Angklung adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat. Cara memainkannya tergolong mudah, cukup menggoyangkannya hingga menghasilkan suara.
Dari beberapa alat musik asli Indonesia, angklung terdaftar sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dari UNESCO sejak November 2010. Lantas, bagaimana sejarah angklung? Apa saja jenisnya dan bagaimana cara yang tepat untuk memainkannya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Sejarah Angklung
Dikutip dari jurnal Petabudaya Belajar Kemdikbud, Selasa (21/3/2023), angklung adalah alat musik yang terbuat dari susunan beberapa batang bambu. Dalam sejarah Kerajaan Sunda (abad 12-16), angklung dimainkan untuk memuja Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Sri (dewi padi). Sedangkan dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa angklung dipakai untuk menyemangati mereka saat peperangan.
Dr. Groneman mengatakan, angklung sudah ada di Nusantara sebelum zaman Hindu. Alat ini diciptakan menyerupai alat musik calung dengan bambu yang berbeda ukuran sesuai tinggi rendanya nada.
Versi lain mengatakan angklung ditemukan pada abad ke 7 di wilayah Jawab Barat oleh seorang petani yang sedang main di kebunnya. Ketika mendengar bambu bergerak karena tiupan angin, si petani mencoba untuk menciptakan suara serupa dengan bambu yang berbeda ukuran.
Angklung pun mulai dikenal pada abad-19 lewat tangan seorang seniman. Ia menggunakan alat musik ini untuk pertunjukkan teater dan wayang.
Seiring berjalannya waktu, angklung akhirnya dikenal oleh dunia. Sebuah kelompok seniman Indonesia yang dipimpin oleh Daeng Soetigna membawa angklung ke luar negeri dan tampil di Paris pada tahun 1938. Pada saat itu, Indonesia masih dijajah oleh Belanda.
Jenis Angklung
Ada empat jenis angklung yang wajib kamu ketahui. Mulai dari Angklung dogdog lojor, angklung kanekes, angklung gubrag dan angklung padaeng. Berikut penjelasannya:
Angklung DogDog Lojor
Angklung ini dapat ditemukan di sekitar Gunung Halimun, Jawa Barat, yang digunakan oleh masyarakat Kesepuhan Pancer atau kesatuan adat Banten Kidul. Mereka menggunakan angklung untuk mengiringi ritual bercocok tanam pada tradisi Dogdog Lojor.
Semenjak agama Islam masuk ke wilayah tersebut, kesenian Dogdog Lojor juga digunakan untuk mengiringi perkawinan dan khitanan. Dibutuhkan enam instrumen dalam kesenian tersebut, yaitu 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar yang terdiri dari angklung gonggong, kingking, panembal, dan inlock.
Angklung Kanekes
Angklung Kanekes bisa ditemukan di daerah Banten. Alat musik ini dimainkan oleh masyarakat Kanekes, Baduy untuk mengiringi ritus bercocok tanam.
Meskipun angklung yang mereka miliki kuno, namun masyarakat Baduy tetap melestarikannya saat menanam padi di ladang seperti yang dicontohkan oleh para leluhur.
Sayangya, tidak semua orang Baduy bisa membuat angklung. Hanya mereka yang menjadi keturunan pembuat angklung yang berhak menciptakan alat musik tersebut.
Nama-nama angklung di Kanekes:
- Indung
- Ringkung
- Dongdong
- Gunjing
- Engklok
- Indung leutik
- Torolok
- Roel
Angklung Gubrag
Angklung gubrag adalah alat musik tertua yang digunakan untuk menghormati dewi padi. Angklung ini terdapat di kampung Cipinang, Cigudang, Bogor, Jawa Barat.
Saat kampung Cipinang berada pada musim paceklik, keberadaan angklung gubrag mulai muncul. Angklung ini digunakan untuk ritual meminta air kepada Dewi Sri (dewi padi) yang enggan menurunkan hujan.
Hingga saat ini, angklung gubrag masih digunakan dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
Angklung Padaeng
Angklung padaeng dipopulerkan oleh Bapak Angklung Diatonis Kromatis, Daeng Soetigna pada tahun 1938. Angklung ini merupakan bentuk inovasi yang dilakukan oleh Daeng dengan menggunakan komponen dasar teori musik dunia Barat.
Secara khusus, angklung padaeng dibagi menjadi dua kelompok yaitu angklung melodi dan angklung akompanimen. Setelah inovasi tersebut, muncullah angklung-angklung lainnya yang terus berkembang seperti Angklung Sarinande, Arumba, Angklung Toel, dan Angklung Sri Murni.
Cara Memainkan Angklung
Setiap orang bisa memainkan alat musik angklung jika mengetahui tekniknya. Salah satunya adalah dengan cara memegang rangka angklung dengan satu tangan, kemudian tangan lainnya menggoyangkannya hingga menghasilkan suara. Berikut teknik dasar dalam menggoyangkan angklung:
1. Kurulung (Getar)
Teknik umum yang sering digunakan dalam bermain angklung adalah kurulung (getar). Seperti yang sudah dijelaskan di atas, teknik ini menggunakan dua tangan untuk memainkannya. Cukup memegang rangka angklung, kemudian tangan satunya lagi menggoyangkannya hingga nada yang diinginkan muncul.
2. Cetok (Sentak)
Teknik ini bisa dilakukan dengan cara menarik tabung dasar dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan. Nantinya, angklung akan menghasilkan bunyi sekali yang disebut dengan stacato.
3. Tangkep
Teknik tangkep hampir mirip dengan kurulung. Namun yang membedakannya adalah salah satu tabung ditahan sehingga tidak ikut bergetar.
Simak Video "Video: Ditangkap! Ini Tampang WN Iran Peracik Sabu Jaringan Internasional"
(hnh/fds)