Usahanya ini tidak menemui banyak kesulitan lantaran dia adalah istri Bupati Garut R A A Wiratanudatar VII yang disegani. Meski demikian, untuk mendapatkan murid bukan hal mudah.

Waktu itu masih ada pengaruh adat yang kuat bahwa kaum wanita tidak perlu mendapat pendidikan di sekolah. Oleh karenanya, pertama-tama Lasminingrat mengerahkan anak-anak perempuan saudaranya dan anak-anak pegawai negeri untuk menjadi murid.

Adapun para pengajar di sekolah yang didirikan Lasminingrat adalah keluarganya sendiri, yaitu Surianingrum (keponakan), Raden Rajakusumah (cucu), dan Murtiah guru yang didatangkan dari Bandung.

Kemudian, dia bersama Dokter Meulder menghadap Gubernur Jenderal di Istana Bogor untuk meminta izin pendirian sekolah. Usaha ini berhasil sehingga sekolah tersebut disahkan menjadi suatu organisasi yang disebut Vereeneging Kautamaan Istri Scholeh dengan akte nomor 12 tanggal 12 Februari 1913.

Setelah pengesahan, jumlah Sakola Kautamaan Istri berkembang di berbagai lokasi lainnya.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads